Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/2

e-Penulis edisi 2 (24-12-2004)

Visi dan Misi Jurnalistik Kristen

<><============================><>*<><=============================><>
                       ><><>< e-Penulis ><><><
                       (Menulis untuk Melayani)
                       Edisi 002/Desember/2004
<><================================================================><>
                  VISI DAN MISI JURNALISTIK KRISTEN
<><============================><>*<><=============================><>
=#= DAFTAR ISI =#=
    * Dari Redaksi    : Ajakan Berpartisipasi
    * Artikel         : Visi dan Misi Jurnalistik Kristen
    * Puisi           : Kekuatan Pena
    * Kesaksian Natal : Amplop Putih yang Sangat Berarti
    * Pojok Bahasa    : Penggunaan Partikel
    * Seputar CWC     : Tulisan Natal dan Artikel Baru
    * Surat Anda      : Mempublikasikan Tulisan
<><============================><>*<><=============================><>
=#= DARI REDAKSI =#=

  Salam Sejahtera dalam Kasih Kristus,

  Selamat berjumpa lagi dengan e-Penulis Edisi 002/Desember/2004.
  Apakah Anda menikmati Edisi Perdana dari Publikasi e-Penulis yang
  lalu? Kami berharap, sajian kami tersebut dapat menolong Anda untuk
  memiliki motivasi yang benar dalam menulis. Jika Anda sudah memiliki
  motivasi untuk menulis, jangan lagi ragu-ragu untuk mulai menulis.
  Hasil tulisan Anda bisa Anda kirimkan kepada Redaksi. Siapa tahu,
  tulisan Anda dapat disajikan di e-Penulis untuk menjadi berkat bagi
  pembaca yang lain.

  Pada edisi kedua ini, e-Penulis menyajikan tema "Visi dan Misi
  Jurnalistik Kristen". Anda bisa menyimak Artikel yang kami sajikan
  untuk lebih mempertajam kerinduan Anda menulis. Pada Kolom Puisi,
  Anda dapat menikmati puisi yang berjudul "Kekuatan Pena", ciptaan
  Bunyan. Nah, bertepatan dengan bulan dimana umat Kristen di seluruh
  dunia memperingati Natal, maka kami juga menyajikan kolom khusus,
  yaitu Kolom Kesaksian Natal yang berjudul "Amplop Putih yang Sangat
  Berarti". Pada Kolom Pojok Bahasa, Anda akan diajak untuk belajar
  mengenai penggunaan partikel secara praktis.

  Sajian yang terakhir adalah tentang Situs Komunitas "Christian
  Writers´ Club" (CWC). Agar Anda dapat mengikuti perkembangannya,
  maka kami sajikan informasi terbaru dari CWC. Bagi Anda yang belum
  bergabung di CWC, kami ajak Anda untuk berkunjung dan berdiskusi
  dalam Forum Diskusi yang telah tersedia atau Anda juga bisa
  mengirimkan tulisan, komentar, saran, dan masukan untuk kami
  tampilkan di CWC. Kami tunggu kunjungan Anda, oke?

  Sebelum Anda menyimak sajian kami, maka terimalah ucapan selamat
  dari Redaksi berikut ini:

             SELAMAT HARI NATAL 2004 DAN TAHUN BARU 2005!

  Tim Redaksi

<><============================><>*<><=============================><>
=#= ARTIKEL =#=

                  VISI DAN MISI JURNALISTIK KRISTEN
                  =================================

  Hampir semua perusahaan di dunia ini, terutama yang profesional,
  selalu memiliki visi dan misi perusahaan. Istilah yang mereka pakai
  bermacam-macam. Namun, yang paling sering mereka pakai, terutama di
  buku-buku manajemen adalah Mission Statement (Pernyataan Misi).

