Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/09/20 |
|
![]() |
|
Sabtu, 20 September 2025 (Minggu ke-14 sesudah Pentakosta)
|
|
Lubang jarum adalah sebuah nama pintu gerbang yang sangat kecil di Yerusalem. Hanya seekor unta yang bisa lewat, itu pun tanpa muatan. Jika seseorang ingin masuk melalui pintu ini, ia harus melepaskan semua barang bawaannya agar dapat masuk ke dalam. Yesus menyatakan, "Alangkah sukarnya orang yang memiliki banyak harta masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah" (24-25). Yesus mengungkapkan hal ini setelah selesai berbicara dengan seorang pemimpin kaya. Pemimpin itu bertanya kepada Yesus bagaimana beroleh hidup kekal (18) karena pada masa mudanya dia sudah melakukan perintah-perintah Allah (21). Kata Yesus, "Tinggal satu kekuranganmu: Juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memiliki harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku" (22). Mendengar perkataan Yesus ini, pemimpin itu amat sedih, sepertinya ia tidak siap menjual apa yang dimilikinya. Mungkin dia sangat berjerih payah mengumpulkan hartanya sehingga sulit berbagi. Untuk sebagian orang, kaya adalah ukuran kesuksesan. Tidak kaya, berarti tidak sukses. Orang yang tidak kaya dianggap orang rendahan sehingga banyak orang mengejar kekayaan demi gengsi dan harga diri. Lebih parah, kekayaan menjadi tuan sehingga orang bergantung pada kekayaan, bukan pada Tuhan. Ada anggapan, "Dengan kekayaan, orang bisa melakukan apa saja". Hal itu kurang tepat. Tidak salah menjadi kaya, namun kekayaan tidak untuk dinikmati sendiri; ini perlu dibagi-bagikan supaya ada harta kita di surga. Harta dunia memang tidak menjamin hidup kekal, namun berbagi merupakan gambaran kehidupan di Kerajaan Allah. Lepaskanlah kekayaan, kesombongan, dan harga diri. Pedulikanlah sesama. Kita sukses ketika kita mampu berbagi. Janganlah kekayaan menjadi penghalang kita untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Belajarlah berbagi dengan apa yang kita miliki. [NRG] Baca Gali Alkitab 12 Kehidupan kekal tidak dapat dicapai hanya dengan mematuhi perintah-perintah secara formal atau dengan memiliki kekayaan materi. Yesus menekankan pentingnya melepaskan keterikatan pada harta benda dan bersedia untuk mengikuti jalan hidup yang sepenuhnya bergantung pada Tuhan. Perkataan Yesus menekankan nilai kerendahhatian dan penyerahan diri. Prioritas kita adalah berelasi dengan Allah, bukan dengan kekayaan duniawi. Dengan demikian, mengikut Yesus perlu pengorbanan dan kesediaan melepaskan kekayaan duniawi. Selain itu, janganlah ragu mengandalkan kuasa Allah sebab Allah dapat melakukan apa yang tidak mungkin bagi manusia. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |