Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/05/13

Rabu, 13 Mei 2020 (Minggu ke-4 sesudah Paskah)

Bilangan 20:14-21
Keras Kepala

Mungkin kita sering mendengar pernyataan seperti ini: "Saya mau yang ini dan harus terpenuhi", atau "Jalannya harus lewat sana, tidak boleh jalan yang lain". Bisa jadi pernyataan itu acap kali keluar dari mulut kita. Apa benar tidak ada pilihan lain? Ataukah, kita memaksakan keinginan sendiri?

Perjalanan bangsa Israel di padang gurun penuh dengan tantangan. Pada bacaan hari ini, Musa mengirim utusan kepada Raja Edom, dengan maksud meminta izin agar mereka bisa melewati negerinya (14, 17). Di sini wilayah Edom merupakan pilihan terbaik untuk menyingkat waktu bagi bangsa Israel sampai ke Tanah Kanaan.

Persoalannya adalah bangsa Israel tidak mendapatkan izin dari rakyat Edom. Berbagai tawaran, iming-iming, dan alasan dari bangsa Israel ditolak mentah-mentah oleh bangsa Edom. Bahkan, bangsa Edom mengancam akan memerangi Israel kalau mereka berani melintasi negeri Edom (15-20).

Apa langkah selanjutnya? Sederhana saja, bangsa Israel tidak memaksakan keinginannya. Mereka mencoba mencari solusi lain (21).

Jika bangsa Israel memaksakan kehendaknya yang bukan menyangkut hal utama, bisa dipastikan bahwa peperangan tidak bisa dielakkan oleh kedua bangsa. Dampaknya adalah jatuhnya korban di kedua belah pihak. Apakah hal seperti ini harus terjadi hanya untuk mendapatkan izin dari kerajaan Edom? Puji syukur, bangsa Israel masih mempunyai hikmat di dalam Allah. Mereka sadar bahwa masih ada jalan lain yang dapat ditempuh sehingga konflik dapat dihindari.

Sikap keras kepala yang memaksakan keinginan pribadi terkadang dapat menimbulkan dampak yang merugikan banyak orang. Kita terperangkap oleh keinginan pribadi dan kehilangan hikmat bahwa masih ada jalan keluar lain yang lebih baik. Bisa jadi, jalan keluar alternatif itulah yang dikehendaki Allah, dan yang membawa kita kepada hasil yang lebih baik melebihi dugaan kita.

Sama seperti bangsa Israel, sekarang saatnya kita datang kepada Tuhan dan memohon hikmat-Nya agar dapat berpikir dengan jernih, mempunyai hati yang bijak, dan tidak keras kepala. [RUD]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org