Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/10/17

Sabtu, 17 Oktober 2009

Bacaan   : Keluaran 20:1-6
Setahun : Matius 8-11
Nas       : Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya (Keluaran 20:5)

BUKAN URUSAN PRIBADI

Seorang bapak sedang tergila-gila dengan selingkuhannya. Padahal ia telah memiliki empat orang anak. Terdorong oleh rasa prihatin, pendetanya datang membesuk. Sang pendeta menyatakan bahwa apa yang dilakukan bapak itu bukan hanya berdosa, melainkan juga akan berdampak buruk bagi anak-anaknya. Mendengar teguran itu, sang bapak merasa tidak senang. "Maaf, Pak Pendeta tidak perlu mencampuri urusan rumah tangga kami. Ini urusan pribadi saya. Kalau saya berdosa, saya sendiri yang akan menanggung hukumannya!"

Di dalam sepuluh perintah Allah, tampak jelas bahwa dosa yang kita lakukan punya dampak sosial. Selain melawan Allah, dosa juga merugikan sesama. Misalnya, dalam perintah kedua dinyatakan bahwa orang percaya dilarang memberhalakan apa pun dan siapa pun (ayat 4,5). Jelas perintah ini menyangkut soal hubungan kita dengan Tuhan. Namun, pelanggaran terhadapnya berdampak juga pada anak-anak, bahkan sampai keturunan ketiga dan keempat dari si pelaku (ayat 5,6). Fakta membuktikan: orangtua yang pembohong, pemarah, atau hidup dalam perzinaan, akan membawa teladan negatif pada anak-anaknya. Tanpa disadari, keturunannya pun menanggung dampak dari pendidikan yang kacau dalam keluarga. Belum lagi anak-anak yang lahir di luar nikah. Banyak anak yang menanggung beban berat karena kesalahan orangtuanya.

Apakah Anda sedang digoda untuk berbuat dosa tertentu? Ayo berpikir panjang! Jangan pernah berkata bahwa kelakuan kita yang berdosa adalah urusan pribadi. Orang-orang yang Anda kasihi bisa menuai buah pahit dari perbuatan Anda! -- JTI

BENIH DOSA ITU TUMBUH SUBUR
ANDA MENANAMNYA, SEISI RUMAH MENUAI BUAHNYA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org