Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/31

e-Leadership edisi 31 (12-6-2008)

Menghadapi Kegagalan

 

=============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JUNI 2008=============

  TOPIK: MENGHADAPI KEGAGALAN

  MENU SAJI
  EDITORIAL: Kegagalan Itu Selalu Terjadi
  ARTIKEL 1: Menghadapi Kegagalan
  ARTIKEL 2: Dapatkanlah Definisi Baru dari Kegagalan serta Sukses
  TIPS: Bagaimana Menghadapi Kegagalan
  INSPIRASI: Thomas Edison
  STOP PRESS: Memeroleh Berkat dan Bersaksi Lewat Publikasi Kisah

==================================**==================================
EDITORIAL

                     KEGAGALAN ITU SELALU TERJADI

  Semua manusia pernah gagal -- hanya Yesus satu-satunya manusia yang
  tidak pernah gagal. Kegagalan itu tidak hanya sekali kita temui,
  bahkan berkali-kali. Meskipun begitu, ada pepatah kuno mengatakan,
  "Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda." Saya rasa itu benar,
  asal kita mampu memetik pelajaran dari kegagalan tersebut. Tidak
  hanya itu, kita juga harus menyadari bahwa Tuhan dapat memakai
  kegagalan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

  Karena itu, dalam edisi Juni 2008 ini, Redaksi e-Leadership
  menyajikan hal-hal yang harus diketahui mengenai kegagalan dari
  sudut pandang Kristen, juga dari sudut pandang non-Kristen, yang
  tentunya tidak menentang prinsip kekristenan. Selain itu, bagaimana
  seharusnya sikap orang Kristen dalam menghadapi kegagalan, kami
  sajikan dalam kolom Tips. Kegagalan juga tidak dapat dihindari oleh
  Thomas Edison, seorang penemu besar. Kami harap kisahnya dapat
  menjadi inspirasi bagi Anda dalam menghadapi sebuah kegagalan.

  Kiranya apa yang kami sajikan dapat membantu Anda dalam memimpin dan
  menjalani hidup dengan lebih baik lagi. Jangan terus-menerus
  tenggelam dalam penyesalan karena kegagalan, belajarlah dari sebuah
  kegagalan dan berusahalah menjadi lebih baik, maka kesuksesan akan
  Anda tuai.

  Selamat menyimak!

  Pimpinan Redaksi e-Leadership,
  Dian Pradana

  "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan
  kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab
  TUHAN menopang tangannya."
  (Mazmur 37:23-24)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+37:23,24 >

==================================**==================================

    BANYAK ORANG GAGAL YANG TIDAK MENYADARI BETAPA DEKATNYA MEREKA
              DENGAN KESUKSESAN KETIKA MEREKA MENYERAH.

==================================**==================================
ARTIKEL 1

                         MENGHADAPI KEGAGALAN

  Adalah hal yang alami jika kita ingin sukses dalam hidup. Bukankah
  menyenangkan jika kita dapat mencapai tujuan-tujuan kita. Sebagai
  orang Kristen, kita akan sangat senang saat kita merasa kerja keras
  kita diberkati oleh Tuhan.

  Namun, kita juga sering mengalami kegagalan dalam kehidupan Kristen
  kita. Terkadang sesuatu nampak seperti sebuah kegagalan meski tidak
  bisa pula dikatakan kegagalan, dan kadang kegagalan itu hanyalah
  kegagalan kecil. Kita semua membuat kesalahan. Tanpa kegagalan, kita
  tidak akan pernah belajar. Tanpa kegagalan, Tuhan tidak akan pernah
  bisa benar-benar memulai karya-Nya dalam hidup kita. Tapi bukan
  berarti kita harus mencoba untuk gagal! Tuhan ingin agar kita sukses
  -- tapi kesuksesan menurut-Nya kadang-kadang tidak sama dengan
  ukuran kita akan sebuah kesuksesan.

  Seperti sebuah kata-kata bijak: "Jika Anda sudah mencoba melakukan
  sesuatu dan gagal, Anda jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa
  pun, namun meraih kesuksesan."

