Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/01/02

Sabtu, 2 Januari 2010

Bacaan   : 1Korintus 9:19-27
Setahun : Kejadian 4-6; Matius 2
Nas       : Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1Korintus 9:27)

DIBUANG SAYANG

Di meja kerja saya ada sebuah "kotak dibuang sayang". Di dalamnya saya taruh banyak pena yang sudah tidak berfungsi lagi. Mau dibuang sayang, sebab banyak di antaranya merupakan hadiah dari para sahabat. Pena-pena itu masih indah dipajang. Lagipula punya nilai sejarah. Jadi, saya biarkan saja mereka di sana bertahun-tahun. Tidak bisa lagi dipakai. Sudah didiskualifikasi.

Rasul Paulus tidak mau dirinya kelak menjadi seperti pena pajangan. Ia tidak mau dirinya nanti "ditolak" Tuhan. Maksudnya bukanlah ditolak masuk surga, melainkan didiskualifikasi. Dipandang tidak layak lagi dipakai sebagai alat-Nya. Dimasukkan dalam "kotak dibuang sayang". Itu bisa terjadi jika ia terjebak dalam kenikmatan hidup. Sebagai pemimpin jemaat, ia memiliki banyak hak, kuasa, dan fasilitas (1Korintus 9:1-6,15,19). Jika semua itu yang dipentingkan, ia akan kehilangan orientasi kepada Tuhan. Oleh sebab itu, Paulus berupaya keras untuk "melatih dan menguasai dirinya". Artinya, terus menjaga kemurnian hati dalam pelayanan. Bukannya menjadi "bos" di gereja, Paulus lebih suka belajar menjadi "hamba bagi semua orang", supaya Injil Kristus dapat diterima oleh sebanyak mungkin orang.

Jika seorang kristiani tak lagi dapat berfungsi sebagai garam dan terang, ia laksana pena pajangan yang telah kehilangan fungsinya. Maka, jangan biarkan diri terjebak dalam kenikmatan hak, kuasa, dan fasilitas, sampai-sampai kita hanya sibuk untuk diri sendiri. Mari belajar mengosongkan diri, supaya Tuhan dapat efektif memakai kita sebagai hamba-Nya. Jangan sampai kita didiskualifikasi -- JTI

JANGAN PUAS MENJADI ORANG YANG DISELAMATKAN TUHAN
JADILAH ORANG YANG DIPAKAI TUHAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org