Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/02/18

Rabu, 18 Februari 2009

Bacaan   : Kisah 5:1-11
Setahun : Bilangan 4-6
Nas       : ... tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat (Amsal 3:32)

DUSTA

Membiarkan berkembangnya sesuatu yang berpengaruh buruk adalah kesalahan serius. Ibarat penyakit menular, jika dibiarkan ia akan semakin banyak memakan korban. Ibarat sel kanker, jika sudah berkembang hingga ke stadium lanjut, ia akan semakin sukar dilumpuhkan. Ibarat kebiasaan buruk, jika dibiarkan sejak anak-anak akan menjadi watak yang buruk. Daya rusaknya sudah terlampau kuat untuk dihambat. Satu-satunya cara mengatasi hanya dengan mencegah atau memberantasnya selagi masih dini.

Gereja di zaman para rasul tentu masih amat "muda". Tugasnya adalah menjadi saksi kebenaran injil Yesus Kristus. Dalam pengadilan di masa itu, kebenaran sebuah kesaksian harus dikukuhkan oleh dua orang saksi. Jadi, banyak murid diutus berpasangan-seperti Petrus dan Yohanes atau Paulus dan Barnabas-untuk meneguhkan kebenaran injil. Dusta adalah dosa yang bertolak belakang dengan tugas menjadi saksi. Menjadi saksi harus berkata benar. Oleh sebab itu, ketika ada dua orang murid bersepakat dalam sebuah dusta, mereka dihukum dengan amat serius untuk menjadi peringatan bagi semua orang. Sebab seorang saksi tak mungkin berkompromi dengan dusta. Itulah sebabnya kita tertegun membaca tentang hukuman berat yang harus dialami oleh pasangan Ananias dan Safira.

Ada hal-hal dalam kehidupan ini yang tidak bisa dikompromikan, sebab sejak dari akarnya sudah bertolak belakang. Termasuk dusta melawan kebenaran. Jika kebiasaan buruk berdusta dibiarkan, ia akan menjadi bencana di kemudian hari. Kita harus bersikap tegas terhadapnya -PAD

TIADA CARA LAIN UNTUK MEMERANGI DUSTA
SELAIN MEMANGKASNYA SEDINI DAN SESERIUS MUNGKIN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org