Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/09/29

Kamis, 29 September 2016 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)

Yehezkiel 44:1-31
Siapa Boleh Masuk ke Bait Suci?

Pada permulaan penglihatan ini, Yehezkiel dibawa malaikat melewati gerbang Timur untuk masuk ke pelataran luar Bait Suci. Setelah itu, gerbang Timur harus ditutup (1). Tidak seorang pun diperbolehkan memasuki atau pun melaluinya (2). Penutupan pintu bertujuan untuk menjaga kekudusan Allah dijunjung tinggi dan menyatakan secara konkret bahwa Allah kini berdiam di tengah umat-Nya untuk selamanya.

Yehezkiel diperintahkan untuk memerhatikan sungguh-sungguh berbagai peraturan rumah Tuhan, khususnya siapa yang dilarang masuk ke dalam rumah Tuhan (4-5), yaitu mereka yang tidak bersunat hati maupun daging (7-9). Untuk para imam Lewi yang murtad, mereka wajib menjaga pintu-pintu gerbang Bait Allah. Mereka dijauhkan dan dikucilkan Allah dari hadirat-Nya, padahal melayani Allah di ruang kudus merupakan dambaan setiap imam Lewi. Di sini terlihat bahwa para imam yang melakukan perzinaan rohani tidak luput dari hukuman Allah (10-14). Hukuman itu berupa pencopotan status sebagai imam sehingga mereka harus menanggung rasa malu dan noda.

Selanjutnya, Yehezkiel menguraikan tugas-tugas para imam yang harus dilakukan oleh orang-orang Lewi dari bani Zadok, keturunan Harun. Tuhan mengangkat mereka menjadi pelayan-Nya di ruang kudus, termasuk ibadah dan kurban bakaran (15-16). Dalam hal ini, kita melihat tindakan Tuhan yang menghargai kesetiaan mereka di masa prapembuangan, ketika seluruh Israel termasuk sekelompok orang Lewi yang murtad kepada Allah. Penghargaan itu bukan untuk menyombongkan diri. Sebaliknya, mereka patut merawatnya dengan sebaik-baiknya atas hak istimewa yang Tuhan berikan kepada mereka. Hak istimewa ini menuntut tanggung jawab yang besar dan standar kesucian yang tinggi dari Tuhan (17-31).

Allah yang Mahapengasih tidak menolerir dosa. Dalam Kristus, Ia akan mengampuni mereka yang bertobat dan mengakui dosanya (1Yoh. 1:8-10). Kemurahan dan anugerah Allah yang besar hendaknya membuat kita rendah hati dan hidup kudus di hadapan-Nya. [SH]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org