Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/09/01 |
|
![]() |
|
Senin, 1 September 2025 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta)
|
|
Yesus memberikan contoh belas kasihan yang melebihi legalisme beragama kepada kita. Ia melihat seorang perempuan yang mengalami sakit akibat dirasuk oleh roh jahat selama 18 tahun (18) dan menyembuhkannya dari penyakit yang dideritanya sedemikian lama (19). Namun, ternyata, apa yang dilakukan oleh Yesus mendapatkan reaksi spontan dari kepala rumah ibadat yang marah kepada orang-orang yang datang untuk disembuhkan pada hari Sabat itu (14). Tindakan Yesus melampaui legalisme ketat agama Yahudi, yang melarang adanya upaya penyembuhan pada hari Sabat. Yesus menghardik kepala rumah ibadat karena kemunafikan yang dipertontonkan di hadapan umat. Banyak orang melakukan kebaikan terhadap binatang peliharaan mereka, namun tidak terhadap perempuan itu (15-16). Aturan yang ketat dipandang lebih tinggi daripada tuntutan hukum Allah yang menghendaki umat-Nya dapat mengasihi sesamanya manusia. Perangkat-perangkat aturan keagamaan yang dibuat sangat ketat itu justru menghalangi orang untuk mengasihi Allah dan sesamanya. Hal yang sama juga sering terjadi dalam kehidupan berjemaat. Terkadang untuk membantu sesama, prosesnya sangat berbelit-belit. Hal semacam ini menyulitkan kita untuk dengan sepenuh hati menaati kehendak Allah. Oleh karena itu, Yesus menuntut belas kasihan menjadi sebuah gaya hidup yang dihidupi oleh umat Allah di atas semua legalisme kehidupan beragama. Ketaatan kepada perintah Allah adalah sikap yang bersifat mutlak. Di dalam dunia kita yang telah jatuh ke dalam dosa, adanya kesusahan, kesulitan hidup, kelaparan, kemalangan, sakit penyakit, dukacita, dan lain sebagainya merupakan hal yang tidak terelakkan. Jika bukan kita-para pengikut Kristus-yang tergerak dan mau mengambil inisiatif pertama untuk menunjukkan belas kasihan, siapa yang akan menjadi harapan bagi sesama kita? Manusia berdosa hanya mementingkan diri sendiri! Kiranya Allah menganugerahkan kekuatan untuk kita berbelas kasihan kepada sesama. [PMS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |