|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-penulis/44 |
|
e-Penulis edisi 44 (18-6-2008)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
Edisi 044/Juni/2008
TEMA: MENGENAL PEMBACA
______________________________________________________________________
= DAFTAR ISI =
* Dari Redaksi: Pembaca adalah Raja
* Mutiara Penulis
* Artikel 1: Menulis untuk Pembaca
* Artikel 2: Mengenali Pembaca
* Tips: Cara Mengenali Pembaca Anda
* Tokoh Penulis: Tuhan Para Penjaga Cincin (J.R.R. Tolkien)
* Pojok Bahasa: Tanda Petik ("...") dan Tanda Petik Tunggal (`...`)
* Seputar Pelitaku: Dunia Penerjemahan
____________________________DARI REDAKSI______________________________
PEMBACA ADALAH RAJA
Jika dalam dunia bisnis ada istilah "pembeli adalah raja", mungkin
dunia kepenulisan pun perlu meminjam istilah tersebut menjadi
"pembaca adalah raja". Yang dimaksud di sini adalah saat menuangkan
ide, aspirasi, suara hati, atau pemikirannya, seorang penulis yang
ingin tulisannya dibaca orang lain tentu saja harus memerhatikan
segala aspek yang berhubungan dengan pembacanya. Menetapkan target
pembaca harus dibarengi dengan menganalisa kondisi sosial, pribadi,
rohani, ekonomi, status, dan aspek-aspek lain yang menyertai target
pembaca tulisan Anda. Jika seorang penulis lihai memanjakan pembaca
melalui tulisan-tulisannya, maka sang penulis pun akan berhasil
mencapai tujuan yang ingin ia sampaikan melalui tulisannya.
Seorang penulis yang memandang pembaca sebagai raja, akan
benar-benar memerhitungkan pembaca ketika menulis. Edisi e-Penulis
kali ini mengajak Sahabat Penulis sekalian untuk melihat pentingnya
mengenal pembaca melalui artikel-artikel dan tips dalam edisi ini.
Simak pula informasi lain seputar tokoh penulis, tanda baca, dan
komunitas bagi para penerjemah yang dapat menambah wawasan Anda
dalam menulis. Harapan kami, setiap sajian dapat menjadi berkat dan
pemicu untuk menulis lebih baik lagi.
Staf Redaksi e-Penulis,
Davida Welni Dana
___________________________MUTIARA PENULIS____________________________
LAYANILAH PEMBACAMU
______________________________ARTIKEL 1_______________________________
MENULIS UNTUK PEMBACA
Ditulis oleh: Puji Arya Yanti
Alasan seseorang dalam menulis dapat memengaruhi hasil tulisannya.
Jika seseorang menulis untuk menyenangkan dirinya sendiri, tulisan
tersebut mungkin hanya menjadi konsumsi pribadi. Dalam menulis,
tentunya ia tidak mempertimbangkan siapa yang akan membaca tulisan
tersebut karena ia tidak menulis untuk para pembaca, tetapi untuk
dirinya sendiri. Berbeda dengan para penulis yang ingin membagikan
apa yang dia pikirkan kepada orang lain. Itu berarti dia menulis
untuk pembacanya.
MENGETAHUI PEMBACA
Menulis untuk pembaca dapat diawali dengan mengenali para pembacanya
terlebih dahulu. Anda perlu mengetahui pembaca yang menjadi target
tulisan Anda. Hal ini akan menentukan cara penyampaian dan muatan
yang akan ditulis. Dengan mengenali pembaca, Anda dapat mengetahui
apa yang dibutuhkan pembaca dan bagaimana memenuhinya lewat
tulisan-tulisan Anda. Jika tulisan Anda memenuhi kebutuhan target
pembaca yang kita tuju, pastinya mereka akan membaca tulisan-tulisan
kita.
