Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/08/22

Minggu, 22 Agustus 2010

Bacaan   : 2 Timotius 2:23-26
Setahun : Mazmur 109-111; 1 Korintus 5
Nas       : ... dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat (2 Timotius 2:25)

KASIH YANG BERBEDA

Suatu kali saya mendengar seorang anak perempuan berkata kepada ibunya demikian, "Bu, kok guru Sekolah Minggu tuh beda dengan guru di sekolah, ya?" Ketika sang ibu memintanya memperjelas maksudnya, ia berkata, "Kalau ada anak bandel di sekolah, pasti akan dimarahi. Tapi kalau di Sekolah Minggu, kok anak bandel justru dipeluk?" Saya jadi tercenung. Tentu saja tidak semua guru sekolah bersikap begitu. Namun, pengalaman anak tersebut bisa menggambarkan bahwa sikap "berbeda" dari guru Sekolah Minggu itu membuatnya tak takut atau malas beribadah. Sebab apa pun keadaannya, ia tahu guru-guru punya kasih yang cukup besar untuk menerimanya.

Kasih Tuhan bagi manusia juga "berbeda". Tak biasa, bahkan tak masuk akal. Bagaimana tidak? Manusia yang gagal menjalankan hukum-Nya, malah dijangkau dan dipeluk-Nya. Manusia yang sudah tidak diterima manusia lain, yang sudah dijauhi dan dikucilkan masyarakatnya, seperti Zakheus (Lukas 19:1-10) dan wanita Samaria (Yohanes 4:4-19), malah dihampiri Tuhan. Dan, kasih-Nya yang besar itu, menyelamatkan jiwa mereka.

Kasih Tuhan yang berbeda inilah yang mesti diteruskan anak-anak Tuhan kepada orang-orang yang menjalani hidup dengan "nakal, bandel", agar mereka selamat. Anak Tuhan perlu menunjukkan kasih yang berbeda, lebih dari yang biasa dilakukan kebanyakan orang. Yakni dengan bersikap lemah lembut, dengan berbelas kasihan pada jiwa mereka, yang perlu diselamatkan (2 Timotius 2:25). Bahkan orang yang sudah tidak diterima di mana pun, harus dapat diterima oleh anak-anak Tuhan, dengan kekuatan kasih Allah. Kasih itu dapat memenangkan jiwa mereka -- AW

HATI SESEORANG BISA TERBUKA MENDENGAR INJIL DENGAN RELA
KETIKA KASIH MENJADI KUNCI PEMBUKANYA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org