Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/10/23

Sabtu, 23 Oktober 2021 (Minggu ke-21 Sesudah Pentakosta)

Habakuk 1:1-4
Jawaban Doa yang Berpusat pada Allah

Penderitaan adalah bagian realita kehidupan yang tak terhindarkan. Kita sering bertanya "Mengapa Tuhan izinkan hal ini terjadi?" atau, "Bukankah, Tuhan, Engkau berdaulat atas hidup ini?"

Habakuk mempertanyakan hal yang sama: "Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: 'Penindasan!' tetapi tidak Kautolong?"(2). Pertanyaan ini mengindikasikan bahwa peristiwa penderitaan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang tidak sebentar.

Bertahan dalam suasana dan kondisi derita tidak mudah bagi siapa pun. Bagi mereka yang tidak sedang dilanda derita, waktu terasa singkat dan berjalan sangat cepat, tetapi bagi mereka yang mengalami penderitaan, waktu terasa berjalan sangat lambat.

Hal menarik yang perlu kita pelajari dari Habakuk adalah penantian di tengah penderitaan. Ia menantikan jawaban Tuhan. Sebagai seorang nabi Allah, ia merasa perlu untuk menemukan jawaban atas segala masalah yang mengganggunya yang tengah terjadi atas bangsanya. Kegundahannya barangkali sampai pada mempertanyakan kasih dan keadilan Allah. Namun pada akhirnya, ia menemukan keyakinan bahwa hidupnya adalah hidup karena iman kepada Allah. Karena itu, ia sungguh-sungguh memusatkan penantiannya kepada Allah.

Habakuk bertanya kepada Allah karena ia tidak ingin menciptakan jalan keluar berdasarkan perspektif dan caranya sendiri, melainkan berdasarkan perspektif dan cara Allah.

Orang Kristen di segala zaman memiliki pergumulan di hadapan Allah, khususnya ketika menghadapi berbagai penderitaan dan ketidakadilan oleh karena ia tetap hidup dalam kebenaran. Ketika seolah-olah Allah tidak bertindak, atau tindakan dan jalan-jalan-Nya tidak dapat kita selami, Habakuk mengajak kita untuk mengalami penderitaan tersebut bersama Allah, dan menemukan jawaban yang berpusat pada Allah. Caranya adalah dengan membawa semua itu dalam doa dan melibatkan Allah dalam setiap pengambilan keputusan. [ETS]


Baca Gali Alkitab 8

Habakuk 1:1-4

Ketika kita tidak mengerti tentang berbagai hal yang terjadi di sekitar kita, datang dan bertanyalah kepada Allah. Itulah yang dilakukan oleh Nabi Habakuk tatkala ia melihat berbagai hal buruk yang terjadi dan yang dilakukan oleh orang-orang Yehuda terhadap sesamanya.

Saat kita melihat ketidakadilan dan penindasan yang mengoyak nurani, maka kita akan bertanya "Di manakah Allah?" Allah ada, Dia melihat dan merasakan, dan percayalah Allah pasti akan bertindak dengan cara-Nya sendiri.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dilakukan oleh Habakuk dan apa respons Tuhan? (2)
2. Apa saja yang diperlihatkan Tuhan kepada Habakuk sehingga ia mengeluh? (3)
3. Bagaimana bobroknya hukum dan keadilan pada masa itu? (4)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Habakuk menyampaikan keluhannya kepada Tuhan?
2. Apa yang harus ditegakkan dalam kehidupan bersama agar tercipta kedamaian dan kesejahteraan?

Apa respons Anda?
1. Bagaimana Anda menegakkan hukum dan keadilan terhadap diri Anda dan terhadap orang lain?
2. Apa yang akan Anda lakukan jika upaya Anda menegakkan hukum dan keadilan tidak membuahkan hasil?

Pokok Doa:
Memohon agar diberi kekuatan dalam menegakkan hukum dan keadilan, terutama atas diri sendiri.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org