Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/25

Kamis, 25 November 2010

Bacaan   : Kejadian 9:18-28
Setahun : Yehezkiel 24-26; 1 Petrus 2
Nas       : Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk... Hal ini... tidak boleh terjadi (Yakobus 3:10)

MENJAGA LIDAH

Lahir dalam keluarga miskin dengan banyak anak, tidaklah mudah. Kurang terurus, nakal, tak dihargai. Di kelas 3 SD, guru saya berkata: "Hei, kamu adiknya Badu ya? Jangan buat ulah seperti kakakmu, ya-sudah goblok, nakal lagi, tahu sendiri nanti!" Ucapan itu seperti kutuk yang menusuk hati. Setahun itu, saya tersiksa. Saya jadi suka bolos, malas belajar, dan akhirnya tidak naik kelas.

Tahun ajaran berikutnya, dengan baju lusuh dan celana bertambal, saya mengulang kelas 3. Malu rasanya. Namun, setelah 2 bulan, guru baru saya berkata, "Kamu bukan anak bodoh, tetapi anak pin-tar. Ibu akan buktikan." Kata-kata berkat itu mengiang dan membakar semangat saya untuk belajar. Walau saya harus menunggu malam, agar bisa meminjam buku teman yang telah selesai belajar-sebab saya tak mampu membeli. Menjelang penerimaan rapor, ibu guru memanggil saya. Ia bandingkan rapor saya dengan si juara 1, ternyata nilai saya ada di atasnya. Hanya, karena sudah mengulang, saya tak bisa menjadi juara satu. Namun, kata penguatannya terngiang hingga kini, khususnya saat menghadapi kesulitan hidup.

Biarlah berkat saja yang keluar dari mulut kita. Kata yang terucap tak bisa ditarik kembali, dan ia bisa membangun atau menghancurkan. Lihatlah luapan kejengkelan Nuh pada Ham. Saat Ham menertawakan bapaknya yang telanjang karena mabuk, Nuh mengutuki agar ia dan keturunannya menjadi budak keturunan Sem dan Yafet. Dari generasi ke generasi, ucapan Nuh dijadikan alasan menghalalkan perbudakan sebagai kodrat ras tertentu. Hingga penebusan Kristus menghancurkan kutuk dan darah martir kristiani menghapus perbudakan, apartheid, dan segala diskriminasi. Jagalah lidah! -- SST

JAGALAH MULUT ANDA
UCAPKAN BERKAT DAN JANGAN MENGUTUK

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org