Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/174

e-Penulis edisi 174 (4-2-2016)

Karya Kristiani di Dunia Sastra Sekuler (II)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                          174/Februari/2016
          Tema: Karya Kristiani di Dunia Sastra Sekuler (II)

e-Penulis -- Karya Kristiani di Dunia Sastra Sekuler (II)
Edisi 174/Februari/2016

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: PENTINGNYA PELAYANAN LITERATUR
TIP PENULIS: MEMPERLUAS EKSISTENSI KARYA SASTRA KRISTEN
TOKOH PENULIS: PROFESOR SEPUH YANG PRODUKTIF BERKARYA
RESENSI: MEMAHAMI INJIL-INJIL DAN KISAH PARA RASUL


            DARI REDAKSI: PENTINGNYA PELAYANAN LITERATUR

Pelayanan literatur sangat penting untuk mendukung pemberitaan Injil. 
Apakah Anda sudah terlibat dalam pelayanan literatur di gereja? Atau, 
Anda memiliki kerinduan untuk memulai, melanjutkan, bahkan 
membangkitkan kembali pelayanan literatur di gereja? Edisi e-Penulis 
kali ini mengajak setiap orang percaya untuk lebih lagi memedulikan 
pelayanan literatur di gereja, terutama yang berfokus pada karya-karya 
sastra Kristen. Beberapa ide untuk membangkitkan kembali pelayanan 
literatur dan juga untuk memperluas eksistensi karya sastra Kristen 
kiranya bisa menolong kita untuk menempatkan kembali pentingnya 
literatur dalam pemberitaan Injil. Selain itu, kami suguhkan juga 
resensi buku "Memahami Injil-Injil dan Kisah Para Rasul" yang kami 
harap bisa menantang Anda untuk lebih gemar lagi belajar Alkitab dan 
sejarahnya. Selamat membaca! Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Penulis,
Santi T.
< santi(at)in-christ.net >
< http://pelitaku.sabda.org >


       TIP PENULIS: MEMPERLUAS EKSISTENSI KARYA SASTRA KRISTEN
                        Ditulis oleh: Santi T.

Minimnya karya sastra Kristen di perpustakaan gereja ataupun sekolah 
memang menjadi keprihatinan orang percaya, khususnya para penulis 
Kristen. Meski demikian, bukan berarti para penulis Kristen, guru, 
ataupun aktivis pelayanan literatur di gereja berdiam diri saja dan 
mengharapkan para sastrawan Kristen sajalah yang berproduksi sebanyak 
mungkin supaya eksistensi karya sastra Kristen terus berkembang. Kita 
bisa turut ambil bagian dalam membuat terobosan baru di bidang ini 
demi berkembangnya karya sastra Kristen di Indonesia.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan dan 
memperluas eksistensi karya sastra Kristen di tengah-tengah kancah 
karya sastra Indonesia yang semakin berkembang. Berikut beberapa cara 
yang bisa kita usahakan atau lakukan, baik oleh diri sendiri, 
kelompok, maupun dengan bekerja sama dengan yayasan/organisasi:

1. Membuat lomba karya sastra Kristen.
   Misal: lomba puisi bertema alkitabiah. Tema bisa seputar tokoh 
   Alkitab, gereja, pelayanan Yesus, ajaran Yesus, dll.. Semua karya 
   puisi bisa dijadikan kumpulan karya puisi Kristen. Atau, kita bisa 
   melakukannya juga secara online, contoh < 
   http://www.sabdaspace.org/hore_sabda_space_ulang_tahun_ke_8 >,
2. Bangkitkan pelayanan literatur gereja.
   Mintalah beberapa remaja/pemuda untuk terlibat dalam pelayanan 
   literatur. Berikan kesempatan atau waktu khusus, misal sebulan 
   sekali, supaya mereka bisa berkreasi dalam menulis, khususnya 
   cerpen rohani. Jika ide ini bisa dilakukan dengan baik dan 
   berkembang, dorong para anggota pelayanan literatur Kristen untuk 
   menulis novel rohani atau karya sastra jenis lainnya.

3. Program diskusi karya sastra rohani.
   Buatlah program di gereja untuk mendorong setiap jemaat lebih 
   peduli akan literatur Kristen. Misal, program baca dan diskusi 
   karya-karya sastra rohani seperti cerpen, novel, puisi, dll.. 
   Adakanlah sebanyak minimal dua kali dalam setahun.

4. Program talk show seputar pelayanan literatur dan karya sastra Kristen.
   Jika gereja Anda memiliki pelayanan radio, adakanlah program talk 
   show seputar karya sastra Kristen beserta penulisnya. Jika program 
   ini bisa dilakukan dengan baik, jangkauan penyebaran informasi dan 
   dampak karya sastra Kristen akan semakin luas.

