Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/03/30

Selasa, 30 Maret 1999

Bacaan   : Matius 27:41-54
Setahun : 1Samuel 14-16
Nas       : Kita...diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya (Roma 5:10)

DI MANA LETAK KEBAIKANNYA?

Saat menghadapi suatu masalah yang tak kunjung berakhir, seringkali kita berseru, "Saya perlu mukjizat!" Sebuah mukjizat mungkin akan terjadi, tetapi bila tidak, apakah itu berarti kebaikan Allah tidak berlaku?

Izinkan saya mengajukan sebuah pertanyaan lain: Mengapa Jumat Agung, hari tatkala Yesus digantung di atas kayu salib disebut "agung"? Jika sekiranya pada saat itu suatu mukjizat terjadi, mungkin istilah itu tepat digunakan. Bahkan para pengejek yang ada di situ menantang, "Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya" (Matius 27:42). Namun, Yesus tidak menanggapi mereka. Penulis Philip Yancey menggambarkannya sebagai "masa tanpa mukjizat."

Sebenarnya Yesus tak pantas disalibkan. Namun Allah, sesuai dengan tujuan-Nya yang penuh kasih, menggunakan penderitaan yang harus ditanggung Yesus untuk memenuhi kebutuhan utama kita, yaitu "diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Anak-Nya" (Roma 5:10). Itulah sebabnya hari yang mengerikan itu disebut "agung."

Apakah Anda merasa bahwa mukjizat merupakan satu-satunya pengharapan Anda untuk dapat menyaksikan kebaikan Allah? Renungkanlah apa yang telah Kristus lakukan -- sekalipun lewat penderitaan, Dia menggenapi rencana keselamatan. Renungkan pula bahwa Jumat Agung merupakan hari Kristus yang "tanpa mukjizat." Suatu saat Anda akan mampu melihat kembali masa-masa kelam dalam hidup Anda dan dengan jujur menyebutnya "baik" -- JEY

ALLAH MENGGUNAKAN HAMBATAN DALAM KEHIDUPAN
UNTUK MEMBUAT KITA BERGERAK MAJU

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org