  Ingat dalam Lukas 5:1-11 saat Yesus menyuruh Simon untuk melemparkan
  jalanya lagi ke laut. Simon mengaku bahwa ia gagal menangkap ikan.
  Mereka sudah mencoba sepanjang malam dan tidak mendapat ikan sama
  sekali. Namun, Simon taat pada Yesus dan menangkap banyak sekali
  ikan dengan jala yang dilemparkannya ke laut.

  Pada akhirnya, sukses dan kegagalan bukanlah masalah utama bagi
  hidup Kristen. Namun masalah utamanya adalah ketaatan kita pada
  perintah Tuhan. Ketaatan pada akhirnya akan berbuah berkat-berkat
  yang dari Tuhan -- kesuksesan menurut-Nya. (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: John Mark Ministries
  Judul asli artikel: Dealing With Failure
  Penulis: Kim Thoday
  Alamat URL: http://jmm.aaa.net.au/articles/2725.htm

==================================**==================================
ARTIKEL 2

        DAPATKANLAH DEFINISI BARU DARI KEGAGALAN SERTA SUKSES
                  Diringkas oleh: Puji Arya Yanti

  Perbedaan antara kebesaran dengan yang biasa-biasa saja, sering kali
  terletak pada bagaimana seorang individu memandang kekeliruan.
  (NELSON BOSWELL)

  Seorang pemain "baseball" liga besar untuk yang kelima kalinya gagal
  mencetak gol di Montreal, hal tersebut berarti menjadi kegagalan 133
  kalinya dalam karier profesionalnya pada 6 Agustus 1999.

  Apakah pemain tersebut berkecil hati dan merasa gagal malam itu?
  Tidak. Karena dalam pertandingan yang sama, ia telah mencetak gol
  ke-3.000 kalinya. Sebuah prestasi yang hanya pernah dicapai oleh dua
  puluh satu pemain lainnya dalam sejarah "baseball". Pemain tersebut
  adalah Tony Gwynn dari San Diego Padres.

BAGAIMANAKAH ANDA MENDEFINISIKAN KEGAGALAN?
  Salah satu persoalan terbesar yang dihadapi orang dengan kegagalan
  adalah bahwa mereka terlalu cepat menilai situasi-situasi tersendiri
  dalam hidup mereka dan mengecapnya sebagai kegagalan. Sebenarnya,
  mereka perlu mengingat gambaran besarnya. Seseorang seperti Tony
  Gwynn tidaklah memandang kegagalannya mencetak gol sebagai suatu
  kegagalan. Ia memandangnya dalam konteks gambaran besarnya.
  Perspektifnya membawa kepada ketekunan. Ketekunannya membawa kepada
  daya tahan. Dan daya tahannya memberinya kesempatan untuk meraih
  sukses.

KEGAGALAN BUKANLAH ....
  Ketika Anda mengubah perspektif tentang kegagalan, Anda akan
  terbantu untuk bertekun sehingga mencapai keinginan Anda. Jadi,
  bagaimanakah seharusnya kita menilai kegagalan?

  1. Orang Menyangka Kegagalan Itu Dapat Dihindarkan; Padahal Tidak.

     Semua orang pernah gagal, bersalah, dan membuat kekeliruan.
     Seperti halnya ungkapan Paus Alexander, "Bersalah itu manusiawi,
     mengampuni itu ilahi." Berikut ini disebut "Aturan sebagai
     Manusia", sebuah daftar yang menggambarkan dengan baik kondisi
     kita sebagai manusia.

     Aturan 1: Anda pasti akan mendapatkan pelajaran.
     Aturan 2: Kekeliruan itu tidak ada, yang ada hanyalah pelajaran.
     Aturan 3: Pelajaran akan diulangi hingga dipahami benar.
     Aturan 4: Jika pelajaran yang mudah tidak Anda pahami juga, akan
               menjadi semakin sulit. (Kepedihan adalah salah satu
               cara alam semesta menarik perhatian Anda.)
     Aturan 5: Anda akan tahu bahwa pelajarannya telah benar-benar
               Anda pahami jika tindakan Anda berubah.