5. Beri ruang di warta jemaat untuk informasi literatur Kristen.
   Manfaatkanlah warta jemaat di gereja untuk menyampaikan informasi 
   seputar buku sastra terbaru, karya-karya puisi anak sekolah minggu, 
   cerpen para remaja gereja, dll.. Informasi ini bisa mendorong 
   jemaat gereja untuk lebih peduli akan eksistensi karya sastra 
   Kristen.

6. Komunitas penulis Kristen.
   Buatlah komunitas penulis Kristen di media sosial ataupun di gereja 
   supaya banyak orang memiliki kesempatan yang sama untuk bergumul 
   akan perkembangan sastra Kristen di Indonesia pada masa mendatang.

7. Manfaatkanlah teknologi digital.
   Teknologi yang kian berkembang menjadi kesempatan besar bagi para 
   penulis Kristen untuk menyebarluaskan karya-karyanya. Baik melalui 
   situs, media sosial, email, maupun forum, karya-karya sastra 
   Kristen bisa dengan mudah dan efektif didapatkan oleh para 
   pembacanya.

Cara-cara ini diharapkan mampu memperluas eksistensi karya sastra 
Kristen di Indonesia untuk semakin dipedulikan, diakui, dan 
dikembangkan. Selain itu, kita harus belajar menciptakan kesempatan 
supaya literatur Kristen bisa digunakan dengan efektif dan bisa 
memotivasi orang percaya untuk menulis karya-karya kristiani yang 
berkualitas dan efektif untuk pemberitaan firman Tuhan. Namun, gereja 
atau sekolah perlu memberikan pembekalan terlebih dahulu bagaimana 
menjadi penulis Kristen yang mampu menghasilkan karya-karya yang 
berkualitas. Misal, penulis Kristen harus mengenal Tuhan Yesus. Tujuan 
karya sastra Kristen adalah untuk memperkenalkan Kristus kepada orang 
lain. Untuk itu, penulis juga harus mengenal Dia terlebih dahulu. 
Penulis Kristen harus memiliki cara pandang yang alkitabiah. Penulis 
harus mengetahui isi Alkitab -- sebagai pernyataan misi Allah --
sehingga ketika menulis, ia bisa menceritakan kembali kepada pembaca. 
Penulis Kristen harus tahu banyak tentang topik yang akan ia 
sampaikan. Penulis Kristen harus memiliki beban untuk menyampaikan 
kebenaran firman Tuhan kepada sesama dengan menggunakan media tulisan.

Gereja harus mengembangkan pelayanan literatur. Pelayanan literatur 
sangat berguna dan efektif sebagai sarana pemberitaan Injil. Dalam 
Alkitab pun dikatakan betapa pentingnya pelayanan literatur. Literatur 
Kristen itu bisa "berbicara". Literatur Kristen itu bisa mengajar 
banyak orang, bahkan mengenalkan orang pada kasih Kristus. Dalam 2 
Timotius 3:16 (AYT) dikatakan, "Semua nats Kitab Suci dinapasi oleh 
Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk membuktikan kesalahan, 
untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik di dalam kebenaran". 
Marilah kita giatkan kembali pelayanan literatur di gereja demi 
perkembangan pelayanan pemberitaan Injil melalui media tulisan, baik 
berupa artikel, buku, novel, cerpen, puisi, dll..

Sumber bacaan:
1. Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT). 2003. Bahan Seminar 
   "Literatur dan Gereja di Era Globalisasi". Hlm. 12-15
2. Zega, Manati I.. 2009. "Literatur Bukan Urusan Gereja?" Dalam 
   http://www.glorianet.org/manati/1060-gereja


        TOKOH PENULIS: PROFESOR SEPUH YANG PRODUKTIF BERKARYA
                      Diringkas oleh: Santi T.

Prof. Tondowidjojo, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Romo Tondo, 
melayani di Paroki Kristus Raja, Surabaya. Walaupun usianya hampir 77 
tahun, Romo Tondo masih giat beraktivitas, baik menulis, membina 
yayasan, maupun mengajar di berbagai universitas. Selain sebagai Romo, 
beliau adalah seorang profesor ahli komunikasi Etnologia, dan pernah 
punya pengalaman sebagai wartawan lepas. Meskipun usianya telah sepuh, 
gagasan dan ide-ide Romo Tondo cenderung tajam. Selain itu, tubuhnya 
juga masih terlihat segar bugar karena ia sudah terbiasa dengan 
kedisiplinan dalam menjalani rutinitas. Ia sering menegaskan bahwa 
disiplin diri dan disiplin waktu harus diterapkan dalam hidup. 
Kedisiplinan dan pola hidup yang sehat menunjang aktivitasnya dalam 
menulis, mengajar, berkesenian, dan memberi pelatihan komunikasi dan 
jurnalistik yang sudah ia jalani sejak tahun 1965 sampai sekarang.