  Jurnalis Kristen, sebagai orang yang menyandang nama Kristus, tentu
  saja harus memiliki visi dan misi yang jelas. Tujuan hidup utama
  orang Kristen adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap
  jiwa, dan segenap akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri
  sendiri. Dalam rangka mengasihi Tuhan dan sesama itulah, pengikut
  Kristus diperintahkan untuk melaksanakan Amanat Agung yang Yesus
  ucapkan:
     "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.
     Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
     baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
     ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan
     kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
     kepada akhir zaman."

  Untuk melakukan Amanat Agung itu, jurnalis Kristen harus ikut
  berperan serta secara aktif melalui talenta dan ketrampilannya.
  Jurnalis Kristen bisa mengambil bagiannya, paling tidak, dalam tiga
  hal. Pertama, menunjukkan kepada dunia bahwa orang Kristen adalah
  media itu sendiri. James F. Engel, pakar komunikasi Kristen
  mengatakan bahwa gereja (orang Kristen) bukan hanya media, tetapi
  juga pesan itu sendiri. Rasul Paulus mempunyai penjelasan yang lebih
  baik. Dia menulis: "Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis
  dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua
  orang." (2Korintus 3:2). Kedua, menyebarkan kabar baik atau berita
  keselamatan itu melalui medianya. Ketiga, mengajarkan pada pembaca
  mengenai cara memperoleh keselamatan itu.

  Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Roma mengenai hal
  berikut ini:
     "Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi
     semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang
     berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana
     mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada
     Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak
     mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakannya?"

  Tugas seorang jurnalis Kristen adalah menceritakan berita
  keselamatan itu melalui media, tempat dia bekerja. Bagi jurnalis
  Kristen, media cetak, koran, majalah, dan tabloid adalah tempat
  baginya untuk menyalurkan pelayanannya itu. Namun, masih banyak
  orang yang belum memahami bahwa penerbitan Kristen merupakan suatu
  pelayanan. Isaac Phiri, editor Interlit -- sebuah majalah
  internasional tentang penerbitan Kristen -- menulis:
     "Penerbitan dikatakan sebagai suatu profesi kecelakaan, dan
     tidaklah sukar untuk mengerti mengapa bisa begitu. Sangat sedikit
     akademi atau universitas yang menawarkan mata kuliah utama di
     bidang penerbitan. Para penasihat karir tidak bisa berkata banyak
     tentang karir di bidang penerbitan. Bagaimana orang bisa terlibat
     dalam penerbitan Kristen jauh lebih misterius. Seminari dan
     universitas Kristen, hampir tidak pernah menyebutkan penerbitan
     sebagai suatu bidang pelayanan. Demikian halnya dengan gereja.
     Allah memanggil manusia untuk misi, bukan penerbitan."

                        KELEBIHAN MEDIA CETAK
                        =====================

  Tokoh-tokoh terkenal dunia, sejak dulu mengakui kelebihan media
  cetak ini. Napoleon Bonaparte, misalnya, berkata:
     "Senjata api dan pena adalah kekuatan-kekuatan yang paling
     dahsyat di dunia. Tetapi, kekuatan pena akan bertahan lebih
     lama bila dibandingkan dengan senjata api."
  Senada dengan Napoleon Bonaparte, Benyamin Franklin pun mengatakan:
     "Bila saja Anda memberi 26 serdadu, maka saya akan menaklukkan
     dunia."
  Ketika ditanya, apakah yang dimaksud dengan 26 serdadu, ia menjawab,
  "Huruf A sampai Z". Martin Luther, Reformator Gereja, bahkan dengan
  tegas mengucapkan: "Selain keselamatan dari Tuhan Yesus, maka
  anugerah terbesar dari Tuhan yang lain adalah Mesin Cetak."

  Perkataan Martin Luther sudah terbukti. Setelah mesin cetak berhasil
  di buat, di Amerika terjadi panen jiwa yang luar biasa. Puluhan juta
  jiwa dibaptis. Di antara mereka yang dibaptis, 85% mengatakan bahwa
  mereka datang kepada Kristus karena bacaan rohani dalam bentuk
  traktat, buku, dan majalah. Pendeta Oswald Smith, gembala sidang
  People Church di Toronto, Kanada mengatakan, "Saya sudah berkeliling
  dunia ke 70 negara sambil mencari cara, manakah yang paling efektif
  untuk penginjilan sedunia. Dan sampai detik ini, yang bisa saya
  dapatkan adalah melalui MEDIA CETAK."

