Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2011/02/18

Jumat, 18 Februari 2011

Bacaan   : Matius 18:21-35
Setahun : Bilangan 31-33
Nas       : Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali? (Matius 18:21)

LAGI DAN LAGI

Sungguh senangnya hati ketika kendaraan yang kita pakai sehari-hari dicuci bersih. Sayangnya, secemerlang apa pun kendaraan kita setelah dicuci, kita tak dapat mempertahankannya terus begitu. Jika kita memakainya lagi untuk beraktivitas, maka dalam sekejap ia bisa kembali menjadi begitu kotor. Hingga pekerjaan mencuci ini harus diulang. Lalu, kotor lagi. Harus dicuci lagi. Begitu seterusnya.

Ada satu kemiripan antara mencuci kendaraan dengan mengampuni kesalahan sesama-yakni harus dilakukan lagi dan lagi. Petrus pernah bertanya kepada Yesus, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Namun, Yesus malah menanggapinya secara mengejutkan. Jika Petrus menetapkan batas kesabarannya hingga tujuh kali mengampuni, Tuhan memintanya mengampuni hingga berlipat-lipat kali lebih banyak dari itu. Artinya, Petrus harus terus mengampuni. Mengampuni lagi dan lagi. Mengapa? Yesus menyadarkan Petrus-dan kita-melalui perumpaan hamba yang berutang. Ketika kita tidak mau memaafkan saudara yang bersalah kepada kita (ayat 28-30), sesungguhnya kita sedang berlaku tidak pantas. Sebab, bukankah kita telah menerima pengampunan dan kemurahan yang sangat jauh lebih besar nilainya dari Tuhan sendiri (ayat 27)?

Perselisihan, kerap kali justru terjadi di antara orang-orang yang terdekat-keluarga, sahabat, rekan sekerja. Itu sebabnya budaya meminta ampun dan mengampuni harus menjadi gaya hidup kita. Anak-anak Tuhan yang telah menerima anugerah pengampunan Kristus yang besar, pasti akan dapat mengampuni lagi dan lagi-setiap kesalahan yang tertimpa kepadanya dari sesama saudara -- AW

KITA MEMBUTUHKAN PENGAMPUNAN TUHAN LAGI DAN LAGI
MAKA MENGAPA KITA TAK MENGAMPUNI SESAMA LAGI DAN LAGI?

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org