Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/06/12

Sabtu, 12 Juni 2021 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)

Yesaya 42:18-25
Buta dan Tuli Rohani

Membaca judul di atas, terkesan kasar. Siapa yang mau diberi stigma buta dan tuli rohani? Tentu tidak ada! Kita akan menjawab: "Saya bukan orang yang seperti itu!" Akan tetapi, benarkah demikian?

Umat Israel merasa bangga sebagai bangsa pilihan Tuhan. Apakah mereka dapat disebut sebagai hamba Tuhan yang setia? Sayangnya tidak! Tuhan menghardik umat Israel yang menjadi hamba dan utusan-Nya dengan sebutan orang-orang yang "buta" dan "tuli" (18-19). Mereka tidak mau memerhatikan kebenaran. Para nabi telah memberi peringatan, tetapi mereka keras kepala. Mereka yang dipilih-Nya, justru dengan sengaja mempermalukan diri sendiri dengan menjadi buta dan tuli dalam perkara-perkara rohani.

Sebagai akibatnya, umat Israel dijarah dan dibawa ke pembuangan di Babel (22). Umat Israel menjadi umat yang tidak berpengetahuan, penuh kekeliruan dalam menanggapi keadaan mereka. Bukannya menghasilkan buah kebajikan, mereka justru mendatangkan api penghukuman Allah (24-25).

Pelajaran apa yang bisa kita petik? Pertama, banyak orang tahu apa yang semestinya dilakukan: apa yang baik dan benar, tetapi mereka justru mengabaikannya begitu saja. Kedua, banyak orang merasa paling benar sehingga merasa berhak mengusik kehidupan orang lain. Mereka memandang diri mereka sebagai orang yang bijaksana, padahal perbuatan mereka mencerminkan diri mereka yang buta dan tuli akan kebenaran.

Sudahkah kita bercermin melihat diri sendiri? Sudahkah kita menyadari bahwa sering kita pun melakukan hal yang sama? Kita tentu tidak menginginkan kehidupan iman kita menjadi sia-sia karena kebodohan kita. Jadilah bijak, perhatikanlah peringatan dari Tuhan. Jangan lagi menjadi orang yang buta dan tuli rohani. Tuhan tidak akan berkenan kepada sikap hati yang demikian.

Mari kita memohon ampun kepada Tuhan, supaya Ia memampukan kita untuk tidak menjadi orang-orang yang buta dan tuli rohani. Dengan penuh kesadaran, kita melakukan kehendak-Nya, dan mengikuti tuntunan terang kebenaran-Nya. [YWN]


Baca Gali Alkitab 7

Yesaya 41:21-29

Dalam satu kisah, biasanya kita membaca tentang dua pihak yang berkonflik, tak terkecuali Alkitab. Pada bagian ini, dua pihak yang ditampilkan adalah Tuhan Allah bangsa Israel dan allah-allah bangsa lain. Bangsa Babel berpikir bahwa allah-allah mereka telah menaklukkan Allah Israel karena mereka berhasil menawan bangsa Israel. Mereka pun menyanyi dengan pikiran bahwa mereka akan berjaya hingga selamanya. Semua hal itu sirna begitu saja saat Tuhan menyatakan kedaulatan dan penghakiman-Nya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapa yang memanggil berhala-berhala ke penghakiman? (21)
2. Apa yang dituntut dari berhala-berhala tersebut untuk membuktikan kuasa mereka? (22-23)
3. Pantaskah mereka disebut sebagai sembahan yang mulia? (24)
4. Apa yang telah Tuhan lakukan dengan kuasa-Nya? (25)
5. Siapa yang dapat memberitahukan tentang masa depan? Dari mana asalnya kabar baik keselamatan? (26-28)
6. Apa kesimpulan yang didapat mengenai berhala-berhala tersebut? (29)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Di antara sekian banyak figur dan idola populer, apakah ada yang sanggup melihat atau mengendalikan masa depan?
2. Siapakah Tuhan bagi Anda, sekadar tokoh dalam Alkitab atau Raja yang memegang kendali atas sejarah dan hidup Anda?
3. Ketika diperhadapkan dengan Tuhan, apakah kebanggaan Anda masih berarti?
4. Pada akhirnya, siapa yang membuktikan kuasa-Nya dan memberikan kelepasan untuk umat-Nya?

Apa respons Anda?
1. Perubahan apa yang terjadi pada iman Anda kepada Tuhan?
2. Untuk menangkal godaan di dunia ini, prinsip apa yang perlu Anda pegang

Pokok Doa:
Bersyukur karena kita bisa mengenal Tuhan dan memohon agar tetap setia kepada satu-satunya Tuhan yang berkuasa.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org