  Senada dengan Napoleon Bonaparte, Benyamin Franklin, Martin Luther,
  dan Oswald Smith, para tokoh Kristen modern pun mempercayai kekuatan
  media cetak ini. Apa saja komentar mereka? Ucapan mereka dimulai
  dengan frasa yang sama, saya percaya penerbitan karena:
  (1) "Penerbitan mematuhi perintah Kristus" (Andrezej Gandecki,
      India).
  (2) "Penerbitan sangat dibutuhkan" (Daniel Bourdanne, Cote
      d´Ivoire).
  (3) "Penerbitan memenuhi kebutuhan yang dalam" (C. D. Jebasingh,
      India).
  (4) "Penerbitan membagi harapan" (Andrea Zaki, Mesir).
  (5) "Potensinya besar" (A. T. Kurian, India); "Lebih kuat ketimbang
      senapan" (Nico Bougas, Afrika Selatan).

  George Verwer, tokoh penginjilan literatur, juga mempercayai
  kekuatan literatur Kristen. Di dalam traktatnya yang berjudul
  "Pelayanan Literatur" menyebutkan bahwa literatur Kristen juga
  sering disebut "Utusan Injil Tercetak". Di dalam traktat itu,
  pendiri dan koordinator internasional Operation Mobilisation (OM)
  ini menyebutkan bahwa paling tidak ada sepuluh kekuatan literatur
  Kristen, yaitu:
  (1) Ia dapat pergi ke mana-mana tanpa dilihat sebagai orang asing.
  (2) Lewat pos, ia dapat masuk sampai ke tempat-tempat, dimana
      seorang penginjil tidak diizinkan masuk.
  (3) Ia menyampaikan beritanya dengan rajin tanpa mengenal batas
      waktu, istirahat atau cuti.
  (4) Ia mempersembahkan beritanya sesuai dengan kecepatan berpikir
      seseorang dan menurut kesenangan pembacanya.
  (5) Ia memungkinkan si pembaca mendalami berita yang sama berulang-
      ulang.
  (6) Ia adalah pengkhotbah estafet yang menyampaikan beritanya dari
      satu orang ke orang lain.
  (7) Ia memungkinkan si pembaca mempelajari satu bagian khusus dari
      berita yang menarik hatinya.
  (8) Dalam bentuk buku, ia dapat memberi makanan rohani kepada
      mereka yang lapar berjam-jam, bahkan berhari-hari seperti
      pengkhotbah bersambung yang tidak berkeputusan.
  (9) Pada umumnya tidak mahal, tetapi juga tidak kalah baik buahnya
      dibandingkan dengan cara penginjilan lainnya.
 (10) Dalam waktu satu jam, ia dapat dibagikan kepada lebih banyak
      orang daripada jumlah rata-rata pengunjung setiap Minggu pagi.

  Ternyata, George Verwer pun bertobat dan mengenal Yesus sebagai
  Tuhan dan Juruselamat karena pelayanan literatur pula. Di dalam
  pendahuluan, bukunya yang berjudul Literature Evangelism
  (Penginjilan Literatur), pimpinan badan misi yang memiliki kapal
  Logos 11 dan Doulos ini menulis:
     "Pada tahun 1957, saya menerima Kitab Injil Yohanes melalui pos
     yang dikirimkan oleh seorang ibu Kristen yang baik hati dan yang
     percaya bahwa Allah menjawab doa dan yang juga percaya akan kuasa
     Injil dalam bentuk barang cetakan. Selama dua tahun saya membaca
     buku kecil itu dengan teratur sehingga akhirnya saya ´dilahirkan
     kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak
     fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal´
     (1Petrus 1:23)."

