Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/03/24

Sabtu, 24 Maret 2018 (Minggu Pra-Pasakah 5)

Markus 14:43-52
Semua Meninggalkan-Nya

Injil Markus mencatat: "semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri" (Mrk. 14:50). Tak ada yang tersisa. Semua murid meninggalkan Sang Guru. Perstiwa ini merupakan tanda kuat tergenapinya nubuat Zakharia (Za. 13:7), yang dimulai dari kisah pengkhianatan Yudas Iskariot.

Pengkhianatan Yudas ditandai dengan sebuah ciuman. Ciuman itu merupakan tanda bagi serombongan orang yang disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua untuk menangkap Yesus. Ciuman yang biasanya merupakan tanda hormat dan persahabatan, kini menjadi tanda dari kriminalis yang akan ditangkap. Ciuman itu masuk ke dalam sejarah sebagai lambang pengkhianatan murid terhadap gurunya.

Mengapa Yudas menggunakan ciuman sebagai tanda? Tentu hanya Yudas yang tahu. Bisa jadi tindakan itu merupakan cara Yudas untuk menyamarkan pengkhianatannya. Tetapi, Yudas agaknya lupa bahwa kehadirannya di Taman Getsemani, setelah meninggalkan guru dan rekan-rekannya dalam perjamuan malam, sungguh mencurigakan. Apa lagi setelah tanda ciuman itu, rombongan bersenjata itu menangkap Yesus.

Markus menceritakan sedikit insiden kecil-putusnya telinga seorang hamba imam besar. Namun, Markus kelihatannya dengan sengaja tidak menceritakan identitas pelaku dan korbannya. Markus agaknya hendak menekankan, meski ada orang yang berani mengayunkan pedangnya, toh dia pun lari menyelamatkan melarikan diri.

Dengan semua hal ini, Markus hendak menegaskan bahwa tidak ada seorang murid pun yang tinggal bersama Yesus. Mereka semua lari meninggalkan-Nya. Dan sejak malam penangkapan itu Yesus akan menanggung semua cawan penderitaan itu sendirian. Secara teologis, yang bisa menanggung murka Allah atas dosa manusia memang hanya Anak Manusia. Sendirian karena "semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Rm. 3:23). Hanya Anak Manusia yang layak menggantikan umat manusia menanggung upah dosa itu. [YM]


Baca Gali Alkitab 3

Markus 14:32-42

Kisah Yesus di Taman Getsemani ini memperlihatkan ketergantungan Yesus kepada Bapa-Nya dan dengan demikian memperlihatkan kesadaran akan keberadaan diri-Nya di hadapan Bapa. Ini kontras dengan dengan rasa percaya diri Petrus yang kemudian akan terlihat berlebihan di ayat 27-31. Pergumulan Yesus ini memperlihatkan kemanusiaan Yesus.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang Yesus lakukan di Taman Getsemani? Apakah yang Yesus rasakan? (32-34)
2. Perintah apa yang Yesus katakan kepada ketiga murid-Nya (32-38)? Apa yang kemudian dilakukan para murid (40)?
3. Apa yang menjadi harapan Yesus yang utama? Namun, apa yang kemudian Ia doakan? Mengapa? (35-36)
4. Mengapa Yesus menyuruh Simon Petrus secara khusus untuk berdoa? (37-38)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes bersama Dia untuk berdoa?
2. Mengapa para murid terlihat tidak ikut merasakan apa yang Yesus rasakan? Bila dibandingkan dengan pernyataan mereka di perikop sebelumnya, bagaimana komentar Anda tentang para murid?
3. Dari perspektif Yesus. apakah makna sebuah ujian? Bagi para murid, apa makna sebuah ujian?

Apa respons Anda?
1. Dari perikop ini, apa yang Anda pelajari tentang mendoakan kehendak Allah?
2. Bila Anda tahu bahwa kehendak Allah yang akan terjadi pada diri Anda tidak sesuai dengan keinginan Anda, apa yang kemudian menjadi isi doa Anda?

Pokok Doa:
Agar setiap orang Kristen tahu bagaimana harus berdoa dengan mengutamakan kehendak Allah.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org