Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/11/11

Kamis, 11 November 2021 (Minggu ke-24 sesudah Pentakosta)

Kata "mantan" paling sering disematkan pada seseorang yang dahulu pernah menjadi pacar. Namun, kata ini juga digunakan untuk menyebut orang-orang yang telah berubah dari buruk menjadi baik. Misalnya, mantan pencuri. Kata "mantan" menunjukkan bahwa mereka sekarang tidak lagi berperilaku seperti dahulu. Namun, orang sering melupakan kata "mantan" itu sendiri, sehingga seorang mantan pelaku kejahatan tetap dianggap pelaku kejahatan, sekalipun tidak lagi melakukan kejahatan. Orang itu jadi takut mengungkap masa lalunya.

Tidak seperti orang-orang pada umumnya, Rasul Paulus tanpa ragu menyebutkan identitas masa lalunya. Dia menyebut diri sebagai seorang mantan penghujat, mantan penganiaya, dan mantan orang yang ganas (13). Dia tak ragu menyebutkan hal-hal itu karena dia telah berubah. Dia tak lagi seperti dahulu.

Dengan menyebutkan masa lalunya, Rasul Paulus bukan hendak menunjukkan kehebatan atau kebaikannya. Sebaliknya, dia menunjukkan kasih karunia Tuhan (14). Dengan pengampunan-Nya, Tuhan membuat seorang penghujat dan penganiaya yang ganas menjadi saksi Injil Kristus Yesus (15). Hanya karena belas kasihan-Nya, Tuhan memberi kesempatan kepada "orang yang paling berdosa" menjadi pelayan-Nya dan contoh bagi orang percaya lainnya (16).

Pengalaman Rasul Paulus ini kiranya menggugah kita untuk berani menjadi saksi Tuhan. Masa lalu harus menjadi pelajaran bagi kita, tetapi hendaknya tidak membebani langkah kita ke depan. Sekelam apa pun masa lalu kita, bukan berarti kita tidak mungkin menjadi pewarta kebenaran dari Tuhan. Oleh karena itu, seburuk apa pun masa lalu kita, tidak perlu minder. Sebaliknya, seindah apa pun masa lalu kita, tak menjadi alasan untuk tinggi hati dan merasa diri lebih baik daripada orang lain. Satu-satunya yang menjadi fokus kita adalah Tuhan, karena Dialah yang telah mengasihani dan mengubahkan kita di masa kini.

Masa lalu tetaplah masa lalu. Siapa pun kita dahulu, kita adalah mantan pendosa. Kita tak lagi berbuat dosa seperti dahulu, melainkan memancarkan belas kasih Allah. Oleh karena itu, kita harus move on, bergerak maju, dan turut dalam pekerjaan Tuhan di dalam segala hormat dan kemuliaan-Nya. [KRS]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org