  Seperti George Verwer, Billy Graham pun mengakui kuasa media cetak.
  Di dalam bukunya "Just As I Am", penginjil internasional ini
  menulis:
     "Liputan media mengenai kami, beberapa tahun pertama, tahun lima
     puluhan tak pelak lagi merupakan penentu yang membawa pekerjaan
     kami kepada masyarakat. Meskipun demikian, selama itu, pertanyaan
     lain terus-menerus timbul dalam pikiran saya: Jika media bisa
     digunakan untuk mempromosikan pelayanan evangeli, apakah media
     juga bisa langsung digunakan untuk evangeli? Seperti sudah saya
     catat, pemikiran tersebut membawa kami, mula-mula pada radio dan
     film. Namun tidak lama kemudian, kami mengalihkan perhatian kami
     pada halaman cetak. Begitu program radio atau film usai,
     pengaruhnya sebagian besar berakhir pula. Tetapi, buku dan
     majalah bisa mencapai tempat-tempat yang tidak bisa dicapai
     khotbah, dan bisa secara berkesinambungan mempengaruhi, lama
     setelah si penulis sudah tidak ada."

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Menulis Dengan Cinta
  Judul Artikel: Visi dan Misi Jurnalistik Kristen
  Penulis      : Xavier Quentin Pranata
  Penerbit     : Yayasan Andi Yogyakarta
  Halaman      : 17 - 23

<><============================><>*<><=============================><>
=#= PUISI =#=

                             KEKUATAN PENA
                             =============
                                Bunyan

                   Ketika semula aku memegang pena,
                Ya, untuk menulis -- aku tidak menduga
                Kalau akhirnya akan membuat buku kecil
                 Seperti ini: Tidak, pena itu kuambil
        Untuk menuliskan hal lain; yang, ketika hampir selesai,
                 Baru kusadari buku ini telah kumulai.

          Dan terjadilah demikian: Aku menulis tentang jalan
      Dan perlombaan orang-orang kudus, pada masa Injil kita ini,
         Yang tiba-tiba berkembang menjadi suatu kisah kiasan,
        Mengenai perjalanan mereka, dan jalan menuju kemuliaan,
           Dalam lebih dari dua puluh kisah yang kutuliskan:
    Inilah yang terjadi, lebih dari dua puluh kisah dalam benakku;
               Dan kisah-kisah itu mulai berlipat ganda,
    Seperti percikan bara api beterbangan dari batu bara menyala.

      Namun, tidak, pikirku, kalau kamu berkembang begitu cepat,
        Aku akan membiarkan kamu berkembang dengan sendirinya
            Sampai kamu memperlihatkan ketidakterbatasan,
          dan menghabiskan buku yang hampir selesai kutulis.
      Baiklah, itu yang kulakukan, namun aku tak pernah berpikir
         Akan menunjukkan pada seluruh dunia pena dan tintaku
      Dengan cara seperti ini; aku hanya berpikir untuk memahami
         Apa yang tidak kupahami; aku pun tidak melakukannya
        Untuk menyenangkan sesamaku: tidak, sama sekali tidak;
               Aku melakukannya untuk kepuasan sendiri.
               Tidak pula aku menghabiskan waktu luang
     Dengan tulisan cakar ayam ini; aku tidak bermaksud demikian
          Namun aku melakukannya untuk menghindarkan diriku
                     Dari gagasan gagasan buruk
                 Yang dapat membuatku berbuat salah.

       Jadi aku menggoreskan pena pada kertas dengan sukacita,
      Dan dengan segera gagasanku mengalir hitam di atas putih.
                   Dengan cara yang seperti itulah,
             Selama aku menuliskannya, kisah itu mengalir;
      Aku menuliskannya: Sampai akhirnya kisah ini terselesaikan,
              Panjang, lebar dan besar seperti kamu lihat.

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Buku : Lebih Tajam daripada Pedang -- Kekuatan Pena
  Judul Puisi: Kekuatan Pena
  Penulis    : Bob dan Rose Weiner
  Penerbit   : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman    : 4 - 5

<><============================><>*<><=============================><>
=#= KESAKSIAN NATAL =#=

                   AMPLOP PUTIH YANG SANGAT BERARTI
                   ================================

  Jika semua orang mengharapkan hadiah Natal berupa barang-barang yang
  mahal dan indah, namun tidak demikian dengan Mike. Bagi Mike, hadiah
  Natal bukanlah berupa kado yang terbungkus manis dengan menggunakan
  pita. Hadiah itu adalah berupa amplop putih yang kemudian diletakkan
  di antara ranting-ranting pohon Natal. Anak-anaknya pun melakukan
  hal yang sama seperti Mike, ayah mereka yang baik hati itu.

  Apakah isi amplop itu? Isinya adalah sebuah surat istimewa untuk
  sang suami dan ayah tercinta itu. Mungkin Anda heran, mengapa hadiah
  Natal yang istimewa itu hanya berupa sebuah surat. Namun keheranan
  Anda pasti akan lenyap jika Anda melanjutkan membaca kisah ini.

  Tradisi ini dimulai beberapa tahun yang lalu. Saat itu, Mike, yang
  adalah seorang suami dan ayah yang baik, tidak lagi menyukai Natal,
  bukan pada makna Natalnya, tetapi karena Natal telah dikomersialkan.
  Orang beramai-ramai mengunjungi toko-toko yang biasanya mengadakan
  cuci gudang untuk mencari sesuatu yang istimewa untuk dihadiahkan
  pada keluarganya.

  Rupa-rupanya, Mike sudah merasa bosan dengan tradisi seperti ini.
  Oleh karenanya, sejak tahun itu, istrinya tidak lagi menghadiahkan
  kemeja, sweater, atau dasi seperti biasanya. Istri Mike berusaha
  mencari hadiah lain yang spesial dan bisa menyenangkan hatinya.
  Inspirasi itu datang ketika mereka berdua sedang menghadiri
  pertandingan gulat antara sekolah Kevin, anak mereka yang saat itu
  berusia 12 tahun, melawan tim yang disponsori oleh sebuah gereja
  yang terletak di pusat kota yang sebagian besar anggotanya berkulit
  hitam.

  Anak-anak muda ini hanya menggunakan sepatu kets yang sudah hampir
  rusak. Hanya tali sepatu yang bisa mengikat kaki mereka. Pemandangan
  ini sangat kontras jika dibandingkan dengan tim sekolah Kevin yang
  menggunakan seragam warna emas dan sepatu gulat baru dan terlihat
  mengkilat. Ketika pertandingan akan dimulai, Mike melihat tim yang
  sebagian besar anggotanya berkulit hitam itu tidak menggunakan tutup
  kepala berupa helm ringan untuk melindungi telinga si pegulat.

  Setelah melalui pertarungan yang cukup ketat, akhirnya tim yang
  disponsori oleh gereja itu kalah. Mike yang duduk di samping
  istrinya itu berkata dengan nada sedih, "Aku berharap salah satu
  dari mereka menang. Mereka memiliki banyak potensi, tetapi kalah
  dengan cara seperti ini akan membuat mereka putus asa." Mike memang
  sangat mencintai anak-anak. Ucapan Mike itu mendatangkan ide bagi
  istrinya untuk memberikan hadiah Natal yang istimewa untuknya.

  Keesokan harinya, sang istri yang sangat mencintai suaminya ini
  pergi ke toko alat-alat olahraga untuk membeli penutup kepala dan
  sepatu gulat. Kemudian dia mengirimkannya ke gereja yang menjadi
  sponsor tim yang dikalahkan oleh sekolah Kevin itu. Pada malam
  Natal, dia meletakkan amplop putih di pohon Natal keluarga. Amplop
  itu berisi catatan kecil yang menceritakan hal yang baru saja
  dilakukannya, dan menjadikan itu sebagai hadiah Natal untuk Mike.
  Ketika Mike membaca surat itu, dia langsung tersenyum lebar dan
  wajahnya terlihat sangat gembira.

