Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/10/17

Sabtu, 17 Oktober 2020 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)

Yesaya 9:8-10:4
Hukuman Mendatangkan Penderitaan

Banyak upaya dilakukan manusia untuk menutupi kesalahannya. Misalnya, dengan mengarang cerita bohong, lalu menyalahkan orang lain demi menyelamatkan diri. Akibatnya, orang lain dipersalahkan atas kesalahan yang tidak pernah dibuatnya.

Melalui nubuat Yesaya, Allah hendak menyatakan hukuman-Nya terhadap Israel Utara (Samaria) karena menunjukkan kesombongannya. Allah mengingatkan agar Israel kembali kepada-Nya, namun mereka acuh tak acuh. Efraim dengan sesumbar mau membangun kembali negerinya lebih kuat dan gagah setelah dihancurkan oleh Kerajaan Asyur (7-9). Selain itu, terjadi ketidakadilan dalam mengejar kekayaan. Israel tidak bisa diperbaiki karena tidak mau meninggalkan dosa-dosanya dan kembali kepada Allah.

Para pemimpin tidak memberi contoh yang baik, malahan melakukan tindakan jahat (13-15). Berkali-kali Allah memberikan peringatan untuk bertobat, namun mereka tidak mengindahkannya, bahkan kejahatan mereka semakin menjadi-jadi. Para pemimpin menindas rakyat dengan biadab dan menyalahgunakan kekuasaannya. Efraim dan Manasye terlibat perang saudara karena keegoisan dan kefasikan mereka (17-20).

Siapa pun yang melakukan kesalahan harus siap menerima hukuman. Sayangnya, banyak orang menghindar dari hukuman dan berupaya membenarkan diri dengan berbagai macam alasan dan argumen. Lebih parah lagi, mereka menganggap tindakannya sebagai hal yang benar. Tuhan akan menghukum setiap kejahatan dan ketidakadilan. Contohnya, peperangan antara Efraim dan Manasye yang membawa penderitaan tidak luput dari hukuman Tuhan.

Kita disadarkan akan firman-Nya bahwa hukuman akan mendatangkan penderitaan, bahkan rasa malu yang mendalam. Siapa pun yang terus mengeraskan hati dan tidak mau bertobat, sekalipun Allah telah memberikan peringatan, akan menerima hukuman Tuhan. Oleh karena itu, kita harus selalu taat menjalankan perintah-Nya. Dengan demikian, Allah akan memberkati hidup kita. [NSP]


Baca Gali Alkitab 7

Yesaya 7:10-25

Tuhan memakai nabi-Nya untuk menyampaikan pesan kepada Raja Ahas. Raja Ahas diberi kesempatan oleh Tuhan untuk meminta suatu pertanda. Namun, Ahas menolak karena ia berpikir bahwa ia tidak mau mencobai Tuhan. Karena itu, Tuhan pun langsung memberikan nubuat melalui Yesaya bahwa akan ada seorang perempuan muda yang mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dinamai Imanuel.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa perintah Tuhan kepada Raja Ahas? (10-11)
2. Bagaimana respons Ahas atas perintah Tuhan tersebut? (12)
3. Nabi Yesaya berkata kepada Ahas untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada Ahas. Apa pesan Tuhan kepadanya? (13-17)
4. Apa saja nubuat Tuhan selanjutnya yang disampaikan Yesaya kepada Ahas? (18-25)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Ketika Ahas diminta Tuhan untuk meminta suatu pertanda, dia menolak dengan alasan tidak mau mencobai Tuhan. Menurut Anda, apakah sikap Ahas tepat? Mengapa?
2. Pelajaran apa saja yang Anda peroleh dari nubuat yang disampaikan nabi Yesaya tentang kedatangan Kristus?

Apa respons Anda?
1. Jika Tuhan memberi kesempatan kepada Anda untuk meminta sesuatu secara khusus, apakah Anda akan menolak seperti Ahas atau segera mengajukan permintaan Anda kepada Tuhan?

Pokok Doa:
Memohon supaya Tuhan memberi pengertian kepada kita ketika harus meminta sesuatu kepada-Nya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org