Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/07/18

Sabtu, 18 Juli 2020 (Minggu ke-6 sesudah Pentakosta)

Hakim-hakim 3:7-11
Pendekar Kebenaran

Ada dosa yang sifatnya pribadi, yakni kejahatan-kejahatan yang dilakukan secara personal. Ada juga dosa yang dilakukan secara komunal, bahkan oleh satu bangsa. Jika dosa dan kejahatan dilakukan secara personal, penanganannya cenderung lebih mudah. Jika sifat kejahatannya kolektif, membudaya, dan secara sadar dilakukan beramai-ramai, penanggulangannya akan jauh lebih sulit.

Dengan sadar, orang Israel mengulang-ulang dosa dan kejahatan mereka, yaitu terus-menerus menyembah Baal dan ilah kafir (7). Kejahatan ini biasanya bergandengan dengan kejahatan yang lain, seperti cacat moral, kriminal, permusuhan dengan sesama, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya, Tuhan membiarkan mereka ditaklukkan Risyataim, Raja Aram-Mesopotamia dan dikuasai selama 8 tahun (8). Jika para leluhur Israel pernah dikuasai oleh Firaun, maka kini mereka dikuasai oleh Raja Aram.

Dalam keadaan seperti itu, tampilah sosok pemberani bernama Otniel, keponakan Kaleb. Ia adalah jawaban dari Tuhan atas jeritan bangsa Israel. Dengan kekuasaan-Nya, Otniel memerangi Raja Aram. Bangsa Israel pun terbebas dari penjajahan. Akhirnya, mereka merasakan damai dan merdeka hingga 40 tahun lamanya.

Dosa dan kejahatan kolektif selalu menantang iman kita. Korupsi, nepotisme, seks bebas, peredaran narkoba, penindasan, eksploitasi sumber daya, dan lain sebagainya adalah aneka dosa kolektif yang terjadi di sekitar kita. Bahkan tidak jarang tindak kejahatan itu melibatkan aparat pemerintah dan penegak hukum.

Situasi ini bisa membuat kita apatis, takut, dan skeptis dalam menjalani kehidupan. Apalagi kalau kita merasa terbatas, kecil, dan tak berdaya. Namun, kita jangan kehilangan harapan. Kita harus tetap berjuang dengan kasih yang besar yang berasal dari Tuhan.

Dengan tekun berdoa, mari kita memohon kuasa penyertaan Tuhan agar kita mampu berjuang melawan dosa kolektif di bangsa ini. Kita semestinya melibatkan Allah dalam setiap aspek kehidupan sambil menyadari, kepedulian mampu mengubah dunia ini. [KAP]


Baca Gali Alkitab 3

Hakim-hakim 3

Kisah dua hakim pertama yang melayani Israel memperlihatkan kepada kita betapa rentannya umat Tuhan untuk jatuh ke dalam godaan dosa. Tuhan yang setia pada perjanjian-Nya, menyatakan keadilan-Nya melalui penghukuman dengan menyerahkan mereka ke tangan para musuh. Namun, belas kasih Tuhan berupa pemulihan selalu tersedia bagi mereka yang bertobat.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa tujuan Allah membiarkan bangsa-bangsa di sekitar Israel mencobai mereka? (1-4) Bagaimana respons Israel? (5-6)
2. Bagaimana Otniel berhasil menyelamatkan Israel dari tangan penjajah? (7-11)
3. Cara apa yang dipakai oleh Ehud untuk mengalahkan Raja Eglon dan bangsanya, Moab? (12-30)
4. Perhatikan hal apa saja yang sama yang dicatat oleh kitab Hakim-hakim ini mengenai Otniel dan Ehud? (9-10, 15, 28)
5. Apa yang dilakukan Samgar untuk menyelamatkan Israel? (31)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimanakah cara Allah menguji iman dan ketaatan umat-Nya?
2. Mengapa Allah mau menyelamatkan umat-Nya, padahal mereka berulang kali mengkhianati Dia dengan menyembah ilah-ilah lain?
3. Menurut Anda, apakah cara yang digunakan Ehud untuk membunuh raja Moab dapat dibenarkan secara moral?

Apa respons Anda?
1. Bagaimana Anda dapat tahan uji ketika diizinkan Tuhan digoda dengan berbagai pencobaan?
2. Tindakan apa saja yang akan Anda lakukan sebagai pemimpin yang Tuhan pilih untuk melakukan dan menegakkan kebenaran?

Pokok Doa:
Agar Tuhan membangkitkan para pemimpin Kristen yang berani bertindak dan berjuang untuk kebenaran.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org