  Senyum itu merupakan senyum Mike yang paling cerah sepanjang
  perayaan Natal keluarga itu. Kebiasaan meletakkan amplop putih itu
  kemudian mereka lakukan setiap tahun. Setiap Natal tiba, istri Mike
  selalu memikirkan tentang apa yang akan diperbuatnya untuk orang-
  orang papa. Tahun berikutnya, dia membawa anak-anak yang cacat
  mental pergi melihat pertandingan hoki. Tahun depannya, dia
  memberikan sebuah cek kepada sepasang kakak beradik yang sudah
  lanjut usia karena rumahnya terbakar dan rata dengan tanah menjelang
  Natal.

  Amplop itu menjadi hal yang sangat penting dalam perayaan Natal
  keluarga mereka. Itu merupakan hadiah Natal yang paling akhir
  dibuka. Anak-anak mereka pun malah mengabaikan mainan barunya,
  mereka akan berdiri dengan rasa penasaran menanti ayahnya membaca
  apa yang tertulis di amplop tersebut.

  Akhirnya, Mike meninggal dunia beberapa tahun yang lalu karena
  penyakit kanker yang sangat ditakutinya. Namun tradisi itu masih
  terus berlangsung, bahkan anak-anak mereka yang kini sudah dewasa
  pun melakukan hal yang sama. Setiap malam Natal, istri Mike bersama
  anak-anaknya meletakkan amplop di ranting-ranting pohon Natal untuk
  Mike.

  "Kami punya keinginan untuk terus melakukan kebiasaan ini."
  Kedatangan Yesus untuk menebus dosa manusia memberi kesadaran bagi
  Mike dan keluarganya untuk saling berbagi dan memperhatikan orang-
  orang yang lemah. Semangat Natal ini selalu mewarnai kehidupan
  mereka. (GCM/Bhn/Puspitasari)

  Bahan diedit dari sumber:
  Gloria Cyber Ministries
  ==>  http://www.glorianet.org/natal/nataampl.html


<><============================><>*<><=============================><>
=#= POJOK BAHASA =#=

                         PENGGUNAAN PARTIKEL
                         ===================

  Partikel adalah kata tugas yang dilekatkan pada kata yang
  mendahuluinya. Ada empat partikel, yakni sebagai berikut:

  1. PARTIKEL -KAH
  ----------------
  Kadang-kadang bersifat manasuka dan kadang-kadang bersifat wajib,
  bergantung pada macam kalimatnya. Kaidah pemakaiannya:
  a. Membentuk kalimat tanya.
     Contoh:
     - Diakah yang akan datang?
       (Bandingkan: Dia yang akan datang.)
     - Hari inikah pekerjaan itu harus selesai?
       (Bandingkan: Hari ini pekerjaan itu harus selesai.)
  b. Jika dalam kalimat tanya sudah ada kata tanya, seperti apa, di
     mana, bagaimana, maka -kah bersifat manasuka. Pemakaian -kah
     menjadikan kalimatnya lebih formal dan sedikit lebih halus.
     Contoh:
     - Apa(kah) ayahmu sudah datang?
     - Bagaimana(kah) penyelesaian soal ini jadinya?
     - Ke mana(kah) anak-anak pergi?
  c. Jika dalam kalimat tidak ada kata tanya, maka -kah akan
     memperjelas bahwa kalimat itu adalah kalimat tanya. Kadang-kadang
     urutan katanya dibalik. Tanpa -kah, arti kalimatnya bergantung
     pada cara kita mengucapkannya -- dapat berupa kalimat berita atau
     kalimat tanya.
     Contoh:
     - Dia akan datangkah nanti malam?
     - Haruskah aku yang mulai dahulu?
     - Tidak dapatkah dia mengurusi soal sekecil itu?

