|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-penulis/32 |
|
e-Penulis edisi 32 (13-6-2007)
|
|
______________________________________________________________________
e-Penulis
(Menulis untuk Melayani)
Edisi 032/Juni/2007
PELATIHAN MENULIS
-----------------
= DAFTAR ISI =
* Dari Redaksi
* Artikel : Manfaat Pelatihan Menulis Sebagai Pendukung
dalam Menulis
* Tips : Membentuk Kelompok Pelatihan Menulis
* Pojok Kata : EyD Itu Rumit?
* Stop Press : Fasilitas Forum di Situs Pelitaku
DARI REDAKSI
------------
Salam Sejahtera,
Apakah dalam meningkatkan kemampuan menulis sahabat penulis sering
kali mengikuti pelatihan, seminar, atau bengkel kerja seputar dunia
kepenulisan? Ataukah Anda tergabung dalam sebuah kelompok pelatihan
menulis? Jelas beberapa kegiatan tersebut sangat memberikan
kontribusi positif dalam mendukung dan semakin memperlengkapi
kemampuan Anda dalam menulis.
Pada edisi kali ini, kami sajikan sebuah topik tentang pelatihan
menulis. Apa dan bagaimana? Simak artikelnya tentang manfaat
pelatihan menulis sebagai pendukung dalam menulis dan selanjutnya
akan disambung dengan tips untuk membentuk kelompok pelatihan
menulis. Informasi Anda tentang penguasaan bahasa Indonesia dalam
hal ejaan juga akan semakin bertambah, simak selengkapnya di kolom
Pojok Kata. Simak juga info terbaru dari situs Pelitaku yang sayang
jika sahabat penulis lewatkan. Selamat menikmati edisi kali ini dan
kiranya bermanfaat. Tuhan memberkati.
Pimpinan Redaksi e-Penulis,
Kristina Dwi Lestari
ARTIKEL
-------
MANFAAT PELATIHAN MENULIS SEBAGAI PENDUKUNG DALAM MENULIS
Oleh: Kristina Dwi Lestari
Besarnya minat seseorang akan sebuah bidang terkadang memotivasi
orang tersebut untuk memperlengkapi dirinya dengan mengikuti
berbagai diklat, bengkel kerja (workshop), seminar, atau beberapa
pelatihan. Demikian halnya dalam dunia penulisan. Belakangan ini
pelatihan menulis banyak diselenggarakan oleh beberapa pihak.
Tujuannya ialah untuk memperlengkapi setiap peserta yang mempunyai
minat yang cukup besar dalam dunia penulisan.
Jenis Pelatihan Menulis
-----------------------
Ada beberapa jenis pelatihan menulis yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing anggota. Pada umumnya pelatihan tersebut
bisa menjadi pelatihan menulis fiksi dan nonfiksi. Pelatihan fiksi
dapat berupa pelatihan menulis novel, cerpen, puisi, sampai naskah
drama (skenario). Pelatihan nonfiksi yang dapat Anda ikuti, misalnya
pelatihan menulis artikel, opini, bahkan sampai pelatihan menulis
sebuah buku.
Salah satu pelatihan nonfiksi yang tampaknya cukup banyak digemari
ialah pelatihan jurnalistik. Untuk itu, Suroso, seorang dosen pada
Universitas Negeri Yogyakarta, mengusulkan paket pelatihan
jurnalistik yang meliputi disiplin keilmuan bidang bahasa, seperti
kuliah ragam bahasa jurnalistik dengan pokok bahasan seperti logika
bahasa, ekonomi kata (kalimat efektif, sesuai ragam pers), teknik
menulis atau mendeskripsikan kata, teknik wawancara, materi atau
sumber penulisan, fotografi jurnalistik, dan lain-lain. Penguasaan
dasar-dasar jurnalistik dengan pengembangan ke materi penulisan
berita, reportase, penulisan artikel, penulisan feature, sampai
teknik penguasaan fotografi juga dapat disajikan dalam sebuah
pelatihan jurnalistik.
Tujuan pelatihan jurnalistik ini adalah agar para peserta -- para
pekerja di bidang pers, lembaga-lembaga penerbitan, sampai
masyarakat awam -- yang mempunyai ketertarikan besar dalam dunia
penulisan jurnalistik menjadi lebih terampil untuk mencari fakta
dalam kegiatan investigasi, mendeskripsikan sebuah peristiwa, sampai
dengan menyebarluaskannya.
Pelatihan Menulis Sebagai Strategi Pembelajaran Menulis
-------------------------------------------------------
Naning Pranoto, salah seorang pakar penulisan kreatif, menyebutkan
bahwa modal paling utama yang diperlukan dari seseorang yang
mempunyai minat besar untuk menulis adalah dorongan yang besar untuk
menulis. Sayangnya, banyak pihak yang hanya ingin menjadi pengarang
atau penulis, namun tak kunjung menulis. Dalam hal ini, kedisiplinan
untuk menulis sangatlah penting. Oleh karenanya, sebuah pelatihan
dapat berfungsi sebagai tempat strategis untuk belajar menulis.
Pelatihan dapat dijadikan wadah untuk berlatih, meningkatkan
kreativitas, serta memberikan semangat bagi kita agar aktif menulis.
Pelatihan menulis merupakan suatu strategi pembelajaran menulis.
Oleh karena itu, sebuah pelatihan menulis haruslah bertujuan agar
keterampilan menulis dapat dicapai secara maksimal. Pelatihan
menulis memungkinkan kita tidak hanya terlatih dalam memusatkan
perhatian dalam membuat kalimat dengan aturan teknis, tetapi juga
terlatih untuk membentuk komposisi secara utuh dan bertahap yang
disesuaikan dengan kemampuan kita. Bagi para pemula, pelatihan
menulis ini bermanfaat sebagai strategi pembelajaran menulis secara
dasar. Selanjutnya bagi para penulis yang sudah mahir, kegiatan ini
akan semakin mempertajam keahliannya dalam menulis, baik teori,
maupun praktiknya.
Apa Manfaat Mengikuti Pelatihan Menulis?
----------------------------------------
Sebuah pelatihan menulis jelas memberikan kontribusi yang banyak
bagi kita. Terkadang beberapa pelatihan tidak hanya menyuguhkan
materi-materi pelatihan saja, akan tetapi juga praktik secara
langsung, baik dengan menyediakan perlengkapan pendukung pelatihan,
misalnya komputer, maupun langsung terjun ke lapangan untuk jenis
pelatihan tertentu. Dengan demikian, proses pelatihan akan semakin
mengena.
Berikut beberapa manfaat yang dapat kita peroleh ketika mengikuti
pelatihan menulis.
1. Mengembangkan minat dan motivasi dalam menulis.
Minat menulis dari setiap orang tentu berbeda-beda. Ada yang
berminat pada penulisan fiksi, ada pula pada penulisan nonfiksi.
Beberapa pandangan mengatakan bahwa minat kita dalam menulis
berbanding lurus dengan apa yang sering kita baca. Jika kita suka
membaca karya fiksi, kemungkinan minat kita dalam menulis karya
fiksi juga besar. Walaupun begitu, tidak ada salahnya jika kita
mengikuti pelatihan menulis yang lain, sepanjang itu membuat kita
semakin berkembang dan membuka wawasan kita akan dunia penulisan.
Minat menulis memang tidak terlepas dari motivasi. Motivasi
menjadi penting karena berkaitan dengan masa depan kita dalam
menulis. Itu sebabnya, pilihan minat tulisan, gaya yang ingin
diterapkan dalam tulisan, dan jenis tulisan yang ingin dicoba
ditulis secara rutin akan ikut terpengaruh sesuai dengan motivasi
kita dalam menulis. Dengan mengikuti pelatihan tersebut, motivasi
akan semakin terarah dan minat kita dalam menulis juga akan
berkembang secara maksimal.
2. Menambah wawasan dan membangkitkan kepercayaan diri dalam
menulis.
Sering kali para penulis pemula merasa tidak percaya diri ketika
hasil tulisannya harus dibaca, dinikmati, atau bahkan
dipublikasikan ke media. Pelatihan menulis dapat kita jadikan
tempat untuk membangkitkan kepercayaan diri kita, sebelum
memublikasikan tulisan kita. Lewat pelatihan menulis, minat dan
keterampilan dasar yang kita miliki akan semakin memadai.
Keduanya akan menimbulkan rasa percaya diri dan inisiatif dalam
menulis. Banyaknya diskusi atau pertanyaan dari para peserta akan
semakin membuka wawasan kita, misalnya pengalaman dalam menulis,
hambatan, atau lain sebagainya.
3. Memacu produktivitas dalam menghasilkan tulisan.
Pelatihan akan semakin memacu kita untuk menghasilkan suatu
tulisan yang nantinya dapat dipublikasikan ke media (blog,
majalah, surat kabar, jurnal, dan sebagainya, baik skala lokal,
maupun nasional), penerbit, dan tidak hanya menjadi publikasi
pribadi saja. Dewasa ini banyak
media yang membuka kesempatan bagi masyarakat luas dengan
memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengirimkan tulisan mereka
ke sebuah media. Bentuknya dapat bermacam-macam seperti penulisan
resensi, artikel, opini, bahkan sampai ke surat pembaca. Jelas
ini merupakan salah satu tujuan penting dari sebuah pelatihan
yang diselenggarakan. Jelas ini adalah sebuah kesempatan yang
harus kita gunakan.
4. Menjadi tempat belajar yang ideal dan efektif.
Pada dasarnya, pelatihan menulis merupakan tempat belajar yang
ideal dan efektif. Tidak sekadar mendapatkan materi, suatu waktu
kita juga akan berkesempatan untuk mempraktikkannya. Metode
pelatihan yang menggunakan ceramah, diskusi, dan pemberian tugas
akan semakin memperlengkapi Anda.
Di beberapa pelatihan, misalnya pelatihan penulisan jurnalistik,
metode yang sering digunakan ialah metode simulasi. Dalam
simulasi ini para peserta diberi tugas untuk mengelola sebuah
penerbitan, yang dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok. Dalam
satu kelompok tersebut ada yang berperan sebagai reporter,
redaktur, redaktur pelaksana, pewawancara, dan lain sebagainya.
Terkadang penyelenggara pelatihan juga menerapkan metode magang,
yaitu bekerja sama dengan pers atau beberapa industri penerbitan.
Tujuannya agar para peserta dapat merealisasikan hasil-hasil
tulisannya untuk dipublikasikan ke media. Dengan kata lain
penyelenggara pelatihan menjadi jembatan bagi para peserta
pelatihan kepada pihak media cetak maupun penerbit.
5. Mendapatkan penghargaan.
Penyelenggara pelatihan menulis, misalnya sebuah media penerbitan
surat kabar atau majalah, bisa saja memberikan apresiasi, yakni
dengan mengambil hasil tulisan dari peserta yang telah terseleksi
untuk dipublikasikan di media mereka. Hal ini bertujuan untuk
menghargai para peserta atas keseriusan mereka dalam mengikuti
pelatihan.
Nah, apakah rekan penulis masih berjuang sendiri dalam mewujudkan
impian untuk menjadi penulis atau pengarang? Kalau pelatihan
menulis, seminar, workshop, dan lain sebagainya dapat membantu Anda,
kenapa tidak mencoba mengikutinya? Silakan mengembangkan kemampuan
menulis Anda dengan mengikuti berbagai bentuk pelatihan menulis di
tempat Anda.
Sumber bacaan pendukung:
Adi, Pidekso. 1997. Pelatihan Menulis Sebagai Strategi Pembelajaran
dalam Pengajaran Menulis, dalam
http://www.malang.ac.id/jurnal/fs/bani/1997a.htm.
Pranoto, Naning. 2006. Proses Kreatif dan Mengolah Kata, dalam
http://www.rayakultura.net/wmview.php?ArtID=100.
Suroso. 2001. Menuju Pers Demokratis: Kritik atas Profesionalisme
Wartawan. Yogyakarta: Lembaga Studi dan Inovasi Pendidikan.
TIPS
----
MEMBENTUK KELOMPOK PELATIHAN MENULIS
Oleh: Puji Arya Yanti
Selain belajar dan praktik secara mandiri untuk memantapkan diri
sebagai seorang penulis, calon penulis juga memerlukan sebuah
komunitas yang mendukungnya untuk terus menulis. Komunitas tersebut
juga akan memberi semangat tatkala kebosanan mulai menghinggapi
dirinya. Meskipun tidak semua penulis handal lahir dari
kelompok-kelompok ini, namun tidak sedikit pula penulis handal yang
lahir melaluinya, sebut saja C.S. Lewis atau J.R.R. Tolkien yang
dulunya tergabung dalam sebuah kelompok bernama Inklinks, yang
dijadikan tempat diskusi dan wadah yang mematangkan mereka dalam
berkarya.
Jika Anda tidak menemukan komunitas pelatihan menulis untuk diikuti
di lingkungan tempat tinggal Anda, membentuk kelompok pelatihan
menulis menjadi sebuah solusi yang sebenarnya dapat Anda
realisasikan. Berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda ikuti untuk
mewujudkannya.
1. Tentukan arah dan tujuan kelompok pelatihan menulis Anda.
Tentukan kelompok pelatihan menulis seperti apa yang ingin Anda
bentuk. Pelatihan menulisnya bisa berupa pelatihan menulis fiksi
(cerpen, puisi, dsb.), nonfiksi (feature, resensi, artikel,
dsb.), atau pelatihan yang mencakup semua jenis tulisan. Hal ini
penting ditetapkan untuk menentukan anggota, persiapan bahan
latihan yang digunakan, serta hasil yang ingin dicapai dalam
pelatihan menulis tersebut. Tujuan dibentuknya kelompok menulis
juga harus jelas. Misalnya, membentuk wadah untuk saling belajar
dan saling dukung dalam upaya mewujudkan diri menjadi seorang
penulis.
2. Rekrutlah anggota kelompok menulis Anda.
Kelompok menulis Anda tidak memerlukan banyak anggota. Karena
justru pembelajaran dalam kelompok kecil akan lebih efektif dan
terfokus. Ajaklah teman-teman Anda yang tinggal dalam satu
lingkungan untuk memudahkan pertemuan. Rekrut anggota yang
mempunyai minat yang sama dalam dunia tulis-menulis dan mempunyai
kerinduan untuk mewujudkan diri menjadi penulis atau pengarang.
Mereka inilah yang nantinya akan senantiasa mendukung proses
pelatihan menulis yang Anda bentuk.
3. Tentukan metode pelatihan menulis Anda.
Setelah anggota terkumpul, tentukanlah metode yang akan
diterapkan dalam kelompok Anda. Bicarakanlah hal ini dengan semua
anggota kelompok. Metode yang bisa dilakukan, misalnya dengan
menggunakan metode diskusi. Alternatif metode lain dapat berupa
ceramah, metode presentasi, dan pemberian tugas kepada kelompok
menulis Anda. Metode-metode itu juga dirasa dapat menolong
anggota kelompok menulis untuk semakin berkembang.
Tidak hanya berhenti pada metode saja, para anggota kelompok
selanjutnya dapat melanjutkan kegiatan ini dengan mulai
merealisasikan suatu tulisan dan mengumpulkan hasilnya untuk
dijadikan sebuah publikasi, seperti newsletter, atau bahkan
majalah intern kelompok Anda.
4. Siapkan bahan yang diperlukan.
Jika semua anggota belum mempunyai pengalaman dan menguasai teori
tentang menulis, buku-buku atau bahan-bahan seputar dunia
tulis-menulis sangat diperlukan untuk proses pembelajaran dalam
pelatihan menulis. Bisa juga dengan membuat kliping dari contoh
tulisan orang lain yang ada di media massa, baik surat kabar,
majalah, dan sebagainya. Tidak ada salahnya jika sesekali
mendiskusikan hasil tulisan orang lain untuk dijadikan acuan
dalam kita menulis, selagi itu menambah produktivitas kelompok
pelatihan menulis Anda. Hasil tulisan yang dikliping bisa
bermacam-macam, misalnya saja tulisan dalam bentuk opini,
artikel, cerita pendek, atau resensi. Mendiskusikan buku-buku
umum juga akan mendukung kelompok Anda dalam mengembangkan
wawasan yang tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berkaitan
dengan penulisan saja.
5. Tentukan jadwal pertemuan.
Jangan lupa untuk menentukan jadwal pertemuan pelatihan penulis.
Carilah waktu yang memungkinkan berkumpulnya seluruh anggota
kelompok. Pertemuan dapat diadakan sebulan sekali, dua minggu
sekali, atau seminggu sekali pada jam yang ditentukan, tergantung
kesepakatan anggota kelompok. Namun, upayakan agar jarak dengan
pertemuan berikutnya tidak terlalu lama. Usahakan pula agar semua
anggota dapat hadir dalam setiap pertemuan. Namun, untuk
mengantisipasi ketidakhadiran seorang anggota, biasakanlah
menyiapkan ringkasan materi setiap pertemuan. Dengan demikian,
setiap anggota tidak akan ketinggalan informasi dalam pelatihan.
6. Mulailah menghasilkan dan memublikasikan hasil karya.
Setelah kelompok pelatihan menulis Anda berjalan dengan baik dan
lancar, cobalah untuk membawa hasil tulisan dari setiap anggota
kelompok untuk dipublikasikan kepada umum. Setiap anggota
kelompok pelatihan menulis diwajibkan untuk menghasilkan karya
dan memublikasikannya. Ini menjadi tujuan dari pelatihan, yaitu
membantu setiap anggota untuk memublikasikan karyanya.
Pilih media yang bisa dan cocok menjadi tujuan pengiriman hasil
karya anggota. Mulailah dari media lokal dulu, setelah itu ke
media berskala nasional atau malah international. Sebelum
dikirim, sebaiknya karya tersebut didiskusikan dan dikoreksi
oleh anggota lainnya dulu sehingga menjadi karya yang lebih baik
lagi. Setelah karya tersebut siap, jangan tunda untuk
mengirimkannya ke media yang sudah ditentukan. Jangan menyerah
seandainya karya Anda tidak dimuat, teruslah mencoba dan berlatih
dengan anggota lainnya untuk menghasilkan karya yang lebih baik
lagi.
Setiap hasil yang ingin dicapai tentu harus dibarengi dengan usaha
keras. Namun, kelompok menulis Anda akan mendukung Anda dan anggota
lainnya untuk bertumbuh dan semakin mahir dalam dunia tulis-menulis
dengan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri, dan
tentu saja, bagi para pembaca karya Anda. Selamat belajar, berlatih,
dan membaca.
Sumber bacaan:
Marco. Seberapa Pentingkah Keberadaan Komunitas bagi Penulis?, dalam
http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/026.
Sutomo, Cahya. Yang Perlu Dipikirkan dalam Membentuk Sebuah
Komunitas, dalam http://pelitaku.sabda.org/node/241.
Trexler, Robert dan Jennifer Trafton. Fakta-Fakta Menarik dan Unik
tentang C.S. Lewis, dalam http://pelitaku.sabda.org/node/201.
POJOK KATA
----------
EYD ITU RUMIT?
Harus diakui memang, EyD sering membuat kita kelabakan ketika harus
berhadapan dengannya. Bayangkan saja, kita harus mengerti dan
menguasai penggunaan huruf kapital dan huruf kecil, yang hingga
sekarang mungkin masih sering membingungkan. Ada pula masalah
penggunaan tanda baca yang terdiri dari tanda titik (.), tanda koma
(,), titik dua (:), tanda petik ganda ("), tanda petik tunggal (`),
atau tanda pisah (-–) yang sering disalahmengerti dengan tanda
hubung (-). Atau ketika kita berhadapan dengan aspek morfologi, kita
masih sulit menentukan mana yang benar, misalnya, "mempercayai" dan
"memercayai"; "mempengaruhi" dan "memengaruhi".
Lalu, bagaimana kita bisa mengasah kemampuan EyD kita? Rasanya tidak
ada cara lain selain banyak berlatih dan banyak mengaplikasikannya.
Sebab ketika memahami prinsip penggunaan tanda titik, misalnya, kita
tidak akan ragu untuk menggunakan tanda titik di posisi yang benar.
Ketika memahami bahwa fungsi tanda pisah jelas berbeda dengan tanda
hubung, kita tidak akan menggunakan tanda hubung (-) sebagai tanda
pisah yang ditandai dengan dua tanda hubung atau sebuah garis
panjang.
Mungkin langkah yang patut dicoba adalah sebagai berikut.
1. Pelajari salah satu aspek dari EyD, misalnya aspek penggunaan
huruf kapital.
2. Baca butir-butir dari aspek tersebut berulang kali.
3. Cobalah mengikuti kaidah yang ditentukan dalam kalimat yang Anda
buat sendiri.
4. Coba amati bahan bacaan tertentu, amati perilaku EyD yang
digunakan dalam bahan bacaan tersebut.
5. Periksa apakah bahan bacaan Anda tersebut mengikuti kaidah EyD
atau tidak.
6. Fokuskan perhatian Anda hanya pada aspek ejaan yang hendak Anda
pelajari; bila Anda mempelajari penggunaan huruf kapital, amati
saja bagaimana bahan bacaan Anda menerapkan kaidah mengenai
huruf kapital tersebut.
7. Cobalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang salah.
Langkah-langkah sederhana tersebut perlu diulang berkali-kali hingga
kita benar-benar menguasai dan memahami perilaku tanda baca atau
aspek ejaan tertentu. Silakan terapkan hal-hal tersebut untuk aspek
ejaan lainnya.
Dikutip dan diedit dari:
Situs : Corat-Coret Bahasa
Penulis : Indonesiasaram
Alamat URL: http://indonesiasaram.wordpress.com/2007/03/02/eyd-itu-rumit/
STOP PRESS
----------
FASILITAS FORUM DI SITUS PELITAKU
Sahabat Penulis, kini situs Pelitaku telah dilengkapi dengan sebuah
forum diskusi untuk bersama-sama membicarakan berbagai permasalahan
dan untuk saling bertukar pikiran. Kami menyediakan tiga kategori
utama, yang masih dibagi atas beberapa subkategori. Tiga kategori
tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Publikasi e-Penulis
Melalui kategori ini Anda dapat mendiskusikan berbagai topik
yang diangkat oleh redaksi e-Penulis, termasuk jika Anda memiliki
pertanyaan atau masukan untuk e-Penulis.
2. Ayo Menulis!
Pada bagian ini Anda dapat berdiskusi tentang berbagai hal
seputar tulis-menulis, bagaimana cara menulis, cara mengirimkan
artikel ke media massa, beberapa aturan ejaan yang harus
diperhatikan dalam menulis, atau berbagai tips seputar kegiatan
proses penulisan.
3. Umum
Di kategori ini, Anda dapat mengirimkan berbagai informasi
seputar penulisan, seperti lomba tulis-menulis, berbagai seminar
tentang tulis-menulis, dan informasi tentang perkembangan terbaru
dari dunia penulisan.
Ayo! Segeralah manfaatkan keberadaan forum tersebut sebagai tempat
berinteraksi antar anggota dengan topik seputar dunia penulisan.
Kami tunggu kiriman atau komentar Anda di alamat berikut.
==> http://pelitaku.sabda.org/forum
______________________________________________________________________
Penanggung jawab: Kristina Dwi Lestari
Kontributor : Puji Arya Yanti
Berlangganan : Kirim e-mail ke
subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti : Kirim e-mail ke
unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Kirim bahan : Kirim e-mail ke
staf-penulis(at)sabda.org
Arsip e-Penulis : http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs CWC : http://www.ylsa.org/cwc/
Situs Pelitaku : http://pelitaku.sabda.org/
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2007
YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |