Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/05/04

Jumat, 4 Mei 2007

Bacaan   : Matius 15:1-9
Setahun : 1Raja 16-18; Lukas 22:47-71
Nas       : Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Aku (Matius 15:8)

KELUARGA PALSU

Seorang kontraktor di Kalifornia mencetuskan suatu ide inovatif dalam menjual rumah-rumahnya. Ia pikir cara yang baik untuk membuat sebuah rumah tampak menarik adalah dengan menghadirkan keluarga di dalamnya saat ia memamerkan rumah itu kepada calon pembeli. Maka, ia menyewa para aktor untuk memerankan keluarga bahagia dalam rumah-rumah model yang dibangun perusahaannya. Bahkan, para pembeli dapat bertanya kepada para aktor tentang kondisi rumah itu. Setiap anggota keluarga palsu itu menjalankan perannya masing-masing. Ada yang memasak, menonton tele-visi, dan bermain sementara para calon pembeli rumah melihat-lihat.

Pemalsuan seperti ini memang tak salah, namun renungkan kepura-puraan para pemimpin agama di zaman Yesus (Matius 15:1-9). Mereka pura-pura mengasihi Allah, dengan saleh membuat daftar aturan yang harus mereka dan orang lain patuhi. Namun, ini hanya cara agar mereka tampak saleh. Mereka bahkan menganggap aturan buatannya sama penting dengan Hukum yang langsung difirmankan Tuhan (ayat 5,6). Yesus menyebut mereka "munafik" (ayat 7). Di ucapan bibir saja tampaknya mereka menghormati Allah, tetapi hati mereka berkata lain -- mereka jauh dari-Nya (ayat 8).

Orang di masa kini pun banyak yang berpura-pura seperti ini. Secara lahiriah kita seperti orang kristiani yang baik karena rajin ke gereja, menaati beberapa peraturan sesuai hukum, dan berkata benar. Kita berkata kita mengasihi Yesus, tetapi mungkin hati kita jauh dari-Nya. Allah menghendaki kita untuk tidak berpura-pura -- AMC


Allah melihat jalan kita dan mengenal hati kita,
Apa yang dapat kita sembunyikan dari-Nya?
Kebenaran lahiriah tak menyelamatkan,
Dia tahu lubuk hati kita yang terdalam. -- Sper

KEPURA-PURAAN BERTENTANGAN DENGAN IMAN SEJATI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org