Buku terbarunya yang berjudul "Dunia Wayang Purwa dan Pendidikan" 
berisi pentingnya dunia pendidikan, terutama untuk membentuk karakter 
siswa. Beliau mengatakan bahwa dunia pendidikan sekarang ini sangat 
kurang dalam pendidikan "Character Building". Sekolah banyak mencetak 
orang pintar, tetapi bila hanya pintar tanpa ditunjang karakter yang 
mumpuni, maka hasilnya percuma. Ironisnya, banyak guru tidak mampu 
mengajar dengan baik. Selain mentransfer ilmu, guru harus bisa 
membentuk karakter anak didiknya. Romo Tondo memiliki kepedulian 
terhadap dunia pendidikan sehingga ia membuat sanggar Bina Tama, yang 
terletak di kompleks Residen Sudirman, Surabaya. Sanggar ini menolong 
anak-anak dari kalangan tidak mampu supaya mereka bisa bersekolah --
dari SD hingga perguruan tinggi. Selain itu, sanggar ini juga mendapat 
bantuan dana dari para dermawan yang peduli terhadap pendidikan. 
Setiap tahunnya, yayasan ini menerima 10 anak kurang mampu dan telah 
menghasilkan banyak anak didiknya berhasil meraih masa depannya.

Sanggar Bina Tama menerapkan pendidikan karakter dan budi pekerti 
kepada anak didiknya. Selain itu, dukungan orangtua juga diperlukan 
dalam membentuk karakter anak didik. Putra dari pasangan KRMT 
Tondowidjojo dan R.A. Sutiretno Sosrobusono itu berkata, "Pendidikan 
di Indonesia terlalu difokuskan ke arah iptek sehingga pendidikan 
pengembangan karakter dan budi pekerti menjadi kurang maksimal. 
Orangtua sebagai garda terdepan haruslah peduli terhadap pengembangan 
karakter anak." Pendidikan karakter dan budi pekerti sangat perlu. 
Sebab bila tidak, anak akan menjadi tidak baik dan bangsa Indonesia 
akan kehilangan generasi penjaga karakter bangsa.

Sebagai upaya mengembangkan karakter anak didik, setiap tahunnya ia 
mengadakan festival budaya nasional yang diikuti kalangan pelajar. 
Menurutnya, penanaman kecintaan terhadap budaya nasional dapat 
menunjang pengembangan karakter anak. Budaya nasional harus benar-
benar dijaga dan ditanamkan dalam jiwa setiap anak didik supaya 
karakter bangsa ini tidak lenyap oleh arus globalisasi. Adanya 
pengaruh global membuat anak lebih tertarik pada arus baru budaya 
asing. Akibatnya, budaya bangsa dan peran dunia pendidikan akan 
pengembangan karakter dan kecintaan budaya bangsa akan makin 
terpinggirkan. Padahal lewat budaya, kita bisa membina nasionalisme. 
Kepeduliannya terhadap dunia pendidikan sejalan dengan dukungan gereja 
dalam dokumen "Gravissimun Educationist", konsili Vatikan II, yang 
menyebutkan bahwa gereja mengingatkan dan menekankan orangtua untuk 
memberi pendidikan "Character Building" pada anak. Aktivitas dan 
kegiatan Romo Tondo dalam menulis, berkesenian, dan pendidikan 
membuatnya selalu bersemangat dalam menjalani hidup. "Puji Tuhan, saya 
masih sangat sehat dan masih bisa beraktivitas dan berkarya, sebagai 
wujud sumbangsih saya bagi umat, masyarakat, bangsa dan negara," 
katanya.