Tulisan untuk orang dewasa tentunya berbeda dengan tulisan untuk
anak-anak. Jika yang menjadi target tulisan Anda adalah anak-anak,
pastinya tulisan yang Anda buat tidak menggunakan bahasa ilmiah yang
berat dan sulit dimengerti anak. Anda lebih baik menulis sesuatu
yang ringan, dituturkan dalam bahasa anak-anak yang mudah
dimengerti, namun tetap memuat pesan yang dapat ditangkap untuk
anak-anak.
MEMUAT PESAN UNTUK PEMBACA
Setiap penulis yang memunyai arah dalam menulis pasti menetapkan
tujuan tertentu ketika membuat tulisannya. Tulisan dapat dibuat
dengan tujuan menghibur, memberikan informasi, bahkan mendidik.
Ketiganya dapat pula menjadi satu kesatuan dalam sebuah tulisan.
Tulisan memiliki kelebihan dan kekuatan yang besar, yaitu dapat
memberikan pengaruh yang signifikan bagi para pembacanya. Oleh
karena itu, sebelum menulis tetapkanlah tujuan Anda. Banyak yang
telah menyadari pengaruh besar dari sebuah tulisan sehingga mereka
memilih menggunakan media tulisan untuk meraih tujuan-tujuannya.
Seorang penulis Kristen harus menyadari hal ini. Anda dapat memakai
tulisan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus. Ya, tulisan
Anda harus memuat pesan kebenaran bagi setiap pembaca yang menjadi
target tulisan Anda sehingga kita dapat membawa mereka ke arah jalan
yang benar itu.
MEMERHATIKAN MEDIA YANG DIPAKAI PEMBACA
Dalam menulis, Anda juga perlu memerhatikan media yang dipakai oleh
para pembaca. Tidak semua pembaca menggunakan bentuk maupun jenis
media yang sama. Ada yang lebih senang membaca melalui media
internet (situs, blog, milis publikasi) atau media cetak (surat
kabar, majalah, buletin, dan lainnya). Pada umumnya, perbedaan
membaca menggunakan media tertentu adalah karena setiap pembaca
memiliki karakter yang berbeda-beda pula.
Pembaca yang lebih senang membaca media cetak dengan jenis
surat kabar tentu berbeda dengan mereka yang memilih membaca dari
jenis majalah. Pembaca surat kabar cenderung memilih sesuatu yang
aktual dan informasi yang dapat cepat mereka tangkap. Pembaca
majalah lebih senang membaca sesuatu yang ringan dan menghibur
mereka di kala senggang. Pembaca yang menggunakan media cetak
berbeda pula dengan pembaca di media internet. Dibanding pembaca
media cetak, pembaca media internet ingin sesuatu yang lebih ringkas
dan padat. Mereka tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk membaca
tulisan-tulisan yang terlalu panjang. Jadi, dalam membuat tulisan,
perhatikanlah media yang Anda gunakan sehingga tulisan Anda pun
dapat menarik atensi dari pembaca yang menggunakan media-media
tersebut.
Selain dibagi dalam bentuk dan jenis, pembaca juga sangat
memerhatikan sasaran dari media-media tersebut, apakah untuk umum
atau untuk kelompok khusus. Akan lebih mudah bagi penulis Kristen
untuk menyampaikan kabar Injil apabila media yang mereka pilih
adalah media khusus bagi orang-orang Kristen, misalnya majalah
gereja, situs Kristen, maupun warta jemaat. Tetapi, bukan berarti
penulis Kristen tidak dapat menyampaikan pesan Injil melalui media
umum. Hal tersebut merupakan tantangan yang justru harus dijawab.
Bahkan, dengan menulis di media umum, kesempatan untuk mewartakan
Injil menjadi lebih luas lagi. Tinggal bagaimana sekarang para
penulis Kristen terus mengasah kemampuan dan menambah wawasan seluas
mungkin sehingga dapat menulis hal-hal umum yang bermuara pada
kebenaran sejati itu.
