Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/09/16

Rabu, 16 September 2009

Bacaan   : Yohanes 11:1-16
Setahun : Yehezkiel 19-21
Nas       : Tetapi Aku bersukacita, Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya (Yohanes 11:15)

BELAJAR UNTUK PERCAYA

Mungkin kita kerap bertanya, jika Tuhan mengasihi saya, mengapa Dia mengizinkan hal yang buruk terjadi? Hal ini juga pernah saya pertanyakan ketika dokter mengatakan mama sakit kanker stadium tiga. Kaki saya terasa lemas dan pikiran saya begitu kacau. Padahal saya sudah berdoa puasa beberapa bulan untuk kesembuhan mama. Padahal baru saja papa dan mama menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat beberapa hari yang lalu. Namun, mengapa kenyataan ini harus kami hadapi? Sungguhkah Yesus mengasihi kami?

Alkitab mencatat bahwa Yesus mengasihi Lazarus (ayat 3). Namun, mengapa ketika Tuhan Yesus mendengar bahwa Lazarus sedang sakit, Dia tidak segera datang ke Betania untuk menyembuhkannya? Sebaliknya, Tuhan Yesus justru menunda kedatangannya dan membiarkan Lazarus mati. Apakah Yesus sungguh-sungguh mengasihi Lazarus, Maria, dan Marta? Ya, Tuhan sangat mengasihi mereka, tetapi Tuhan juga punya maksud dan rencana yang kerap kali tidak kita mengerti, sehingga membiarkan semua itu terjadi.

Terkadang Tuhan membiarkan kita masuk ke dalam lembah kekelaman. Terkadang juga Tuhan membiarkan "seolah-olah" kita ditinggal sendirian. Namun, pada saat-saat seperti itulah sesungguhnya iman kita sedang diuji. Tuhan membiarkan kita mengalami masa-masa gelap dengan satu tujuan, yaitu agar kita belajar untuk percaya (ayat 15). Saat masa-masa gelap itu datang, maukah kita belajar percaya bahwa Tuhan tetap berdaulat dan mempunyai rencana indah di balik semua masalah yang sedang kita hadapi? -VT

DISAAT KITA TIDAK MENGERTI MENGAPA SEMUA HARUS TERJADI
MARILAH KITA BELAJAR UNTUK TETAP PERCAYA PADA KEBAIKAN HATI TUHAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org