Romo Tondo juga menjadi wartawan lepas yang tergabung dalam UCIP 
(Union Catholique International de la Press), forum wartawan 
internasional yang bertempat di Geneva, Swiss, dengan status 
ambassador. Banyak tulisannya dimuat di berbagai media massa. Sebagai 
peraih Man of the year dari PBB di Amerika Serikat, ia mengungkapkan, 
"Wartawan juga tidak boleh melanggar kode etik kewartawanan dan harus 
lebih memerhatikan etika jurnalistik. Wartawan yang baik adalah 
wartawan yang selalu giat mempelajari masyarakat dan manusia." 
Ungkapan itu muncul karena keaktifannya dalam kegiatan internasional 
dan keahliannya di bidang ilmu komunikasi. Romo Tondo juga berkeliling 
ke luar negeri untuk mengikuti konferensi, memberikan pengajaran, dan 
memperkenalkan budaya Indonesia. Selain usahanya memperkenalkan budaya 
Indonesia, Romo Tondo juga memperkenalkan musik Indonesia di luar 
negeri. Ia menekuni pendidikan jurusan direksi dan komposisi di Centro 
della Cultura, Venezia, Italia, pada tahun 1960, dan ia telah 
menciptakan 4 himne. Romo Tondo aktif bermain musik hingga sekarang, 
bahkan ia pernah mengadakan demo permainan musik dan memimpin konser 
di dalam dan luar negeri. Masih ada lagi keahliannya, yaitu melukis. 
Ia pernah melukis wayang pada tahun 1957 dan lukisannya itu telah 
diperkenalkannya ke luar negeri. Romo Tondo gemar melukis wayang. 
"Aktivitas yang padat harus diimbangi dengan pola hidup sehat agar 
kita tetap semangat," kata imam Katolik yang total 90 bukunya 
dikoleksi oleh berbagai perpustakaan di Amerika Serikat dan Belanda 
itu.

Diringkas dari:
Nama situs: Guruh Giat Gurat
Alamat URL: http://guruhdimasnugroho.blogspot.co.id/2012/12/professor-john-tondowidjojo-professor.html
Judul asli artikel: Professor Sepuh yang Produktif Berkarya
Penulis artikel: Guruh Dimas Nugraha
Tanggal akses: 29 Oktober 2015


          RESENSI: MEMAHAMI INJIL-INJIL DAN KISAH PARA RASUL

Judul buku: Memahami Injil-Injil dan Kisah Para Rasul
Judul asli: How to Read the Gospels and Acts
Penulis/Penyusun: Joel B. Green
Penerjemah: James C. Pantou
Editor: James C. Pantou dan Hans Wuysang
Penerbit: Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta 2005
Ukuran buku: 21 x 14,5 cm
Tebal: 229 halaman
ISBN: 979-3240-08-3
Buku Online: --
Download: --

Terdapat banyak pertanyaan mendasar yang dihadapi oleh orang-orang 
Kristen pada masa kini berkaitan dengan Injil-Injil. Beberapa di 
antara sekian banyak pertanyaan tersebut adalah Mengapa ada empat 
Injil dan bukan satu catatan tunggal yang berotoritas? Bagaimana kita 
harus bersikap terhadap berbagai perbedaan dari kecil hingga besar 
yang muncul di antara versi-versi kisah yang dimuat masing-masing 
Injil? Apakah Injil-Injil menyampaikan kepada kita "apa yang 
sebenarnya terjadi"? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam 
itulah, buku ini telah hadir di tengah-tengah kita.

Sesuai dengan judulnya, buku "Memahami Injil-Injil dan Kisah Para 
Rasul" ini akan mengajak para pembaca untuk menyelami berbagai wawasan 
seputar lima kitab pertama dari Perjanjian Baru. Namun, yang dimaksud 
dengan wawasan di sini bukanlah tafsiran ataupun introduksi menyeluruh 
mengenai kitab-kitab yang penting ini. Melainkan, wawasan yang 
dimaksud adalah hakikat dari tulisan-tulisan tersebut, latar 
belakangnya, serta bagaimana mereka mewadahi Kabar Baik. Bila 
dijabarkan lebih jauh, di dalam buku ini Anda akan menemukan 
pembahasan tentang signifikansi membaca Injil-Injil, keuntungan dari 
kehadiran Injil dengan empat wajah, kesejarahannya, pengisahan Injil-
Injil sebagai cerita, bentuk dari pemberitaan Yesus, perumpamaan-
perumpamaan dalam pengajaran Yesus, serta pembahasan tentang Yesus dan 
Kerajaan Allah. Semua pembahasan tersebut dirangkum dalam 11 bab, yang 
masing-masing ditutup dengan bagian kesimpulan untuk meninjau kembali 
apa-apa saja yang sudah dibahas dalam bab terkait.

Joel B. Green telah menulis sebuah buku yang akan sangat membantu Anda 
mempelajari Injil-Injil. Buku ini ditulis dengan menggunakan bahasa 
yang ringan dan disusun dengan begitu sistematis sehingga mudah dibaca 
dan dimengerti. Buku ini sangat cocok bagi Anda yang tertarik untuk 
memperdalam kecintaan Anda kepada firman Allah, terutama Injil-Injil 
dan Kisah Para Rasul.

Peresensi: Odysius


Kontak: penulis(at)sabda.org
Redaksi: Santi T., Margaretha I., N. Risanti, dan Odysius
Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org