STRATEGI PENYAJIAN TULISAN
Setelah mengetahui target pembaca, menetapkan tujuan tulisan,
memerhatikan hal-hal agar dapat menulis bagi pembaca, strategi
penyajian tulisan juga perlu diperhatikan.
Tulisan yang disajikan harus merupakan sesuatu yang menarik pembaca,
seperti sesuatu yang sedang marak, baru, segar, maupun sesuatu yang
dibutuhkan pembaca dalam kondisi-kondisi khusus. Penulis juga harus
dapat menyampaikan tulisan dengan sebaik mungkin. Dengan kata lain,
dapat dipahami pembaca karena apa yang menjadi gagasan penulis dapat
diwujudnyatakan lewat jalinan kalimat-kalimat dalam tulisan.
Bagaimana caranya? Menulis dan terus menulis, itu yang dapat penulis
lakukan agar semakin terampil dalam menulis. Sesuatu yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi adalah setiap penulis harus selalu menambah
wawasan dan mengembangkan diri sehingga bank data penulis semakin
luas dan berkembang.
MENETAPKAN STANDAR
Meskipun tujuan kita menulis adalah untuk dibaca para pembaca,
seorang penulis perlu menetapkan standar tertentu. Apa yang
diinginkan pembaca tidak harus selalu dipenuhi oleh penulis. Apabila
karakter pembaca adalah orang-orang yang menyukai sesuatu yang tidak
baik, misalnya kekerasan dan pornografi, jangan sampai penulis
terseret ke dalamnya dengan menyajikan tulisan-tulisan yang semakin
merusak pembaca tulisan kita.
Hindarilah menyajikan tulisan-tulisan yang tidak membangun dan tidak
berkualitas meskipun hal-hal seperti itulah yang sangat menarik
minat banyak pembaca. Justru, sikapilah hal tersebut dengan
menuliskan sesuatu yang berseberangan, sesuatu yang dapat
menyadarkan pembaca untuk menjadi lebih baik lagi sehingga hidup
mereka lebih berkualitas. Kembali lagi, diperlukan banyak latihan
dan pengembangan diri agar tulisan yang kurang diminati pasar pada
akhirnya dapat dilirik dan dibaca para pembaca yang menjadi target
Anda.
Milikilah standar tertentu dalam menulis. Sebagai penulis Kristen,
Alkitab merupakan standar yang harus dipegang teguh dalam menulis.
Tetapkan standar bahwa kita menulis untuk memberikan secercah
terang, memberi penghiburan, dan menjadi perpanjangan tangan
kebenaran yang seharusnya diketahui pembaca. Penulis Kristen adalah
utusan Kristus yang melakukan pekerjaan-Nya lewat tulisan.
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16)
Selamat menulis untuk pembaca.
______________________________ARTIKEL 2_______________________________
MENGENALI PEMBACA
Jika Anda ingin pembaca Anda merasakan apa yang Anda rasakan, atau
memercayai apa yang Anda percayai, Anda harus menjalin sebuah
hubungan dengan mereka. Untuk mengembangkan hubungan semacam itu,
cari tahulah kesamaan yang Anda dan pembaca Anda miliki: asumsi,
sudut pandang, pengalaman, pengetahuan, dan latar belakang. Anda
kemudian dapat menggunakan kesamaan itu sebagai jembatan menuju
pengalaman atau pemikiran yang tidak Anda ungkapkan.
Saat Anda memikirkan karakteristik pembaca Anda, coba uji apakah
Anda dapat mengelompokkan pembaca menurut seberapa banyak yang
mereka tahu tentang subjek tulisan Anda dan kemungkinan reaksi yang
muncul terhadap tulisan Anda.
1. Pembaca Umum
Penulisan yang ditujukan untuk pembaca umum tidak menanggung
tingkat pengetahuan khusus tentang subjek atau pokok penulisan.
