Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2004/04/29

Kamis, 29 April 2004

Bacaan   : 1 Timotius 5:8-16
Setahun : 1 Raja-raja 6-7; Lukas 20:27-47
Nas       : Ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna (2 Tesalonika 3:11)

LEBAH PEJANTAN

Saat duduk memandangi sarang lebah, saya tertarik pada aktivitas sejumlah besar lebah yang tampak sangat sibuk. Mereka selalu mendengung, terbang keluar-masuk sarang, tetapi tidak melakukan pekerjaan yang berarti. Lebah-lebah yang tidak produktif ini disebut pejantan. Mereka adalah lebah jantan yang berukuran jauh lebih besar daripada lebah pekerja atau ratu lebah. Tugas mereka hanya membuahi ratu lebah dan lalu mati.

Sementara menunggu munculnya ratu lebah yang baru, para pejantan menghabiskan waktu mereka untuk berkunjung dari satu sarang ke sarang yang lain. Tetapi mereka tidak bekerja; mereka tidak membuat madu; mereka tidak membangun sarang; mereka bahkan tidak bisa menyengat. Tetapi mereka sangat berisik! Anda dapat mendengar mereka mendengung, tetapi itu hanyalah gertak sambal.

Sekilas tampaknya para pejantan memiliki hak istimewa, tetapi ketika musim gugur tiba dan jumlah madu berkurang, lebah-lebah pekerja akan membunuh para pejantan! Tidak ada seekor pun yang tersisa pada musim dingin. Waktu perhitungan telah tiba, dan mereka tidak memperoleh penghargaan dari lebah pekerja.

Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus memperingatkan tentang orang-orang yang giat dalam aktivitas-aktivitas yang keliru. Mereka berkunjung dari rumah ke rumah untuk mencampuri urusan orang lain, bukan untuk melayani malah membuat masalah (1 Timotius 5:13).

Janganlah menjadi lebah pejantan jika Anda ingin mendapat bagian dari harta surgawi yang disediakan bagi mereka yang setia -- M.R. De Haan, M.D.

RUMAH ALLAH SEHARUSNYA MENJADI SARANG LEBAH PEKERJA
BUKAN SARANG LEBAH PEJANTAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org