Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/11/23

Sabtu, 23 November 2019 (Minggu 23 sesudah Pentakosta)

Mazmur 78
Kasih Allah Dalam Sejarah Hidup Kita

Jangan meninggalkan sejarah merupakan semboyan agar kita tidak melupakan sejarah perjuangan para pendahulu kita.

Ajaran untuk mengingat kembali sejarah hidup bangsa Israel juga tampak dalam bacaan kita ini. Orang Israel diminta memasang dan menyendengkan telinga bagi pengajaran dan cerita yang telah disampaikan sejak zaman nenek moyang (1-3). Apakah itu? Yaitu, tentang perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan oleh Tuhan (4) dan bagaimana respons nenek moyang mereka yang sering kali memberontak kepada Tuhan (8).

Tuhan telah memimpin nenek moyang Israel keluar dari tanah Mesir; memberikan tulah di tanah Mesir (43-51; bdk. Kel. 7-10, 12:29-42); membelah laut (13), menuntun melalui tiang awan dan tiang api (14); memenuhi kebuTuhan makan dan minum mereka (15, 23-29); menghalau bangsa-bangsa; dan memberikan tanah perjanjian (55). Tetap saja di tengah itu semua selalu ada respons buruk dari umat Israel yang masih meragukan kekuatan serta kesetiaan Allah. Hal itu membuat Allah sakit hati (17-19, 30, 32, 36-37, 40, 56) dan Ia menghukum umat-Nya. Karena kasih sayang Allah yang begitu besar, Ia tetap memilih menggembalakan dan menuntun mereka (72). Dari sini kita bisa melihat bagaimana kasih sayang dan kesetiaan Allah tidak pernah berubah, sekalipun umat menyakiti hati-Nya. Kasih Allah selalu ada bagi mereka.

Mari lihat sejenak sejarah hidup kita, yaitu bagaimana Allah bekerja menuntun kita hingga sampai saat ini. Berapa banyak hal yang sudah Allah lakukan dan berikan kepada kita? Seberapa besar kasih sayang-Nya yang telah kita rasakan dalam hidup ini? Bahkan di tengah segala kebaikan dan kasih-Nya itu, terkadang kita masih menyakiti hati Allah? Misalnya, sering berkeluh kesah, marah, memberontak, ketidakpercayaan, tidak belajar bersyukur. Marilah kita hidup dengan penuh kasih, kerendahan hati, ketaatan, kesetiaan kepada Tuhan, dan sebagainya.

Doa: Tuhan, ajar kami menjadi umat yang taat dan setia kepada-Mu. [YWA]


Baca Gali Alkitab 4

Mazmur 77:1-21

Akan ada waktu di mana Allah mengizinkan pergumulan berat terjadi dalam hidup setiap anak-Nya. Pergumulan ini membuat orang Kristen sering kali mempertanyakan banyak hal tentang diri Allah. Hal itu membuka celah hadirnya perasaan ragu. Keraguan ini perlahan-lahan menjadi lubang besar dalam diri kita. Akhirnya, tidak sedikit orang Kristen yang meninggalkan Allahnya.

Pemazmur merasakan hal yang sama ini. Ia sungguh sesak dengan semua pergumulan yang harus dijalaninya. Pertanyaannya, apa yang dilakukan pemazmur yang pada akhirnya membawanya ke jalan yang benar dalam mengikut Tuhan. Ia mengingat perbuatan Allah pada masa lampau. Dari sanalah ia percaya bahwa ada harapan.

Allah tidak pernah berubah dalam kasih-Nya. Ia akan menuntun kembali setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Kesesakan seperti apakah yang dirasakan pemazmur (1-7)?
2. Keraguan apa yang muncul dalam diri pemazmur (8-11)?
3. Apa yang hendak dilakukan pemazmur dalam kesesakan (12-13)?
4. Apakah yang menjadi iman dan pengakuan pemazmur (14-21)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah Anda pernah merasakan pergumulan yang sangat menyesakkan?
2. Apakah Anda sudah merespons semua kesesakan itu dengan benar di hadapan Allah?

Apa respons Anda?
1. Sudahkah Anda bersimpuh dan diam di hadapan Allah dalam kesesakan yang dialami?
2. Apakah Anda berserah dan percaya sepenuhnya kepada rancangan Allah yang mendatangkan damai sejahtera?

Pokok Doa:
Berdoa supaya Allah meneduhkan hati kita dengan ketabahan dan iman tatkala badai kehidupan datang.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org