Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/04/10

Sabtu, 10 April 2021 (Minggu ke-1 sesudah Paskah)

Mazmur 116
Kuberharga di Mata-Nya

Apakah kita pernah mengalami keadaan seolah-olah kita akan mati? Bagaimana kita menghadapinya? Apakah seperti orang yang tidak memiliki pengharapan? Kita dapat menghadapinya sebagai orang percaya atau tidak. Kita dapat melihat orang-orang di sekitar kita atau hanya memandang kepada Tuhan.

Pemazmur mengemukakan pengharapannya kepada Tuhan yang ia percayai bahwa Ia mendengar doanya dan tahu tentang keadaannya (1-4). Kemudian, ia menyatakan apa yang dipercayainya tentang sifat Allah yang pengasih, adil, dan pemelihara (5-6). Pemazmur juga menyampaikan apa yang telah Ia perbuat juga sebagai dasar bagi dia untuk percaya (7-10). Ia tidak menaruh pengharapannya pada manusia karena baginya semua manusia adalah pembohong. Ia hanya percaya dan berharap kepada Tuhan. Karena itu, ia berusaha menyenangkan hati Tuhan (12-14, 16-19).

Bagi pemazmur, walau seandainya ia harus mengalami kematian karena Tuhan tidak meluputkannya dari maut, ia tetap memercayai bahwa kematiannya itu juga adalah kehendak Tuhan dan sesuatu yang berharga di mata Tuhan.

Fakta yang kita temui sampai dengan hari ini barangkali adalah apa yang disampaikan pemazmur hanya sebatas pengharapan kita kepada Tuhan dan biasanya hanya diucapkan di tengah-tengah dukacita karena kematian seseorang dengan mengutip ayat yang berbunyi: "Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya" (15). Kita tidak mau mengalami semua yang dinyatakan pemazmur karena kita sudah melupakan apa yang telah Ia perbuat, yaitu yang datang bagi kita melalui Yesus Kristus. Akibatnya, kita masih mencari pertolongan manusia lebih daripada pertolongan Tuhan, tidak mau menghamba dan tulus memuji Tuhan.

Nas hari ini menuntun kita dalam merespons kasih Allah yang memandang kita sebagai pribadi yang berharga. Kita ditantang untuk lebih memercayai-Nya dengan apa yang telah, sedang, dan akan Ia lakukan bagi kita sampai kita semua bertemu kembali dengan-Nya. [JSH]


Baca Gali Alkitab 6

Mazmur 117

Dapatkah Anda menemukan alasan untuk memuji Tuhan setiap hari? Mungkin bukan hanya ada satu, dua, atau tiga alasan yang bisa Anda temukan, melainkan akan ada banyak alasan dan sangat mungkin tidak dapat terhitung lagi banyaknya. Sebab hidup yang Anda jalani hari ini adalah hidup dari rentetan kasih karunia Allah yang begitu besar dan selalu baru setiap hari, dan bukan hanya Anda saja yang mengalaminya, tetapi seluruh bangsa, suku, dan kaum serta orang-orang dengan segala bahasa. Itulah sebabnya pemazmur dalam Mazmur 117 menyampaikan seruan untuk memuji dan memegahkan Tuhan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah yang harus memuji Tuhan? (1a)
2. Siapakah yang harus memegahkan Dia? (1b)
3. Apakah alasannya sehingga Tuhan harus dipuji dan dimegahkan menurut pemazmur? (2)
4. Seperti apa kasih Tuhan atas diri pemazmur dan umat Allah? (2a)
5. Sampai kapan waktu kesetiaan Tuhan? (2b)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Allah begitu mengasihi dan setia dengan janji-Nya kepada Anda? Dapatkah Anda menemukan alasan itu karena Anda sendiri?
2. Apa yang harus Anda lakukan kepada Allah atas kasih dan setia-Nya?

Apa respons Anda?
1. Apa bentuk pujian yang dapat Anda berikan kepada Allah?
2. Apa saja cara Anda untuk memegahkan Tuhan dalam praktik kehidupan sehari-hari?

Pokok Doa:
Meminta kepada Tuhan agar selalu diberi hati dan kemampuan untuk memuji dan memuliakan nama-Nya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org