Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/04/13

Sabtu, 13 April 2019 (Minggu Pra-Paskah 5)

1 Korintus 5:1-13
Dosa Percabulan

Hasil survei Gallup, yang dirilis pada Juni 2018, tentang aktivitas seksual menunjukkan fakta menarik. Survei menunjukkan bahwa 69% warga Amerika menyetujui hubungan seks di luar nikah. Hanya 28% yang beranggapan itu sebagai kesalahan moral. Bisa jadi riset ini juga mewakili gambaran nilai moralitas kita.

Selain masalah perpecahan, tampaknya jemaat Korintus juga mengalami masalah moralitas. Di tengah jemaat, sedang berkecambah dosa percabulan. Hal ini menyedihkan sekaligus ironis. Mereka kaya karunia rohani, namun cacat dari segi moral. Percabulan sangat berbahaya. Ia akan membinasakan tubuh dan memengaruhi anggota jemaat lainnya. Oleh karena itu, Paulus mengibaratkannya sebagai ragi yang mencampuri seluruh adonan.

Rantai percabulan ini harus diputus supaya tidak memengaruhi seluruh jemaat. Caranya, Paulus menasihati agar menjauhi mereka. Karena mereka ternyata bukanlah orang-orang di luar jemaat, melainkan orang-orang percaya (Kristen) (11). Dengan orang-orang bertopeng seperti ini, kita harus menjauh supaya terhindar dari dosa.

Cara terbaik menghindari dosa adalah menjauhinya. Hal ini juga berlaku dalam percabulan. Iblis kerap menipu kita dengan muslihatnya. Ia sengaja menyuntikkan ide dalam pikiran bahwa kita hebat dan kuat melawan dosa. Akibat rayuan itu, kita menjadi kurang waspada dan termakan jebakan dosa. Kesombongan rohani justru membuat kita rentan terhadap dosa.

Lawan dosa adalah firman. Pada zaman digital ini, iblis memakai apa pun guna menyeret kita ke percabulan. Itu sebabnya memperbanyak akses terhadap firman Tuhan adalah obat mujarab melawan dosa. Sebisa mungkin, kita sebaiknya mengurangi akses terhadap internet jika dirasa tidak penting. Ada baiknya, kita memperbanyak doa dan merenungkan firman. Terakhir, kekuatan utama adalah pertolongan Tuhan agar kita dapat menjaga kesucian hidup.

Doa: Tuhan, mampukan kami menjaga kekudusan dan kesucian hidup dari dosa percabulan. [AB]


Baca Gali Alkitab 7

1 Korintus 3:1-9

Perselisihan hanya akan mengalihkan fokus utama pelayanan. Gereja harus hadir untuk memberi pertumbuhan iman kepada jemaat. Namun, perselisihan akhirnya membuat tujuan itu teralihkan pada kesombongan diri dan golongan.

Perselisihan adalah sesuatu yang tidak disukai Tuhan. Ia mengecam itu dengan keras dan serius. Perselisihan menjadi indikator bahwa sesungguhnya jemaat masih bersifat duniawi, belum rohani.

Kali ini, kita akan belajar tentang makna utama pelayanan dan gangguan yang kerap muncul di dalamnya, yaitu perselisihan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimana kualitas iman jemaat di Korintus (1-2)?
2. Apa ciri manusia duniawi (3-4)?
3. Bagaimana kerja sama antara Paulus dan Apolos terjalin (5-6)?
4. Apa yang diutamakan dalam pelayanan (7-9)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah Anda setuju bahwa ciri manusia duniawi adalah perselisihan? Jelaskan pendapat Anda!
2. Jika melihat Paulus dan Apolos, bagaimana posisi setiap peran dalam pelayanan? Apakah ada satu bidang pelayanan yang lebih penting dari yang lain?
3. Apa tujuan utama dari pelayanan?

Apa respons Anda?
1. Apakah Anda sedang terlibat dalam perselisihan dengan orang lain? Bersediakah Anda memulai inisiatif untuk berdamai?
2. Apakah ada rasa angkuh dalam diri Anda karena merasa punya peran ”penting” dalam pelayanan? Coba periksa diri Anda. sendiri. Jika ada, bersediakah Anda untuk menanggalkan itu?
3. Sudahkah semua pelayanan terpusat pada pertumbuhan?

Pokok Doa:
Agar gereja tidak kehilangan fokus utama dalam pelayanan, yaitu pertumbuhan, karena perselisihan yang terjadi.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org