Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/02/06

Jumat, 6 Februari 2009

Bacaan   : 1Raja 19:9-18
Setahun : Keluaran 32-34
Nas       : Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia (1Raja 19:18)

TITIK HITAM

Di sebuah kelas sekolah dasar, seorang guru wanita memperlihatkan secarik kertas bergambar satu titik kecil berwarna hitam kepada para murid. "Ini apa, anak-anak?" tanyanya. "Titik, Bu!" jawab para murid serempak. "Bukan, ini kertas!" kata Bu Guru lagi. Ilustrasi kecil ini menunjukkan, bahwa orang bisa lebih terfokuskan perhatiannya pada satu titik hitam-walaupun kecil-dibanding pada lembaran besar kertas putih di mana titik hitam itu tergambar.

Hal itu juga terjadi pada Nabi Elia ketika ia melarikan diri dari Izebel, istri Raja Ahab, yang mengancam hendak membunuhnya. Di Gunung Horeb, Elia begitu frustrasi, ia merasa seolah-olah hidupnya begitu suram dan kelam. Sampai-sampai ia ingin mati sekalian (ayat 4). "Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku," keluhnya (ayat 10). Padahal, benarkah Elia tinggal sendirian? Ternyata tidak. Masih ada 7.000 orang lain yang tidak ikut sujud menyembah Baal (ayat 18).

Di tengah berbagai kesulitan, ketika badai hidup menerjang, apakah kita merasa hidup ini seolah-olah gelap sama sekali? Kita lalu merasa sebagai orang yang paling malang di dunia. Baiklah sejenak kita berdiam diri. Kita fokuskan perhatian pada hal-hal yang indah dalam hidup ini; mungkin kicau burung yang merdu, atau tawa riang anak-anak di sekitar kita, atau juga para sahabat yang selalu mendukung. Percayalah, kita akan menemukan kenyataan bahwa hidup kita tidaklah sekelam yang kita duga. "Ruang putih" dalam kertas hidup kita masih jauh lebih luas dibandingkan satu titik hitam beban yang ada di situ -AYA

DI BALIK MENDUNG HITAM ADA LANGIT BIRU NAN LUAS

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org