Pembaca ini mungkin bekerja dengan spesialisasi tinggi dan
memiliki sejumlah minat tertentu, namun saat pembaca seperti ini
menyimak majalah dengan beragam rubrik, seperti Ebony, Newsweek,
People, Psychology Today, Sports Illustrated, atau National
Geographic, mereka berharap menemukan artikel yang ditulis dalam
bahasa standar nonteknis yang dapat dengan mudah dipahami, dengan
definisi dan penjelasan yang disediakan untuk istilah-istilah
tidak umum. Mereka seperti Anda; mereka ingin mendapat informasi
tanpa harus menguasai bidang tertentu.
2. Pembaca dengan Spesialisasi
Penulis dapat mengambil keuntungan dari minat pembaca pada
spesialisasinya serta tingkat pengetahuan tertentu mengenai hal
tersebut. Pembaca seperti ini dapat memahami informasi, gagasan,
dan bahasa khusus, atau jargon, yang tidak akan cocok ditujukan
pada pembaca umum. Kini, banyak majalah yang diterbitkan untuk
pembaca yang memiliki minat pada suatu bidang khusus tertentu,
antara lain Antique Monthly, Chemical and Engineering News, The
Chronicle of Higher Education, Model Railroder, Industrial
Marketing, Journal of American History, dan Indiana Farmer.
3. Pembaca Pemula dan Ahli
Salah satu tugas Anda sebagai penulis adalah memperkirakan
tingkat keahlian pembaca Anda. Bahkan di antara pembaca yang
memiliki spesialisasi, mungkin terdapat tingkat keahlian yang
benar-benar berbeda. Seorang pembaca sebuah esai mengenai
komputer mungkin baru saja membeli sebuah komputer; yang lain
mungkin sudah memiliki komputer selama bertahun-tahun. Biasanya,
lebih sulit untuk menulis bagi semua tingkat pembaca karena Anda
harus mendefinisikan lebih banyak istilah dan menyertakan lebih
banyak penjelasan daripada yang pembaca ahli butuhkan. Ketika
merencanakan tulisan, cobalah untuk menentukan seberapa luas dan
dalam pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mengenai subjek
tulisan Anda.
4. Pembaca yang Yakin, Netral, dan Skeptis
Jika pembaca Anda sepertinya memahami pemikiran Anda, penulisan
yang Anda lakukan akan lebih mudah daripada jika pembaca Anda
butuh diyakinkan. Menemukan kesamaan antara Anda dan pembaca Anda
bisa membantu meredakan perbedaan pemikiran dan mendasari sebuah
kesamaan pendapat. Tentu saja, bahkan seorang pembaca yang
sepertinya tertarik dengan topik Anda dan setuju dengan apa yang
harus Anda katakan tentang topik itu, pantas menerima informasi
dan keterampilan menulis Anda yang paling baik. Namun, seorang
pembaca skeptis menuntut pemikiran dan penulisan saksama
tertentu. Anda akan, misalnya, harus memberikan pembaca skeptis
lebih banyak bukti untuk mendukung pemikiran Anda daripada yang
dibutuhkan para pembaca yang tak skeptis. (t/Dian)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama buku: Handbook for Writers
Judul bab: The Process of Writing: Planning
Penulis: Melinda G. Kramer, Glenn Legget, dan C. David Mead
Penerbit: Prentice Hall, New Jersey 1995
Halaman: 16 -- 17
_________________________________TIPS_________________________________
CARA MENGENALI PEMBACA ANDA
Ditulis oleh: Puji Arya Yanti
Mengenali pembaca ikut menentukan apakah nantinya tulisan Anda akan
dibaca orang atau tidak. Setelah mengenali pembaca, penulis juga
perlu menentukan isi, cara mengemas, dan cara menyampaikan pesan
dalam tulisannya. Berikut ini langkah-langkah untuk mengenali
pembaca sebelum Anda menulis.
1. Siapakah pembaca tulisan Anda?
Tentukan dan pilih siapa yang akan menjadi pembaca tulisan Anda.
