Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/09/24 |
|
![]() |
|
Rabu, 24 September 2025 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)
|
|
Sebagai orang Kristen, kepada kita selalu diajarkan agar kita berkorban bagi sesama demi menyatakan cinta Tuhan yang besar. Ya, pengorbanan Kristus adalah sesuatu yang besar, tetapi apakah hanya itu yang Dia teladankan bagi kita? Ketika Yesus datang ke suatu daerah pastilah banyak orang berpengaruh dan terpandang yang ingin menjamu-Nya makan. Uniknya, perhatian Yesus justru tertuju kepada seorang pemungut cukai yang bertubuh pendek (3). Masyarakat Yahudi pada masa itu mendeskripsikan seorang pemungut cukai sebagai orang berdosa yang najis dan harus dihindari. Namanya Zakheus. Ia sangat kaya, tetapi kesepian karena orang Yahudi dilarang duduk dan makan bersama serta berelasi dengan pendosa seperti dirinya. Ia hanya ingin melihat Yesus. Ia pun berpikir mustahil menjamu Yesus. Dia sadar akan dirinya yang berdosa dan ketidaklayakan dirinya. Apalagi Yesus adalah seorang Rabi, dan dia sudah melihat bagaimana tokoh agama di sekitarnya dan masyarakat Yahudi melihat dan memperlakukan dirinya. Meskipun demikian, Yesus malah menghampiri Zakheus dan meminta dijamu olehnya (5). Sepertinya, ini pertama kali setelah sekian lama Zakheus tak pernah makan bersama seorang sahabat. Kali ini seorang Rabi, bahkan Juru Selamat mau bersahabat dengan dia, dan ini mendatangkan sukacita yang besar bagi dirinya yang penuh dosa. Hari itu menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh Zakheus. Yesus tak hanya meneladankan kepada kita sebuah pengorbanan diri. Dia juga menunjukkan teladan untuk berkorban memberi diri dijamu dan dikasihi orang yang berdosa. Yesus mau duduk gembira dan tertawa bersama dengan mereka yang disisihkan oleh masyarakat. Ia tidak takut kehilangan reputasinya dan dianggap tidak rohani. Maukah kita sebagai gereja belajar mengasihi sesama kita dengan memberi diri untuk dikasihi? Mari kita belajar menjadi sahabat bagi sesama dengan duduk, makan, minum, tertawa, bercerita, dan berterima kasih untuk kebaikan sesama yang mengasihi kita. Mari kita saling menjamu dalam kasih! [JHN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |