Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/12/17

Sabtu, 17 Desember 2016 (Minggu Adven ke-2)

Ayub 37:1-24
Diamlah dan Dengarkanlah Allah!

Dalam Ayub 37:14 tertulis: "Berilah telinga kepada semuanya itu, hai Ayub, diamlah, dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah". Demikianlah nasihat Elihu kepada Ayub setelah dia memperlihatkan segala keperkasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Perkataan Elihu mungkin terlalu keras untuk orang sekelas Ayub, yang dinyatakan Allah sendiri sebagai pribadi yang saleh dan takut akan Allah. Namun demikian, dibalik kata-kata kerasnya, agaknya dia berupaya mengingatkan Ayub akan keterbatasan manusia dan mengajaknya untuk berdiam diri dan memerhatikan keajaiban-keajaiban yang diperlihatkan Allah.

Berdiam diri memang bukan perkara mudah. Karena berdiam diri sering tampak statis dan terlihat tidak berbuat apa-apa. Berkata-kata setidaknya membuat orang merasakan diri sebagai pengendali. Jika berdiam diri terasa dikendalikan, maka berkata-kata membuat orang merasa mengendalikan keadaan.

Bagi Elihu, berdiam diri akan memampukan manusia lebih cermat memahami alam, juga Allah

yang menciptakan semuanya itu. Berdiam diri akan membuat manusia lebih mampu mengenal Allah. Berdiam diri akan membuat dia tidak sibuk lagi dengan kata-katanya sendiri, dan akhirnya mendengar suara Allah.

Semasa hidup, Bunda Teresa pernah membagikan kisah perjumpaannya dengan seorang imam dan teolog India. Peraih hadiah Nobel perdamaian itu berkata, "Saya mengenal beliau sangat baik, dan saya berkata kepadanya, 'Romo, Anda berbicara tentang Allah sepanjang hari. Alangkah dekatnya Anda dengan Allah!' Dia menjawab, 'Saya mungkin berbicara terlalu banyak tentang Allah, tetapi saya mungkin berbicara terlalu sedikit kepada Allah.' Dan kemudian dia menjelaskan, 'Saya mungkin mengutamakan begitu banyak kata dan mungkin mengutarakan begitu banyak kata, tetapi jauh di lubuk hati saya tidak punya waktu untuk mendengarkan. Padahal dalam keheningan hatilah, Allah berbicara kepada kita.'" Ya, diamlah dan dengarkanlah Allah! Dari situ kita bisa lebih mengenal Allah dan memuliakan-Nya! [YM]


Baca Gali Alkitab 7

Ayub 37:1-24

Allah Israel adalah Allah yang Mahabesar dan Mahamulia. Suaranya seperti guruh dan guntur. Segala yang terjadi dalam alam semesta merupakan hasil karya tangan-Nya yang ajaib. Tanpa pemeliharaan-Nya atas ciptaan, manusia tidak berdaya melangsungkan kehidupannya di dunia. Itu sebabnya Allah ditakuti oleh semua orang.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang Elihu rasakan tentang kebesaran Allah (1)?
2. Bagaimana Elihu menggambarkan suara Allah (2-5)?
3. Apa yang Allah lakukan ketika Ia bersabda (6-13)?
4. Apa saran Elihu terhadap Ayub (14)?
5. Apa gugatan Elihu kepada Ayub (15-21)?
6. Apa gambaran Elihu terhadap kehadiran Allah (22-24)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa yang Anda pelajari dari perkataan Elihu mengenai kebesaran Allah?
2. Allah bukan hanya Mahabesar, tetapi juga Mahabijak. Mengapa Elihu mengatakan seperti itu?

Apa respons Anda?
1. Setelah mengetahui keagungan Allah, apa yang Anda ingin katakan kepada-Nya dalam doa?
2. Dalam hikmat-Nya, tiada dosa sekecil apa pun yang dapat disembunyikan dari-Nya. Jika Anda melakukan pelanggaran, apa pengakuan dosa Anda?

Pokok Doa:
Memuji akan kebesaran Allah yang telah menopang dan menuntun hidup kita.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org