Hal ini sebaiknya Anda lakukan sebelum menulis karena akan
memengaruhi hasil tulisan Anda. Apakah mereka anak-anak, orang
dewasa, laki-laki atau perempuan, apa profesinya, dan setiap hal
yang melatarbelakangi calon pembaca tulisan Anda.
Pertimbangkanlah semua itu sebelum Anda menulis.
2. Apakah yang menjadi kesukaan pembaca.
Setelah menentukan target pembaca Anda, selidiki pula hal-hal
yang disukai target pembaca Anda. Contohnya, anak-anak lebih
menyukai cerita-cerita atau dongeng dibanding tulisan-tulisan
ilmiah. Seorang perempuan lebih menyukai tulisan dalam bidang
kecantikan dibanding laki-laki. Seorang petani lebih menyukai
tulisan tentang tanaman dibanding seorang insinyur.
3. Tentukan bentuk tulisan yang akan Anda pakai.
Sajikan tulisan-tulisan Anda dalam bentuk yang sesuai. Berikut
ini adalah beberapa bentuk tulisan.
- Narasi
Tulisan dihadirkan sedemikian rupa, seolah-olah hidup dalam
imanjinasi pembaca.
- Deskripsi
Tulisan dihadirkan berupa penjelasan sehingga pembaca
seolah-olah terlibat di dalamnya dan merasakan apa yang
ditangkap oleh alat indranya.
- Argumentasi
Tulisan bentuk ini dapat memancing pembaca mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi.
Ketiga bentuk di atas tidak harus berdiri sendiri atau dapat
dipadukan sehingga pembaca semakin mengerti maksud gagasan
penulis yang disampaikan dalam tulisan.
4. Belajarlah dari tulisan yang ada sebelumnya.
Tentunya ada banyak tulisan bagus yang sesuai dengan target
pembaca yang sudah pernah terbit di sekitar Anda. Belajarlah dari
tulisan-tulisan tersebut agar pengetahuan dan keterampilan
menulis Anda semakin bertambah. Ke depannya, Anda dapat
menghasilkan tulisan yang disukai dan digemari pula oleh pembaca
Anda.
Meskipun mengenali pembaca ini dilakukan agar tulisan kita dibaca
sehingga kita dapat menulis sesuatu yang mereka sukai, namun sebagai
penulis kita tetap harus bertanggung jawab dengan apa yang kita
tulis. Kita harus tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang
sesuai dengan kebenaran. Tidak melulu hanya mengikuti sesuatu yang
marak di pasaran.
____________________________TOKOH PENULIS_____________________________
TUHAN PARA PENJAGA CINCIN (J.R.R. TOLKIEN)
Mungkin setelah difilmkan, tidak ada lagi orang yang tidak mengenal
epik paling populer abad ini, "The Lord of the Rings". Kisah yang
mengambil latar masa prasejarah dan menggambarkan dunia mungil
orang-orang Hobbit dalam realitas manusia ini, bahkan kepopulerannya
hampir mengalahkan novel anak-anak terlaris abad ini, Harry Potter.
Kepopuleran "The Lord of the Rings" bukan saja karena kini epos itu
dicetak ulang dan telah diterjemahkan penerbit Gramedia, tetapi
karena bagi penikmat dan pemerhati sastra, khususnya sastra Inggris
klasik, Tolkien bukanlah nama yang asing. Melalui epos tiga seri
itu, ia meraih kepopuleran puncak selain kariernya yang melangit
sebagai pakar bahasa dan sastra Inggris.
Ia memang penutur yang baik yang menemukan kedahsyatannya ketika
mendongeng untuk anak-anak. Gaya bertuturnya sangat menggugah rasa
ingin tahu anak-anak, terutama setelah bukunya, Mr. Bliss dan
Reverandom, yang menawarkan rasa baru, terbit. Kehebatannya adalah
membawa cerita ke dalam suasana klasik, mengalir dengan imajinasi
yang sangat liar membentang ke sudut yang tak terbayangkan; indah,
fantastis, dan menakjubkan. Semua itu mewujudkan dunia yang hadir
hanya dalam mimpi kanak-kanak.
