Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/25

Rabu, 25 Februari 2015

Lukas 13:10-17
Dibutuhkan revolusi mental

Judul: Dibutuhkan revolusi mental
Presiden Jokowi pernah mencanangkan perlunya revolusi mental bagi bangsa Indonesia kalau mau bangkit dari keterpurukannya. Revolusi mental dibutuhkan untuk memberantas kemunafikan yang sudah melanda hampir seluruh lapisan masyarakat. Kemunafikan itu mewujud dalam bentuk berbudaya santun, berbahasa halus dan berpenampilan beragama yang begitu khusyuk, pada saat yang sama menghalalkan korupsi, kekerasan, dan kecurangan lainnya.

Perikop kita hari ini pun memperlihatkan kemunafikan di kalangan elit agama bangsa Yahudi. Kali ini ada pada diri kepala rumah sembahyang Yahudi yang Yesus kunjungi untuk beribadah dan mengajar. Ujud kemunafikan itu ada pada standar ganda yang diterapkan tokoh ini. Di satu sisi, para pemuka agama Yahudi sepakat bahwa di hari Sabat, tidaklah melanggar peraturan sabat yang melarang kerja kalau diperlukan untuk melepaskan tambatan ternak dari kandangnya agar mereka dapat minum (15). Tentu peraturan ini dibuat bukan karena belas kasih kepada ternak yang kehausan. Semata agar ternaknya tetap sehat dan dapat dipakai bekerja membajak ladang mereka pada hari-hari setelah sabat. Jadi, untuk kepentingan diri sendiri. Akan tetapi, terhadap kerja Tuhan Yesus yang menyembuhkan seorang perempuan yang kerasukan roh jahat, kepala rumah ibadat ini menganggapnya sebagai pelanggaran peraturan sabat. Tambah ironis lagi, si kepala rumah ibadat ini tidak berani langsung menyalahkan Tuhan Yesus, si perempuan yang ‘malang’ itu yang dipersalahkan. Padahal, jiwa perempuan ini jelas jauh lebih berharga dari pada binatang!

Revolusi mental tidak cukup untuk mengubah hati seseorang yang masih dibelenggu dosa. Yang diperlukan ialah kasih karunia dari Allah di dalam Kristus yang memerdekakannya dari perbudakan dosa. Untuk itulah Tuhan Yesus datang. Melalui kematian-Nya Ia menghancurkan kuasa dosa. Ia juga meninggalkan teladan kepedulian-Nya kepada semua orang yang terpuruk dalam dosa, yang diperlakukan tidak manusiawi oleh sesama.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org