Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/09/30 |
|
![]() |
|
Selasa, 30 September 2025 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
|
|
Apakah perikop ini tepat jika digunakan untuk mengingatkan orang Kristen harus membayar pajak? Ya, orang Kristen perlu membayar pajak, tetapi apakah harus mendapat pembenaran dari Alkitab? Masalahnya, apakah konteks perpajakan pada era ayat ini ditulis sama seperti pada era sekarang? Di bagian ini, kembali para tokoh agama ingin mencari kesalahan Yesus (20). Orang Israel harus membayar pajak kepada penguasa Roma, dan jika menolak mereka menjadi musuh Roma. Jika mendukung, mereka akan menjadi musuh rakyat Israel yang tertindas. Para tokoh agama ini menjebak Yesus. Apa pun jawaban yang muncul, akan menyulitkan posisi Yesus. Jika Yesus menyetujui pembayaran pajak, maka ini akan melukai hati rakyat yang sedang menderita, dan pasti Dia akan kehilangan banyak pengikut. Tetapi, jika menyatakan tidak setuju, mereka akan melaporkan Yesus kepada penguasa Roma. Mereka bisa menggunakan tangan penguasa untuk meniadakan lawan mereka. Terlihat mereka berpolitik secara licik dan keji. Tetapi, hikmat Yesus melampaui kecerdasan dan kelicikan mereka. Yesus pasti tidak menyetujui penindasan, dan secara retorik Dia menyatakan agar orang mengembalikan apa yang menjadi hak milik kaisar. Pertanyaannya, apakah uang hasil penindasan adalah hak kaisar? Yesus jelas tidak pernah menyetujui ketidakadilan. Dia berpihak kepada rakyat, tetapi pernyataan Yesus juga melepaskan diri-Nya dari tuduhan melawan kekuasaan Romawi. Lebih unik lagi, Yesus menyatakan untuk mengembalikan apa yang menjadi hak Allah. Yesus juga menyindir mereka (tokoh agama), di perikop sebelumnya. Ia menggambarkan mereka seperti petani yang menguasai kebun yang bukan milik mereka. Yesus tidak mengajar kita untuk menolak membayar pajak. Yesus menunjukkan hikmat-Nya untuk melawan orang-orang jahat. Sebagai umat-Nya kita perlu mengasah hikmat kecerdasan kita untuk dapat menghadapi orang-orang jahat yang dalam berelasi selalu memiliki tujuan menyakiti sesama. [JHN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |