Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/03/13

Jumat, 13 Maret 2020 (Minggu Pra Paskah 2)

Lukas 19:28-44
Yesus Menangisi Yerusalem

Lukas mencatat, "Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya." (41). Mengapa Yesus menangis? Mudah ditebak, Yerusalem merupakan kota yang sangat dikasihi Yesus. Yerusalem bukan sekadar ibu kota Israel, namun kiblat rohani seluruh umat Israel. Sebab, Bait Allah ada di Yerusalem. Dan berkait kota, tentu bukan hanya bangunan atau tempatnya, tetapi juga penduduknya. Agaknya, itulah yang membuat Yesus menangis.

Menurut Yesus, penduduk Yerusalem belum mengerti apa yang perlu untuk damai sejahtera mereka (42). Alasan Yesus ini berkait dengan syalom (damai) yang disandang oleh Yerusalem. Sebagai sebuah kota, Yerusalem memang tidak memancarkan damai, malahan senantiasa rusuh.

Meski artinya kota damai, tak mudah mencari damai di Yerusalem. Herodes Agung, yang pernah bertakhta di sana, memerintahkan pembunuhan anak-anak di bawah usia dua tahun di Betlehem dan sekitarnya (Mat. 2:16). Banyak ibu meratap di Rama, karena raja takut kehilangan singgasana. Peristiwa itulah yang menyebabkan Maria, Yusuf, dan kanak-kanak Yesus mengungsi ke Mesir.

Bagaimana bisa dikatakan damai, jika orang dapat dibunuh kapan saja-dengan atau tanpa alasan? Yohanes Pembaptis mati bukan karena khotbah, bukan pula akibat tindakan makar, namun hanya karena raja malu menarik titahnya (Mat. 14:1-12). Dan kepalanya terpenggal di talam, menjadi sajian bagi Herodias untuk permaisuri tercinta. Padahal, sebagai raja, Herodes bisa tidak mengabulkan permintaan itu. Karena itulah, Yesus menangisi Yerusalem.

Tak mudah menemukan damai di Yerusalem. Ahli Taurat dan orang Farisi sibuk menafsirkan Taurat sesuka hati mereka dan menuntut setiap orang menaatinya, walau mereka sendiri mengabaikannya (Mat. 23:24). Yerusalem, mengutip syair H. A. Pandopo, "tak lagi menjunjung citra surga" (Kidung Jemaat 155:1).

Nah, bagaimana dengan kita, masihkah kita menjunjung citra surga dan memancarkan damai Tuhan dalam kata dan karya kita? [YMI]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org