Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/03/21

Sabtu, 21 Maret 2020 (Minggu Pra Paskah 3)

Kata ironi berasal dari bahasa Yunani, yaitu eironia. Artinya adalah majas yang mengungkapkan sindiran halus. Dalam literatur, ironi sering digunakan untuk menekankan suatu hal yang ingin diutarakan oleh penulis agar pesan yang ingin disampaikannya menjadi lebih kuat.

Pada bagian ini, Yesus menggunakan ironi untuk menggambarkan situasi yang menyedihkan sekaligus memalukan. Pada nas sebelumnya, kita sudah melihat ahli-ahli Taurat memperlakukan para janda secara tidak adil (20:47). Walau sebenarnya, Allah memerintahkan mereka untuk memperhatikan janda-janda itu.

Nas kali ini bercerita tentang seorang janda yang memberi persembahan di Bait Suci. Jumlah pemberiannya memang sedikit. Namun, secara persentase ia memberikan lebih banyak daripada orang kaya (3). Fenomena ini ironis sekaligus membuat Yesus begitu kagum. Bahkan, Ia sampai memuji persembahan janda tersebut, bukan karena jumlah, tetapi ketulusannya. Nas ini menunjukkan bahwa memberi walau sedang dalam kondisi yang lemah sangat menyenangkan Tuhan (4). Kesulitan bukanlah alasan bagi seseorang untuk tidak memberi. Justru, memberi dalam kekurangan merupakan perwujudan kasih yang besar.

Tuhan ingin agar kita meneladani si janda yang memberi tanpa dipengaruhi oleh kondisi dan kesulitan. Mungkin, ini terlihat bodoh bagi dunia. Justru nas ini menunjukkan betapa Yesus melihat, menghargai, bahkan mengagumi tindakan seperti itu. Artinya, pengalaman serba kurang tidak boleh menyurutkan perbuatan baik seseorang.

Sekarang, kita hidup dalam budaya dengan gaya hidup mewah. Keadaan ini membentuk kita menjadi egois sehingga sulit untuk belajar memberi. Kalaupun memikirkan orang lain, itu pun demi keuntungan sendiri. Ini sungguh ironis dan menyedihkan. Seharusnya, kehidupan seorang Kristen meneladani janda yang menjungkirbalikkan sistem nilai dunia yang tanpa kasih, dan mengasihi sekalipun dalam kondisi sulit.[JHN]


Baca Gali Alkitab 3

Lukas 21:5-19

Tuhan Yesus dan para murid tiba di Yerusalem. Melihat Bait Allah yang berdiri megah, para murid menjadi kagum dan takjub. Akan tetapi, Yesus mengatakan bahwa kemegahan itu tidak akan bertahan lama. Akan tiba saatnya keruntuhan melanda dan Bait Allah yang megah itu pun akan mengalami kehancuran.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah yang sedang mengagumi kemegahan Bait Allah? Apakah yang dikatakan Tuhan Yesus mengenai hal itu? (5-6)
2. Apakah yang dikatakan Yesus mengenai kehancuran yang akan segera tiba? Apakah yang menjadi tanda-tandanya? (7-11) Apakah yang akan dialami oleh para murid selama masa penderitaan itu? (12-13)
3. Apakah yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus kepada para murid-Nya apabila masa tersebut akan datang kelak? (14-15)
4. Siapa saja yang akan menyerahkan para murid dan apa yang akan menimpa mereka? (16-17) Apakah yang dikatakan oleh Tuhan Yesus mengenai hal ini? (18-19)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Tuhan Yesus memberitahukan hal-hal yang masih akan datang tersebut kepada para murid?
2. Mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa masa penderitaan dan penganiayaan yang akan menimpa para murid justru merupakan kesempatan untuk bersaksi?

Apa respons Anda?
1. Pernahkan Anda mengalami penderitaan akibat iman kepada Tuhan Yesus? Apa yang Anda alami? Bagaimana respons Anda saat itu?
2. Bagaimana Anda merespons janji dan penyertaan Tuhan Yesus dalam perikop ini?

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org