Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/05/23

Sabtu, 23 Mei 2020 (Minggu ke-5 sesudah Paskah)

Bilangan 23:4-24:9
Manusia Berencana, Tuhan Menentukan

Kita melihat betapa Balak terus berusaha walaupun Bileam sudah menyatakan ketidakmampuannya untuk mengutuk Israel, bangsa yang tidak dikutuk Tuhan. Ia hanya dapat mengatakan apa yang difirmankan Tuhan (23:12, 26).

Balak terus bersikeras. Dengan berpindah ke tempat yang lain, mungkin Bileam berubah pikiran dan mau mengutuk Israel. Bileam sendiri tahu bahwa ia tidak mungkin mengubah keputusan Allah karena Allah bukanlah manusia yang berbohong dan tidak menepati perkataan-Nya (23:19). Dan benar saja, lagi-lagi yang disampaikan Bileam adalah firman Tuhan yang melarangnya untuk mengutuk Israel. Sebaliknya, Tuhan menghendaki Bileam memberkati Israel (23:20).

Balak melihat Israel sebagai musuh yang harus dikutuk. Namun, Bileam melihat Israel sebagai bangsa yang kudus, besar, dan berkemenangan di dalam Allah yang menyertai mereka. Pada akhirnya, Bileam mengabaikan perintah Balak dan menerima tugas Allah. Maka, ia dipenuhi Roh Allah dan mengucapkan berkat yang indah bagi bangsa Israel (24:2-9).

Segigih apa pun manusia berupaya, Tuhan tetap akan melaksanakan kehendak-Nya. Manusia yang lemah dan rapuh sesungguhnya tidak mungkin menang melawan kehendak Tuhan. Kuasa seorang raja dan pelihat sekalipun tak akan mampu mengalahkan kuasa Allah. Segala bangsa mau tidak mau mengakui bahwa Allah Israel adalah Allah yang berdaulat dan kehendak-Nya pasti terlaksana.

Manusia dapat membuat banyak rancangan, tetapi keputusan Tuhanlah yang akan terlaksana (Ams. 19:21). Manusia sering tidak menyadari betapa tidak berdaya dirinya, namun terus berupaya melawan Tuhan. Kita juga sering berupaya melawan kehendak Allah. Barangkali sama seperti Balak, kita menipu diri dengan pikiran bahwa Allah akan bekerja mengikuti tuntutan kita.

Ingatlah bahwa Allah itu Mahakuasa. Seharusnya, kita memohon ampun karena melawan kehendak Allah. Kita mengaku perlunya tindakan yang patut dan tepat ketika menghayati firman Tuhan di dalam hidup kita. [INT]


Baca Gali Alkitab 4

Bilangan 22:2-20

Apakah benar jika kita mengutuki orang lain? Tentu tidak. Semua orang tahu jawabannya. Terlebih lagi jika yang dikutuki adalah orang yang diberkati Tuhan.

Balak, raja Moab, takut terhadap orang Israel yang banyak jumlahnya dan lebih kuat. Ia mengutus tua-tua Moab bersama tua-tua Midian kepada Bileam untuk memintanya mengutuk bangsa Israel, karena ia tahu apa yang diberkati Bileam akan memperoleh berkat dan apa yang dikutuknya akan kena kutuk. Namun, Tuhan tidak mengizinkan Bileam mengutuk bangsa Israel karena mereka merupakan bangsa yang diberkati.

Dua kali Balak mengirim utusan kepada Bileam agar ia mengutuk bangsa Israel. Dua kali pula Bileam menolak permintaan Balak. Tuhan melindungi bangsa yang sudah diberkati-Nya dari kutukan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Mengapa Balak takut kepada bangsa Israel? (2-4)
2. Apa pesan Balak kepada Bileam? (5-6)
3. Bagaimana Tuhan menanggapi permintaan Balak? (7-14)
4. Apa yang terjadi setelah Balak meminta Bileam untuk yang kedua kalinya? (13-20)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa pendapat Anda tentang orang yang hendak mengutuki musuhnya?
2. Menurut Anda, bagaimana sikap Tuhan dalam menghadapi keinginan keras manusia?

Apa respons Anda?
1. Apa tindakan Anda yang melawan Tuhan? Maukah Anda berhenti melakukannya dan mengubahnya?

Pokok Doa:
Memohon kekuatan dari Tuhan supaya kita taat menjalankan kehendak-Nya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org