Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/04/13

Rabu, 13 April 2005

Bacaan   : Matius 26:17-30
Setahun : Mazmur 7-9
Nas       : Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru (Mazmur 118:22)

HARI TERGELAP

Untuk merayakan hari raya Paskah, para penyembah Yahudi menyanyikan Mazmur 113-118, yaitu bagian yang disebut "Halel Mesir". Upacara tersebut berkembang menjadi penghargaan terhadap kebebasan dan keindahan hidup yang telah diberikan Allah. Pada akhir upacara itu, para peserta bernyanyi dan memuji Allah untuk menyenangkan Dia dan juga untuk mengekspresikan kegembiraan mereka. Seorang rabi menjelaskan hal tersebut sebagai "sukacita atas kebebasan yang mendalam".

Menjelang akhir acara makan Paskah, bagian kedua dari mazmur Halel ini pun dinyanyikan. Menurut Injil Matius, Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan sebuah kidung pujian dan "pergi ke Bukit Zaitun" setelah mereka merayakan Paskah terakhir mereka bersama-sama (26:30). Mereka saat itu barangkali menyanyikan mazmur berikut ini:

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan

Telah menjadi batu penjuru.

Hal itu terjadi dari pihak Tuhan,

Suatu perbuatan ajaib di mata kita.

Inilah hari yang dijadikan Tuhan,

Marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!

(Mazmur 118:22-24).

Apa pun kidung yang mereka nyanyikan, keyakinan Yesus akan kebaikan Bapa surgawi sungguh mengejutkan. Dia sanggup memuji Bapa-Nya, sekalipun Dia mengetahui bahwa sebentar lagi Dia akan mengalami hari yang paling gelap sepanjang perjalanan hidup-Nya -- JAL

PUJIAN MEMILIKI KUASA
UNTUK MERINGANKAN BEBAN KITA YANG PALING BERAT

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org