  2. PARTIKEL -LAH
  ----------------
  Dipakai dalam kalimat perintah atau kalimat berita. Kaidah
  pemakaiannya:
  a. Dalam kalimat perintah, -lah dipakai untuk sedikit menghaluskan
     nada perintahnya.
     Contoh:
     - Pergilah sekarang, sebelum hujan turun.
     - Bawalah mobil ini ke bengkel besok pagi.
     - Kalau Anda mau, ambillah satu atau dua buah.
  b. Dalam kalimat berita, -lah dipakai untuk memberikan tegasan yang
     sedikit keras.
     Contoh:
     - Dari ceritamu, jelaslah kamu yang salah.
     - Ambil berapa sajalah yang Saudara perlukan.
     - Cara seperti itu tidaklah pantas.
     - Dialah yang menggugat soal itu.

  3. PARTIKEL -PUN
  ----------------
  Hanya dipakai dalam kalimat berita. Kaidah pemakaiannya:
  a. Pun dipakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya. Dalam
     tulisan, pun dipisahkan dari kata depannya.
     Contoh:
     - Mereka pun akhirnya setuju dengan usulan kami.
     - Yang tidak perlu pun dibelinya juga.
     - Siapa pun yang tidak setuju pasti akan diawasi.
     Perlu diperhatikan bahwa partikel pun pada konjungsi ditulis
     serangkai. Jadi, ejaannya walaupun, meskipun, kendatipun, adapun,
     sekalipun, biarpun, dan sungguhpun.
  b. Dengan arti yang sama seperti di atas, pun sering dipakai bersama
     -lah.
     Contoh:
     - Tidak lama kemudian hujan pun turunlah dengan derasanya.
     - Para demonstran itu pun berbarislah dengan teratur.
     - Para anggota yang menolak pun mulailah berpikir-pikir lagi.

  4. PARTIKEL -TAH
  ----------------
  Dipakai dalam kalimat tanya, tetapi si penanya sebenarnya tidak
  mengharapkan jawaban. Ia seolah-olah hanya bertanya-tanya pada diri
  sendiri tentang hal yang dikemukakannya. Partikel -tah itu banyak
  dipakai dalam sastra lama, tetapi tidak banyak dipakai lagi
  sekarang.
  Contoh:
  - Apatah artinya hidup ini tanpa engkau?
  - Siapatah gerangan orangnya yang mau menolongku?

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Buku: Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
  Penulis   : Anton M. Moeliono
  Penerbit  : Balai Pustaka, Jakarta, 1998
  Halaman   : 247 - 249

<><============================><>*<><=============================><>
=#= SEPUTAR "CHRISTIAN WRITERS´ CLUB" =#=

  1. Tulisan Natal dan Tahun Baru
  -------------------------------
  Memasuki Natal 2004 dan Tahun Baru 2005 ini, kami mengundang
  partisipasi Anda untuk berbagi berkat dengan cara mengirimkan
  tulisan Anda ke Situs Christian Writers´ Club.

  Ketentuannya:
  - Tulisan asli yang ditulis oleh penulisnya sendiri (bukan berupa
    kutipan). Jika tulisan tersebut pernah dimuat di media lain,
    hendaknya dicantumkan sumber media tersebut.
  - Bertema seputar Natal atau Tahun Baru.
  - Bersifat membangun iman kepada Tuhan.
  - Tulisan dapat berupa artikel, kesaksian, puisi, renungan, atau
    tulisan-tulisan lain sesuai dengan topik yang tersedia di Situs
    Christian Writers´ Club.

  Silakan kirim tulisan Anda dengan meng-klik link "Kirim Tulisan" di
  bagian Main Menu dari Situs Christian Writers´ Club di:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

  Namun, Anda harus login terlebih dahulu sebagai anggota sebelum
  mengirimkan tulisan Anda. Jika Anda belum menjadi anggota silakan
  mendaftar sebagai anggota terlebih dahulu di:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/user.php?op=check_age&module=NS-NewUser

  2. Tulisan Baru di CWC
  ----------------------
  Berikut beberapa tulisan baru di Situs Christian Writers´ Club yang
  diposting oleh anggota dari bulan Nopember 2004 sampai tanggal 14
  Desember 2004.

  * Hal-Hal Berbahaya Seputar Kegiatan Membantu Orang Tua Di Rumah
    Topik : Artikel
    Oleh  : Davida
  * Pentingnya Membuat Outline
    Topik : Artikel
    Oleh  : Purnawan
  * New Renungan Sehari (1)
    Topik : Renungan
    Oleh  : donny_aw
  * New Renungan Sehari (2)
    Topik : Renungan
    Oleh  : donny_aw
  * New Renungan Sehari (3)
    Topik : Renungan
    Oleh  : donny_aw
  * New Renungan Sehari (4)
    Topik : Renungan
    Oleh  : donny_aw
  * Bagaimana Keluarga Dimulai
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * Antara Tugas dan Cinta
    Topik : Lainnya
    Oleh  : DenmasMarto
  * Cara Meraih Publisitas untuk Kegiatan Gereja
    Topik : Artikel
    Oleh  : Purnawan
  * Menulis Buku yang Laris
    Topik : Artikel
    Oleh  : Purnawan
  * Penolong yang Sepadan
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * Peran Suami dalam Pernikahan dan Proses Penyatuan.
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * Kepemimpinan Rohani dan Kepemimpinan Sekuler
    Topik : Artikel
    Oleh  : gsm

  Sedangkan informasi kegiatan penulisan yang dapat Anda ikuti, yaitu:
  * Lomba Komentar Terbaik Buku-buku Natal Komunitas Penerbit GLORIA
    2004

  Untuk membaca, memberi tanggapan (khusus anggota) atau mengirimkan
  tulisan ke rekan Anda, silakan mengarahkan browser Anda ke:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

<><============================><>*<><=============================><>
=#= SURAT ANDA =#=

  Dari: irnawan silitonga <gemasionministries@>
  >Saya menulis tentang kepemimpinan dan rindu tulisan saya jadi
  >berkat. Apa e-Penulis bisa mempublikasikannya? Ini tulisan saya:
  >
  >KEPEMIMPINAN ROHANI DAN KEPEMIMPINAN SEKULER
  >
  >I. Pendahuluan
  >Hitler, Karl Marx, Paulus dan Watchman Nee adalah
  >pemimpin-pemimpin. Mereka semua mempunyai pengikut.
  >Perbedaan diantara mereka adalah sebagian disebut
  >pemimpin rohani, sebagian lagi pemimpin sekuler. Apa
  >sebenarnya perbedaan pemimpin rohani dan pemimpin
  >sekuler. Prinsip-prinsip apa yang membedakan keduanya.
  >Banyak buku-buku mengenai kepemimpinan nampaknya tidak
  >membedakan prinsip-prinsip rohani dan sekuler. Dalam
  >tulisan yang singkat ini akan diuraikan
  >prinsip-prinsip yang menjadikan seseorang disebut
  >pemimpin rohani atau pemimpin sekuler. ==cut==

  Redaksi:
  Sdr. Irnawan yang dikasihi Tuhan,
  Terima kasih untuk kiriman tulisan Anda. Kami yakin tulisan tersebut
  dapat menjadi berkat bagi mereka yang membacanya. Kami telah
  memasangnya di Situs Christian Writers´ Club (CWC). Anda dapat
  melihatnya dengan mengakses alamat:
               ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

  Bagi Anda yang ingin mengirimkan tulisan seperti sdr. Irnawan,
  segera saja mengirimkannya kepada redaksi di alamat:
                 < staf-penulis@sabda.org >

  Atau, jika Anda sudah bergabung dengan komunitas CWC, Anda bisa
  langsung memposting tulisan Anda ke Situs CWC.

  Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Irnawan.
  Tuhan memberkati.


<><============================><>*<><=============================><>
Staf Redaksi: Tesa, Krist, Hardhono, dan Puji
Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-penulis@xc.org
Berhenti    : Kirim e-mail kosong ke: unsubscribe-i-kan-penulis@xc.org
Kirim bahan : Kirim e-mail ke <staf-penulis@sabda.org>
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
<><============================><>*<><=============================><>
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
                     Copyright(c) e-Penulis 2004
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
<><============================><>*<><=============================><>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org