Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/09/04

Sabtu, 4 September 2021 (Minggu ke-14 Sesudah Pentakosta)

Matius 16:13-20
Menjadi Batu Hidup

Sebongkah batu alam tidak berharga saat masih berada di gunung. Tetapi, ketika batu itu menjadi bagian dari istana yang indah, batu itu menjadi batu alam yang mahal dan berharga.

Bagian ini menutup serangkaian narasi yang menunjukkan pentingnya pengenalan akan Yesus Sang Mesias, Anak Allah yang hidup. Pengakuan Petrus akan kemesiasan Yesus menjadi sebuah pengakuan yang sangat penting (16). Ketika murid yang lain hanya melihat Yesus seperti seorang nabi, Petrus melihat-Nya lebih dari itu (14). Dan, Yesus menguatkan pengakuan Petrus dengan mengatakan bahwa pengakuan itu bukan datang dari diri Petrus sendiri, melainkan datang dari Allah (17). Jadi, Allah memakai Petrus untuk menyatakan kepada dunia bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Sejak hari itu Petrus menjadi "batu hidup" (18)-batu karang-yang di atasnya akan diletakkan dasar bangunan Bait Allah yang hidup atau Gereja. Yesus memberikan kunci kerajaan surga kepada Petrus yang sudah mengakui Yesus, Sang Anak Allah yang hidup.

Apa yang membuat kita berbahagia? Perikop ini mengajar kita bahwa kebahagiaan sejati adalah mengenal Yesus di dalam anugerah Allah. Dan, pengenalan ini membawa kita menjadi bagian dari Bait Allah yang hidup. Setiap orang yang mengakui Yesus-Anak Allah yang hidup-menjadi bagian dari bangunan Bait Allah atau Gereja yang hidup.

Manusia yang berdosa adalah seperti batu-batu yang tidak berharga di alam. Oleh anugerah Allah, ketika kita menjadi orang percaya dan mengikut Yesus, maka kita dijadikan bagian dari Bait Allah yang kudus dan mulia. Inilah kebahagiaan kita yang sejati.

Lirik lagu dalam Kidung Jemaat nomor 392 dengan tepat mengungkapkan kebahagiaan itu: "Kuberbahagia yakin teguh, Yesus abadi kepunyaanku". Besarnya anugerah Allah yang menerima kita menjadi bagian dari gereja-Nya kiranya mendorong kita untuk terus memuji Tuhan melalui hidup yang berkenan kepada-Nya. Jadilah batu-batu hidup yang tersusun rapi dan cemerlang memancarkan keindahan Kristus. [RGD]


Baca Gali Alkitab 1

Matius 16:21-28

"Siapa yang mau mengikut Yesus?" Pernahkah pertanyaan seperti itu ditanyakan kepada Anda? Atau paling tidak, pernahkah Anda mendengarnya? Mendengar pertanyaan itu, apa respons Anda?

Sejak dahulu hingga saat ini, ada begitu banyak orang yang ingin mengikuti Yesus. Bayangkan ketika Yesus belum disalibkan dan melayani di berbagai kota di Israel, ada begitu banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti-Nya; jumlahnya sudah pasti ribuan, jumlah yang sangat besar untuk ukuran masa itu, bahkan masa kini.

Tetapi, tahukah Anda, bahwa mengikut Yesus itu bukanlah hal yang mudah? Kalau yang ditawarkan-Nya adalah kenikmatan dunia, maka mengikut Yesus pasti sangat menyenangkan. Namun, jika Dia meminta kita meninggalkan kenikmatan dunia untuk dapat mengikut Dia, maukah kita?

Apa saja yang Anda baca?
1. Mengapa Yesus harus pergi ke Yerusalem? (21)
2. Apa yang Petrus lakukan setelah mendengar tujuan kepergian Yesus? (22)
3. Apa respons Yesus terhadap perkataan Petrus? (23)
4. Apa yang harus dilakukan untuk mengikut Yesus? Apa penjelasan Yesus tentang hal itu? (24-26)
5. Bagaimana Yesus menggambarkan akan kedatangan-Nya nanti untuk kedua kali? (27-28)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Yesus harus menyangkali Diri dan kuasa-Nya sehingga harus disalibkan?
2. Mengapa Yesus menginginkan Anda melakukan hal yang sama?

Apa respons Anda?
1. Dalam bentuk atau hal apa Anda mengikut Yesus, menyangkal diri, dan memikul salib Anda?

Pokok Doa:
Jika Anda memutuskan mengikut Yesus, mintalah kekuatan kepada-Nya untuk menyangkal diri dan memikul salib Anda.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org