Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/04/09

Kamis, 9 April 2009

Bacaan   : 1 Samuel 8
Setahun : 2 Samuel 19-21
Nas       : Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: "Tidak, harus ada raja atas kami" (1 Samuel 8:19)

PERMINTAAN YANG SALAH

Siti seorang gadis lajang. Ia sangat merindukan jodoh. Apalagi usianya sudah memasuki kepala tiga, dan teman-teman seangkatannya hampir semua telah menikah. Ia tak putus berusaha dan berdoa, memohon kepada Tuhan agar dipertemukan dengan pemuda tambatan hati. Namun, doa dan usahanya tak juga membawa hasil. Sampai suatu kali ia berkenalan dengan seorang pemuda di sebuah mal. Keduanya saling tertarik, lalu pacaran. Tiga bulan kemudian mereka menikah.

Siti sebetulnya sadar kalau keputusannya itu berisiko. Ia belum begitu kenal pemuda itu. Orangtua, saudara, dan teman-temannya juga sudah mengingatkannya. Namun, suara hati dan semua nasihat itu seolah terbungkam dengan keinginannya untuk segera menikah. Siti pun naik ke pelaminan. Awalnya semuanya berjalan lancar. Hingga enam bulan kemudian rumah tangganya berantakan. Siti pun hanya bisa menyesali keputusannya.

Hal serupa dialami oleh bangsa Israel. Mereka menginginkan seorang raja. Alasannya karena bangsa-bangsa lain dipimpin oleh raja (ayat 5). Samuel telah mengingatkan mereka akan risiko hadirnya seorang raja di tengah mereka (ayat 11-18). Akan tetapi, mereka tetap ngotot. Akhirnya, Tuhan membiarkan mereka mempunyai raja (ayat 22). Dan sejarah mencatat, bahwa dari situlah awal kehancuran bangsa Israel. Saul sebagai raja pertama gagal total. Setelah Salomo, bangsa itu pecah. Bahkan jauh kemudian, mereka dibuang ke negeri Babel.

Maka, berhati-hatilah dengan keinginan. Apa yang sekarang kita idam-idamkan, belum tentu pada masa depan menjadi berkat. Bisa saja malah mendatangkan laknat -- AYA

TUHAN, JANGAN BERIKAN YANG AKU INGINKAN
TETAPI BERIKANLAH YANG TERBAIK BAGIKU

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org