Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/10/31

Minggu, 31 Oktober 2010

Bacaan   : Lukas 24:27-35
Setahun : Yeremia 22-23; Titus 1
Nas       : Waktu Ia duduk makan dengan mereka...ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia (Lukas 24:30,31)

PERJAMUAN TANPA KEAKRABAN

Dua orang anggota majelis gereja bertengkar dalam rapat. Benih permusuhan muncul. Ketua majelis prihatin. Seminggu kemudian keduanya diundang makan malam di rumahnya. Suasana santai tercipta saat makan bersama. Masing-masing bisa mencurahkan isi hati. Perjamuan itu menghasilkan keterbukaan. Keduanya jadi saling memahami dan mengampuni. Ternyata "diplomasi makan bersama" sangat ampuh untuk mengakrabkan. Di meja makan, yang satu bisa memandang yang lain sebagai saudara, bukan hanya sebagai pejabat gereja.

Sesudah Yesus bangkit, Dia menemui dua murid-Nya di jalan menuju Emaus, namun Dia malah dianggap "orang asing" (ayat 18). Untuk memperkenalkan diri-Nya, Yesus mula-mula menjelaskan Kitab Suci, sehingga hati kedua murid itu berkobar-kobar (ayat 32). Kemudian, Dia mengadakan Per-jamuan Kudus! "Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka." Sama seperti yang Dia buat pada perjamuan terakhir (bandingkan dengan Lukas 22:19). Hasilnya? Perjamuan itu mengakrabkan. Dalam suasana makan bersama, muncul pengenalan pribadi. Mata kedua murid pun terbuka dan mereka mengenal Dia (ayat 31).

Perjamuan Kudus adalah peristiwa luar biasa. Bayangkan, Raja Semesta mau mengundang orang berdosa seperti kita, untuk makan semeja dengan-Nya. Yang jauh menjadi dekat. Dalam perjamuan, roti dan air anggur-lambang tubuh dan darah-Nya-menyatu di tubuh kita. Betapa akrabnya kita dengan Dia! Maka, sambutlah setiap Perjamuan Kudus sebagai momen untuk menjalin keakraban dengan Tuhan, bukan sekadar kebiasaan -- JTI

BISA IKUT DALAM PERJAMUAN ADALAH SEBUAH KEHORMATAN
JANGAN MENGANGGAPNYA SEKEDAR RITUAL KEAGAMAAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org