Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/12/16

Rabu, 16 Desember 2009

Bacaan   : Mazmur 12:1-9
Setahun : 1Petrus 3-5
Nas       : Biarlah Tuhan mengerat segala bibir yang manis dan setiap lidah yang bercakap besar (Mazmur 12:4)

BAHAYA KATA-KATA MANIS

Kita merasa senang, hati kita menjadi hangat, apabila mendengar kata-kata yang manis. Dampak kata-kata manis memang baik bagi jiwa. Sayangnya, kata-kata manis tidak selalu keluar dari hati yang manis pula. Bahkan, bisa juga hal itu diucapkan dengan maksud licik, didorong oleh akal bulus, atau sarat dengan keculasan. Inilah ironinya. Kata-kata manis yang enak didengar telinga tidak selalu berasal dari hati yang manis!

Orang-orang yang berada di seputar lingkungan pemazmur adalah mereka yang "berkata dusta ... dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang" (ayat 3). Dengan itu mereka menindas orang yang lemah dan miskin (ayat 6). Rupanya, kata-kata manis telah menjadi sarana penindasan pada zaman itu! Pemazmur yang tak dapat menerima hal ini, memohon agar Tuhan campur tangan. Serunya, "Tolonglah kiranya ..." (ayat 2). Atas pengaduan ini, Tuhan berkenan mendengar dan bertindak: "Sekarang juga Aku bangkit ... Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya" (ayat 6). Inilah janji Tuhan yang teruji (ayat 7). Yakni bahwa Tuhan membela orang yang ditindas oleh mereka yang menggunakan kata-kata manis sebagai alat untuk menguasai orang lain.

Bagaimana kita berkata-kata terhadap orang lain? Terhadap keluarga, rekan sekerja, tetangga kiri-kanan, terhadap orang yang lebih lemah? Semoga setiap kata-kata yang kita ucapkan merupakan kata-kata yang tulus dan jauh dari maksud menindas orang. Sebab apabila tidak demikian, Tuhan akan mengganjar kita. Bersikap dan berkata-katalah manis; bukan hanya di mulut, tetapi juga dari dalam hati! -- DKL

KARAT DI HATI TERJADI APABILA KATA-KATA MANIS
DIPAKAI SEBAGAI SENJATA MANIPULASI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org