Pecinta Cita Rasa Klasik
John Ronald Reuel Tolkien lahir di Bloemfoentein, Afrika Selatan, 3
Januari 1892. Ia mengalami masa kecil yang tidak bahagia. Ayahnya,
Arthur Reuel Tolkien, seorang pedagang, sosok yang mendampinginya
hanya empat tahun. Belum lagi puas bersama ibu dan Hillary, adiknya,
pada usia dua belas tahun, ia telah yatim piatu, sang ibu menyusul
ayahnya. Ia kemudian menumpang pada dua pamannya dari pihak ibu. Ini
keuntungan bagi Tolkien karena keluarga dari pihak ibu mengambil
bahasa Inggris klasik sebagai bahasa ibu. Cuma satu kekurangan
keluarga besar itu, selalu didera kemelaratan.
Sejak pindah ke Birmingham, Tolkien dan adiknya dikenalkan dengan
kehidupan gereja Roma. Di sinilah keduanya menemukan makna hidup.
Ia pun mengenal sosok Francis Morgan, orang tua yang selalu
mendengarkannya dan berfungsi sebagai ayahnya.
Morgan sendiri amat menyukai Tolkien, terutama karena kemampuannya
beradaptasi dengan bahasa Inggris klasik. Dalam usia yang masih
sangat muda, ia telah menguasai bahasa Yunani dan Latin. Ketika
remaja, ia bahkan sudah sangat piawai berbahasa Gothic dan
Finlandia. Hebatnya, semua jenis bahasa itu ia kuasai, baik bahasa
modern maupun klasik.
Kepiawaian ini yang membuat Tolkien mampu masuk dan beradaptasi
dengan berbagai kalangan. Salah satu teman korespondennya adalah
Edith Bradd, perempuan cantik tiga tahun lebih tua dari Tolkien,
yang diperkenalkan William Faulkner. Korespondensi mereka berkisar
tentang kritik sastra. Mereka terus bersuratan sampai tahun 1916.
Lima tahun sebelumnya, ia telah masuk pendidikan tinggi di Exeter
College, Oxford, dan meneruskan lagi di King Edwards College, khusus
untuk memerdalam sastra klasik. Di kampus yang terakhir ini, ia
makin giat memerdalam bahasa Jerman, Finlandia, dan Wales.
Sayangnya, ia tidak meneruskan minat itu dan mengubah haluan dengan
lebih fokus pada bahasa dan sastra Inggris ketika memasuki tahun
keempat di kampusnya. Penyebabnya adalah ia begitu terhipnotis
dengan sebilah puisi, "The Crist of Cynewulf". Akan tetapi, Tolkien
merasa dirinya bukanlah guru yang baik. Ia pun mengembara ke
Staffordshire untuk memerdalam bahasa Inggris klasik. Perjalanan
itu baru berakhir ketika ia dapat menikahi teman korespondensinya,
Edith Bradd, pada 22 Maret 1916 di Warwick.
Setahun menikah, ia didera sakit panjang dan baru sembuh di akhir
tahun 1918. Ia dipromosikan menjadi letnan atas jasanya melakukan
pendampingan di kamp penampungan Perang Dunia I. Akan tetapi, ia
tidak peduli dengan penghargaan itu. Ia lebih memilih menikmati
kehidupan pribadinya dengan Edith di daerah bebukitan, dengan saling
bercengkerama dan menari. Pada 16 November 1917, buah cinta mereka,
John Francis Reuel, lahir.
Sewaktu gencatan senjata Perang Dunia I ditandatangani pada 11
November 1918, ia telah tercatat sebagai pengajar di Oxford. Ia
masuk sebagai asisten leksiografi untuk proyek penerbitan kamus
Oxford English Dictionary. Ketika terlibat dalam proyek kamus inilah
ia menyadari bakat menulisnya yang amat besar.
