Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/09/05

Jumat, 5 September 2025 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta)

Lukas 14:1-6
Critical Thinking

Ketika diperhadapkan pada pemberlakuan suatu aturan, seseorang memiliki dua pilihan sikap. Pertama, menerima aturan itu dan melakukannya persis seperti yang diatur. Kedua, memilih berpikir tentang latar belakang dibuatnya aturan itu dan dampaknya bagi kehidupan secara umum. Pilihan kedua ini adalah critical thinking atau berpikir kritis. Seseorang tidak sekadar menerima, tetapi menggali sehingga memahami tujuan dan dampak dari aturan itu, lalu bisa melakukannya dengan lebih tepat atau kalau perlu, mengoreksinya.

Yesus mengajak orang-orang yang bersama-Nya saat itu berpikir kritis. Hukum Taurat memang dari Tuhan, tetapi berbagai peraturan turunannya dibuat oleh para pemuka agama. Peraturan itu harus dilihat secara kritis, bukan diikuti secara kaku. Hukum yang diberikan Tuhan adalah mereka harus mengingat dan menguduskan hari Sabat. Baru kemudian, peraturan dibuat untuk menentukan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan sepanjang hari Sabat. Maka, Yesus pun mengajak mereka berpikir kritis dengan bertanya tentang boleh tidaknya menyembuhkan orang pada hari Sabat (3). Jika menyembuhkan orang dianggap sebagai pekerjaan, tentu tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika menyembuhkan orang dipandang sebagai kepedulian terhadap sesama dan kehidupan, tentu boleh dilakukan. Yesus bahkan membandingkannya dengan tindakan orang pada umumnya yang pasti akan menarik lembunya ketika lembu itu terperosok ke dalam sumur, sekalipun hal itu terjadi pada hari Sabat (5). Jadi, mana yang lebih berharga? Orang sakit yang perlu disembuhkan atau lembu yang perlu diangkat dari dalam sumur?

Kata-kata Yesus mengajak kita menggunakan akal budi anugerah Tuhan untuk berpikir kritis. Tidak semua aturan bisa diterima begitu saja. Bertanyalah saat memang ada yang harus dipertanyakan sehingga kita memiliki pandangan yang utuh terhadap suatu peraturan dan tidak jatuh pada sikap legalis yang tidak menghargai kemanusiaan. Aturan yang ada dibuat untuk menolong manusia menjalani hidup, bukan manusia diperbudak oleh aturan. [KRS]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org