Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2012/12/23

Minggu, 23 Desember 2012

Bacaan   : Matius 2:16-18
Setahun : Ibrani 11-13
Nas       : Ketika Herodes tahu ... ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya. (Matius 2:16)

DIA MENYUSAHKANKU

Anak itu bernama Gerhard Herbert Kretschmar. Usianya lima bulan, lahir buta, tangan kakinya tidak sempurna. Ia adalah korban praktik eutanasia pertama atas perintah pribadi Adolf Hitler pada dokter pribadinya. Setelahnya, tercatat lebih dari 200.000 penyandang cacat yang dibunuh dalam kurun waktu tahun 1939-1945. Mereka dipandang tidak berguna, tidak pantas untuk hidup. Dengan kemajuan teknologi medis, tak hanya mereka yang terlahir cacat, anak-anak dalam kandungan yang berpotensi cacat pun kini banyak dibunuh dengan praktik bernama keren: aborsi. Anak sehat pun banyak diaborsi karena orangtuanya tidak siap atau tidak mau membayar harga untuk mengasuhnya.

Bertentangan dengan rencana pribadinya; berpotensi menyusahkan hidupnya; tidakkah keegoisan ini yang juga menggerakkan Herodes untuk memerintahkan pembantaian massal anak-anak di Betlehem? Ia tidak mau ambil risiko. Pengganggu itu harus disingkirkan. Berapa pun harga yang harus dibayar. Siapa pun yang harus dikorbankan. Rencana agung Allah Yang Mahatahu tidak gagal karenanya. Namun, seisi Betlehem meratap. Dan Herodes sendiri tak pernah berjumpa dengan Sang Mesias.

Apakah Anda ngeri melihat keegoisan Herodes, Hitler, dan para orangtua yang berusaha menyingkirkan para "penghambat" hidup mereka? Bagaimana dengan keegoisan kita sendiri? Menghalalkan segala cara untuk menyelesaikan masalah bisa menjadi solusi yang menggoda ketika kita merasa Tuhan memperlambat bahkan menghambat hidup kita dengan banyak masalah. Janin yang cacat, pasangan yang sulit, dan sebagainya. Tanpa disadari, kita mungkin sedang melewatkan hal-hal terbaik dari-Nya. -- MEL

HAL-HAL YANG KITA ANGGAP SEBAGAI PENGHAMBAT
DAPAT MEMBAWA KITA MENGALAMI TUHAN DENGAN LEBIH HEBAT.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org