Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/09/20

Senin, 20 September 2010

Bacaan   : Filipi 3:4-14
Setahun : Pengkhotbah 4-6; 2 Korintus 12
Nas       : ... tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku (Filipi 3:13)

PENJARA MASA LALU

Tidak sedikit orang yang secara fisik hidup pada masa sekarang, tetapi hati dan pikirannya masih berada pada masa lalu. Seorang gadis yang terus terkenang dengan pacar lamanya, sehingga ia tidak bisa bahagia dengan pacarnya yang sekarang. Seorang pemuda yang terus dikejar penyesalan karena pada masa lalu ia pernah melakukan tindakan sangat tercela. Sungguh, betapa tidak nyamannya hidup dalam "penjara masa lalu". Sangat menyesakkan.

Secara manusiawi, Rasul Paulus punya "alasan" untuk terus menyesali masa lalunya. Ia pernah menjadi penganiaya orang kristiani (Kisah Para Rasul 9:1, 2). Lalu ia bertobat dan menjadi seorang pekabar Injil yang gigih dan teguh. Namun, apa yang ia alami kemudian? Tidak melulu kegembiraan dan kemudahan, sebaliknya tidak sedikit bahaya dan penganiayaan (2 Korintus 11: 23-26).

Namun, Rasul Paulus tidak membiarkan dirinya terjebak dalam penjara masa lalu. Ia melupakan segala kepahitan dan penyesalan akan masa lalunya. Dan, mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya, kepada visi hidupnya. Itulah sebabnya ia selalu tegar dan teguh; pun di tengah tantangan dan hambatan yang menerpanya.

Betapa pun masa lalu yang telah kita alami-manis atau pahit-semuanya sudah berlalu. Dan, hidup kita tidak pernah surut ke belakang. Masa lalu baik untuk kita jadikan cermin, tetapi akan tidak baik kalau terus-menerus kita "pegang". Sebuah ungkapan bijak: Kemarin adalah kenangan, esok adalah misteri, hari ini adalah kenyataan -- AYA

JANGAN SIA-SIAKAN MASA KINI
HANYA UNTUK SEBUAH MASA LALU YANG SUDAH MATI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org