Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/09/21

Sabtu, 21 September 2019 (Minggu ke-14 sesudah Pentakosta)

Lukas 11:37-54
Memiliki dan Menghidupi Iman

Jika Anda adalah pengurus dan aktivis gereja, mungkin komentar miring tentang pelayanan pernah singgah di telinga Anda. Komentar ini terasa menyakitkan karena menganggap pelayanan Anda sia-sia. Anda mungkin jengkel kepada para komentator itu karena merasa tidak dihargai. Herannya, Yesus sendiri pun pernah melontarkan komentar bahkan kecaman kepada pengurus dan aktivis agama pada masa-Nya.

Dalam nas ini, Yesus mengecam dua kelompok masyarakat. Pertama, kelompok orang Farisi. Yesus mengecam karena kehidupan keagamaan mereka yang terpisah dari kehidupan sehari-hari. Mereka merasa sudah benar hanya karena menaati peraturan agama. Sementara dalam keseharian, mereka melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Yesus menyebut mereka sebagai kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya tidak mengetahuinya (44).

Kedua, kelompok ahli Taurat. Yesus mengecam mereka karena kehidupan keagamaan mereka yang justru diletakkan pada orang lain. Mereka mengkaji berbagai aktivitas rohani yang seharusnya dilakukan oleh umat Tuhan, tetapi mereka sendiri tidak tersentuh atau tidak melakukannya (46). Mereka penuh dengan pengetahuan agama, tetapi mereka sendiri tidak mempraktikkannya. Jadi, Yesus mengecam kehidupan keagamaan yang hanya membangun pengetahuan, tetapi tidak dilaksanakan di dalam kehidupan sehari-hari.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita supaya kita memiliki kehidupan kekristenan yang utuh. Kita wajib memiliki pengetahuan akan kebenaran, sekaligus juga mempraktikkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Jadi, kekristenan kita tidak hanya tampak saat ibadah, namun juga hadir pada saat kita bekerja, mendidik anak, bermasyarakat, dan dalam bidang kehidupan lainnya. Kekristenan yang demikian berasal dari kehidupan rohani yang hidup dan dinamis.

Doa: Tuhan, tolonglah kami agar tidak hanya menambah teori pengetahuan tentang kebenaran Allah, tetapi juga menghidupinya. [RG]


Baca Gali Alkitab 3

Galatia 6:1-10

Kekristenan berkembang bukan karena kecanggihan doktrinnya. Kisah Para Rasul 2:41-47 mencatat bahwa penerapan kasih yang mendaratlah yang menjadi kunci pertumbuhan gereja. Cara hidup yang bertolong-tolongan, menurut Paulus, merupakan hukum Kristus. Artinya, aspek ini berperan penting dalam seluruh bangunan kekristenan.

Kali ini, kita akan belajar tentang konsep saling membantu agar bisa kita terapkan dalam lingkungan keluarga, gereja, dan masyarakat.

Apa saja yang Anda baca?
1. Jika seseorang kedapatan melakukan kesalahan, bagaimana seorang yang rohani menyikapi hal tersebut (1)?
2. Apa hukum Kristus yang harus dipenuhi jemaat di Galatia (2)?
3. Apa seruan Rasul Paulus tentang penilaian terhadap diri sendiri dalam kaitannya dengan hukum Kristus (3-5)?
4. Mengapa Paulus mengajak jemaat di Galatia agar tidak jemu-jemu berbuat baik (6-10)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana Anda memahami ide Paulus tentang "memimpin orang yang kedapatan melakukan suatu pelanggaran"?
2. Apa yang Anda pahami dengan konsep bertolong-tolongan?
3. Bagaimana pendapat Anda mengenai "hukum tabur-tuai" dalam berbuat baik seperti yang dikatakan Paulus? Apakah Anda setuju atau mempunyai pandangan lain?

Apa respons Anda?
1. Bagaimana cara Anda memimpin orang yang kedapatan melakukan suatu pelanggaran di dalam gereja?
2. Bagaimana konsep bertolong-tolongan itu diterapkan dalam konteks masyakarat?
3. Apakah Anda mau bertekad untuk tidak jemu-jemu berbuat baik dalam lingkungan keluarga, gereja, dan masyarakat?

Pokok Doa:
Agar umat Allah tetap hidup dalam hukum Kristus dan tidak jemu-jemu untuk saling tolong-menolong.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org