Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/08/06

Minggu, 6 Agustus 2000

Bacaan   : Filipi 3:12-21
Setahun : Mazmur 70-71, Roma 8:22-39
Nas       : Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan (Filipi 3:13-14)

MELIHAT KE BELAKANG ATAU KE DEPAN?

Satchel Paige, pemain bisbol terkenal di Amerika, suatu kali pernah berseloroh, "Jangan melihat ke belakang -- sesuatu mungkin akan menabrakmu dari depan." Sebaliknya, George Santayana, seorang pemikir dan penulis asal Spanyol, pada tahun 1905 menulis, "Siapa yang tidak dapat mengingat masa lalu akan dihukum dengan cara mengulangi masa lalunya itu."

Lalu, mana yang sebaiknya kita pilih? Apakah kita akan berjalan terus, tanpa pernah menoleh ke belakang, ataukah kita akan terus-menerus melihat kesalahan kita yang lama agar tidak terulang lagi?

Kitab Suci menunjukkan bahwa kita harus melakukan keduanya secara tepat. Kita perlu merenungkan kembali hidup kita dan belajar dari kesalahan masa lalu. Hal itu merupakan bagian dari proses saat kita mengaku dosa dan memohon pengampunan Allah. Kita perlu merenungkan ketidaktaatan kita, memohon pengampunan Allah, dan tidak berbuat dosa lagi (Yohanes 8:11). Pengampunan adalah cara Allah untuk membersihkan dosa-dosa kita. Selanjutnya, kita berkewajiban untuk bergantung pada kekuatan Roh Kudus yang berdiam di dalam kita agar tidak mengulang kesalahan masa lalu. Sebagai contoh, Rasul Paulus mengakui kesalahannya di masa lalu, memohon pengampunan Allah, kemudian mengarahkan hidupnya untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus (Filipi 3:13-14).

Jadi, mana yang terbaik, melihat ke belakang atau melihat ke depan? Kita harus melakukan keduanya secara seimbang dan bijak: Kita perlu melihat ke belakang untuk memohon pengampunan, kemudian melihat ke depan untuk bergerak maju -- JDB

AGAR DAPAT BERTUMBUH SECARA ROHANI, AKUILAH KESALAHAN ANDA,
KEMUDIAN ARAHKAN DIRI ANDA PADA KRISTUS UNTUK MENJALANI MASA DEPAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org