Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/12/07

Senin, 7 Desember 2020 (Minggu Adven ke-2)

Hosea 6:7-7:2
Kemerosotan Rohani

Jatuh bangun dalam kehidupan rohani dapat dikatakan sebagai hal yang wajar sebagai manusia. Sebab kita semua masih sedang berjuang. Namun, jika terjadi kemerosotan yang terus-menerus, maka sudah seharusnya kita melakukan introspeksi diri, lalu segera meninggalkan kemerosotan itu.

Teks ini dimulai dengan frasa "tetapi mereka" untuk mengontraskan dengan bagian sebelumnya, yaitu Allah menginginkan kasih setia terhadap perjanjian. Kenyataannya, orang Israel melangkahi perjanjian dan berkhianat terhadap Allah.

Potret pengkhianatan Israel itu dipaparkan di sini. Tempat seperti Adam, Gilead, dan jalan ke Sikhem menunjukkan luasnya geografi dosa mereka. Artinya, perbuatan dosa terjadi di banyak tempat bahkan hampir di semua tempat (6:7-9). Kehidupan sosial mereka diwarnai dengan kekerasan dan pembunuhan. Satu hal yang mengherankan, pelakunya adalah para imam. Dalam hal religiositas, orang Israel bersundal dengan mengikuti ritual bangsa-bangsa kafir.

Mereka salah. Mereka sudah tidak mengenal Allah lagi. Mereka sudah tidak tahu lagi apa yang menyakitkan dan yang menyenangkan hati Allah. Mereka telah berjalan menurut keinginan sendiri. Mereka terus tanpa sadar menyakiti Allah. Mereka lupa bahwa Allah mengetahui segala kejahatan mereka (7:2).

Inilah indikator kemerosotan rohani, yaitu ketika seseorang sudah tidak lagi merasa bersalah dengan dosa yang dilakukannya. Ia menganggap enteng dan tak lagi risih terhadap dosa. Ia melupakan Allah yang telah menebusnya, seperti Hosea menebus Gomer. Ia lupa bahwa Allah tidak kompromi terhadap dosa.

Pertanyaan, siapa Allah bagi kita? Jawabannya mungkin berbanding lurus dengan cara hidup kita. JIka kita menganggap Allah tidak ada atau tidak berarti, maka kita pun menganggap rendah cara hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Namun sebaliknya jika kita mencintai Allah dan menghormati-Nya, maka sikap itu terpancar melalui perilaku menghargai kehidupan, hidup kudus dan benar. [JMH]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org