Tolkien pun pindah haluan. Ia mengajar dan memersiapkan diri untuk
mewujudkan ide-ide yang acapkali melintasi kepalanya. Ia menulis
"The Father Christmas Letters" dan "The Monsters and the Critics and
Others Essay" yang memamerkan komposisi Inggris Wales dengan sangat
kental. Ia pun memetik sukses ketika mulai menduduki jabatan Merton
Professorship of English and Literature di Oxford tahun 1945. Namun,
sebelum itu trilogi "The Lord of the Rings: The Fellowship of the
Rings, The Two Towers, The Return of the King" telah terbit dan
meraih puncak penjualan dan popularitas. Keingintahuan pembaca
tentang dunia dan orang-orang Hobbit dalam trilogi itu sebelumnya
telah ia punahkan melalui novel "The Hobbit" yang terbit tahun 1937.
Kisah pengawalan pada sembilan cincin yang akan membuat dunia
terselamatkan itu membuat namanya diabadikan melalui buku terbaik
abad ini dalam sebuah jajak pendapat jaringan televisi Chanel 4
Inggris dan Waterstone, tahun 1997. Sayangnya, ketika keabadian
namanya itu ditorehkan, jasad Tolkien mungkin telah membatu setelah
ia meninggal dengan kemasyhuran pada 2 September 1973. Seperti
novelnya yang klasik, nama Tolkien pun kini juga klasik. Kita pun
tahu yang klasik pasti unik, sekaligus abadi.
Diambil dari:
Judul buku: Bayang Baur Sejarah
Judul artikel: Tuhan Para Penjaga Cincin
Penulis: Aulia A. Muhammad
Penerbit: Tiga Serangkai, Solo 2003
Halaman: 99 -- 101
_____________________________POJOK BAHASA_____________________________
TANDA PETIK ("...") DAN TANDA PETIK TUNGGAL (`...`)
Masih bingung dalam menggunakan tanda petik ("...") maupun tanda
petik tunggal (`...`). Penjelasan di bawah ini semoga menjawab
kebingungan Anda selama ini.
A. Tanda petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.", 2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku "Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat".
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman lima buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang memunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan
"cutbray".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tono, "Saya juga minta satu.", 5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu
sebabnya.
B. Tanda Petik Tunggal (`...`)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam
petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi `kring-kring` tadi?"
"Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, `Ibu,
Bapak pulang`, dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Bapak
Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya:
feed-back `balikan`
Diambil dari:
Judul buku: Pedomam Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dan Pedomam Umum Pembentukan Istilah
Judul bab: Pemakaian Tanda Baca
Judul artikel: Tanda Petik ("...") dan Tanda Petik Tunggal (`...`)
Penulis: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Penerbit: Yrama Widya, Bandung 2006
Halaman: 53 -- 54
___________________________SEPUTAR PELITAKU___________________________
DUNIA PENERJEMAHAN
http://pelitaku.sabda.org/forum?fid=19
Di dalam forum Pelitaku, terdapat juga topik Dunia Penerjemahan.
Topik ini disediakan bagi Anda yang meminati hal-hal seputar
penerjemahan, teori maupun praktiknya.
Di sini, Anda dapat mengirim topik-topik seputar dunia penerjemahan
yang ingin Anda diskusikan dengan anggota lainnya. Anda juga dapat
mengomentari topik-topik yang sudah ada. Namun, jangan lupa untuk
terlebih dahulu mendaftar menjadi anggota. Caranya mudah, silakan
masuk ke menu Daftar menjadi Pengguna dan silakan ikuti instruksi
yang ada.
Nah, tunggu apa lagi? Ayo saling membangun dan belajar tentang
penerjamahan lewat fasilitas yang sudah disediakan di situs Pelitaku
ini.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Puji Arya Yanti
Staf Redaksi: Davida Welni Dana
Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Kirim bahan/tanya: Kirim e-mail ke penulis(at)sabda.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs Pelitaku: http://pelitaku.sabda.org/
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum
Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |