Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/08/01

Sabtu, 1 Agustus 2015

1 Raja-Raja 19:1-18
Tuhan Hadir dalam Keheningan

Judul: Tuhan Hadir dalam Keheningan
Tuhan yang kita kira kita kenal terkadang memberi kejutan yang menyentak kita. Acap kali dalam rutinitas hidup dan ibadah kita, Tuhan terasa jauh dan peduli hanya pada hal-hal yang kita labeli sebagai "rohani". Secara sadar atau tidak, kita menganggap ada hal-hal dalam kehidupan kita yang lebih penting bagi Tuhan, seperti pelayanan dan saat teduh kita, dan ada hal-hal lain yang tidak Ia pusingkan, seperti pekerjaan, bisnis, dan kehidupan sosial kita.

Elia mengira bahwa ia telah bekerja keras untuk Tuhan. Ia memandang dirinya sudah berjerih lelah dan berkorban untuk kepentingan Tuhan. Pada akhirnya, ia pun lelah. Di tengah keletihan fisik, Elia tampaknya tidak membayangkan bahwa Tuhan peduli pada kondisi fisiknya. Ia tak melihat jalan keluar dari kelelahan yang begitu besar, yang tengah menderanya sehingga hanya ada satu jalan keluar: cukup sampai di situ saja perjalanan hidupnya, lebih baik ia mati saja. Namun, Tuhan memberikan dua kejutan.

Pertama, ternyata Tuhan sungguh peduli pada Elia. Bukan cuma kerohanian dan kegiatan yang biasa kita labeli sebagai "rohani", tetapi Tuhan juga peduli bahwa Elia butuh makan dan tidur. Tuhan memberikan makanan yang cukup dan istirahat yang lelap agar Elia bisa memulihkan energi. Kita terkadang suka melabeli berbagai aktivitas kita sebagai "rohani" dan "duniawi", tetapi bagi Tuhan seluruh hidup kita terjadi di hadapan-Nya. Pembedaan itu tidak relevan di hadapan Tuhan. Dia peduli pada keseluruhan hidup kita. Kejutan kedua, walau Elia mengira pertempurannya dengan nabi-nabi baal merupakan klimaks pengalaman rohaninya bersama Tuhan, Tuhan menyatakan hal berbeda: Ia hadir bukan di tengah hingar-bingar panggung dan di bawah lampu sorot, tetapi Ia hadir di tengah keheningan. Panggung itu menguras habis energi Elia, tetapi di tengah keheningan dan kesendirian Elia Tuhan menjumpai dia, memulihkan energinya, sebelum mengutusnya kembali.

Dalam rutinitas hidup, sediakan waktu untuk menenangkan hati, berdiam diri, dan belajar mengenal Tuhan sebagaimana Dia menyatakan diri-Nya kepada kita dalam pengalaman hidup sehari-hari.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org