Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2003/01/26

Minggu, 26 Januari 2003

Bacaan   : 2Samuel 9
Setahun : Keluaran 35-37
Nas       : Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja (2Samuel 9:11)

NILAI SEBUAH KEHIDUPAN

Seorang pekerja pabrik di Inggris dan istrinya merasa senang ketika mereka akan dikaruniai anak pertama, apalagi setelah bertahun-tahun menikah. Menurut pengarang Jill Briscoe, yang menceritakan kisah nyata ini, si pekerja menyampaikan berita baik ini dengan penuh semangat kepada teman-teman sekerjanya. Ia mengatakan kepada mereka bahwa Allah menjawab doanya. Namun mereka mengejeknya karena meminta seorang anak kepada Allah.

Ketika bayi itu lahir, ia didiagnosis menderita Sindrom Down. Ketika sang ayah berangkat kerja untuk pertama kali setelah anaknya lahir, ia tak tahu bagaimana harus menghadapi teman-teman sekerjanya. "Allah, beri aku hikmat," doanya. Seperti yang ia khawatirkan, beberapa orang mengejeknya, "Jadi, Allah memberimu anak seperti itu!" Ayah baru itu berdiri termenung untuk beberapa lama. Dalam hati ia memohon pertolongan Allah. Akhirnya ia berkata, "Saya bersyukur Tuhan memberikan anak ini kepadaku, bukan kepadamu."

Sama seperti pria itu menerima putranya yang cacat sebagai karunia Allah untuknya, demikian juga Raja Daud menyatakan kebaikannya dengan sukacita kepada cucu Saul yang "cacat kakinya" (2 Samuel 9:3). Beberapa orang menolak Mefiboset karena ia pincang, tetapi Daud menunjukkan bahwa ia menghargai Mefiboset.

Di mata Allah, setiap pribadi sangat berharga. Itu sebabnya Dia mengutus Putra Tunggal-Nya untuk mati bagi kita. Marilah kita ingat dengan rasa syukur betapa Dia menghargai kehidupan setiap manusia -- Dave Branon

SETIAP ORANG BERHARGA BAGI ALLAH.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org