Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/02/28

Minggu, 28 Februari 2010

Bacaan   : Yohanes 6:1-13
Setahun : Bilangan 20-22; Markus 7:1-13
Nas       : "Di mana kita dapat membeli roti, supaya mereka dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya (Yohanes 6:5,6)

PERBUATAN BESAR

Memberi makan 5.000 orang dengan modal lima ketul roti dan dua ekor ikan dalam waktu yang mendadak dan singkat adalah salah satu perbuatan besar yang pernah Yesus lakukan. Kini, Dia juga rindu anak-anak-Nya melakukan perbuatan-perbuatan besar yang memuliakan nama-Nya. Melalui peristiwa ini, kita dapat belajar dari Yesus mengenai beberapa prinsip rohani bagaimana melakukan perbuatan besar:

(1) Mulai dari apa yang ada pada kita; yang ada waktu itu adalah lima roti jelai dan dua ikan yang dipunyai seorang anak (ayat 9). Yesus tidak mencari-cari apa yang tidak ada. Dia mulai dari apa yang ada.

(2) Mulai dengan yang kecil; kita harus belajar menghargai yang kecil. Hal besar selalu berawal dari hal kecil. Awal berdirinya sebuah gedung megah adalah ketika butiran pasir dicetak menjadi bata, ketika bata disusun menjadi tembok, dan selanjutnya.

(3) Mulai dengan doa ucapan syukur; Yesus memberi teladan untuk mengucap syukur atas segala hal yang kita terima. Kita tak bisa melakukan perbuatan besar jika belum apa-apa kita sudah mengeluh dan mengomel.

(4) Lakukan dengan iman; Yesus tidak panik dengan situasi yang dihadapi-Nya. Dia tahu apa yang harus diperbuat (ayat 6).

(5) Lakukan dengan bekerja sama; sebenarnya Yesus mampu bekerja sendiri, tapi Dia tetap melibatkan para murid-Nya.

(6) Lakukan dengan tertib dan terorganisasi; Yesus mendelegasikan tugas kepada para murid untuk terlebih dulu mengatur orang banyak agar duduk berkelompok, sehingga semua murid bisa membagikan roti dan ikan itu dengan mudah dan merata.

Mari lakukan perbuatan besar bagi-Nya hari ini -- ACH

MILIKILAH MIMPI BESAR, MULAILAH DARI LANGKAH KECIL,
DAN BERTINDAKLAH!

Apakah Allah Masih

Mengadakan Mukjizat Saat Ini?

Kita hidup di tengah dunia dengan orang-orang yang membutuhkan -- kadang kala begitu mendambakan -- Allah bekerja di dalam hidup mereka dengan cara yang ajaib. Dunia butuh menyaksikan hal-hal ajaib terjadi di tengah gereja, yakni dalam kehidupan kaum kristiani pada umumnya.

Namun, apakah sekarang Allah masih "mencurahkan" mukjizat? Tentu, Alkitab menyatakan tiga "periode mukjizat" besar dalam sejarah penebusan umat-Nya: pertama, di sepanjang zaman Musa dan keluarnya bangsa Israel dari Mesir; lalu di sepanjang pelayanan nabi-nabi besar Elia dan Elisa; dan terakhir adalah di sepanjang pelayanan Kristus di dunia ini dan pada zaman para rasul. Namun, bagaimana dengan sekarang? Secara khusus Alkitab menyatakan rencana Allah atas mukjizat. Pada hari Pentakosta, yang disertai turunnya Roh Kudus secara ajaib dan spektakuler pada sekelompok orang kristiani pertama, Rasul Petrus berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yesus dari Nazaret adalah orang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda ajaib yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu" (Kisah 2:22, huruf miring ditambahkan). Dengan kata lain, Yesus memperlihatkan mukjizat-mukjizat-Nya agar banyak orang menyaksikan bahwa Dia adalah Anak Allah, Mesias yang sejak lama dinanti-nantikan.

Selain itu, saya mempunyai berita yang luar biasa berkenaan dengan mukjizat: Allah melakukan hal yang sama pada zaman sekarang ini!

Saat ini Anda mungkin sedang berjuang terhadap penyakit atau khawatir tentang keuangan -- tetapi Anda tidak mengerti bagaimana, secara manusia, semua ini bisa terjadi. Apa pun yang Anda butuhkan, saya ingin Anda paham bahwa "zaman mukjizat" belum berakhir, bahwa Allah masih melakukannya saat ini. Saya ingin Anda memahami bahwa Yesus ingin melanjutkan pekerjaan ajaib-Nya dalam kehidupan setiap kita yang dipanggil oleh nama-Nya. Dan, yang berjalan dalam iman serta ketaatan terhadap perintah-Nya.

(Dikutip dari Ketika Semua Pintu Tertutup, Mukjizat Masih Ada,

Mac Brunson, Gloria Graffa, 2009)

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org