  2. Orang Menyangka Kegagalan Itu Suatu Peristiwa; Padahal Bukan.

     Jika Anda gagal dalam suatu ujian, itu tidaklah berarti Anda
     gagal dalam suatu peristiwa. Sukses bukanlah suatu tujuan atau
     tempat yang akan Anda capai suatu hari nanti, melainkan suatu
     perjalanan. Apakah nantinya Anda akan sukses atau tidak adalah
     tergantung pada apa yang Anda lakukan hari demi hari. Dengan kata
     lain, sukses adalah suatu proses.

     Demikian juga kegagalan adalah suatu proses. Kegagalan bukanlah
     suatu tempat di mana Anda tiba. Sama halnya sukses bukan suatu
     peristiwa, demikian juga dengan kegagalan. Tidak seorang pun
     dapat menyimpulkan bahwa ia telah gagal sampai hembusan napas
     terakhirnya. Hingga saat itu, ia masih dalam proses, dan jurinya
     masih belum ada.

  3. Orang Menyangka Kegagalan Itu Objektif; Padahal Tidak.

     Jika Anda membuat kekeliruan, apakah yang menentukan bahwa
     tindakan tersebut adalah sebuah kegagalan atau bukan? Apakah Anda
     melihat besarnya persoalan yang timbul atau jumlah uang yang
     harus dikorbankan karenanya? Apakah ditentukan oleh seberapa jauh
     Anda dimarahi oleh bos atau dikritik oleh rekan sekerja Anda?
     Tidak. Kegagalan tidak ditentukan oleh hal-hal tersebut. Persepsi
     tentang kekeliruan serta respons Anda terhadapnyalah yang
     menentukan apakah tindakan Anda itu kegagalan atau bukan. Dan hal
     itu bersifat subjektif.

  4. Orang Menyangka Kegagalan Itulah Musuhnya; Padahal Bukan.

     Kebanyakan orang berusaha menghindari kegagalan seperti wabah
     penyakit. Mereka takut gagal. Namun, untuk meraih sukses
     diperlukan kegagalan. Orang yang memandang kegagalan sebagai
     musuh tertawan oleh mereka yang menaklukkan kegagalan. Amatilah
     setiap orang yang meraih prestasi, maka Anda akan menemukan orang
     yang tidak memandang kegagalan sebagai musuh. Hal itu benar dalam
     setiap jenis upaya. Ahli musik, Eloise Ristad, menekankan bahwa
     "jika kita memerbolehkan diri kita gagal, di saat yang sama kita
     memerbolehkan diri kita sukses".

  5. Orang Menyangka Kegagalan Itu Tak Mungkin Dibalikkan; Padahal
     Mungkin.

     Sebuah ungkapan kuno di Texas mengatakan: "Tak menjadi soal
     berapa banyak susu yang Anda tumpahkan asalkan Anda tidak
     kehilangan sapinya." Dengan kata lain, kekeliruan itu mungkin
     untuk dibalikkan. Persoalan datang hanya jika Anda hanya
     memandang susu yang tumpah dan bukan gambaran besarnya. Orang
     yang memiliki perspektif yang tepat menyangkut kegagalan tidaklah
     menjadi kecil hati karenanya. Peliharalah perspektif yang baik
     menyangkut segalanya. Setiap peristiwa, baik atau buruk, adalah
     suatu langkah kecil dalam proses menjalani kehidupan.

  6. Orang Menyangka Kegagalan Itu Suatu Tanda yang Memalukan; Padahal
     Bukan.

     Kekeliruan bukanlah tanda yang permanen. Seperti itulah
     seharusnya cara pandang kita terhadap kegagalan. Apabila Anda
     membuat kekeliruan, janganlah berkecil hati karenanya. Dan
     janganlah menganggapnya sebagai tanda yang memalukan. Jadikanlah
     setiap kegagalan sebagai langkah menuju sukses.

  7. Orang Menyangka Kegagalan Itu Final Sifatnya; Padahal Tidak.

     Sesuatu yang tampak sebagai kegagalan besar tidak perlu
     menghalangi Anda meraih prestasi. Renungkan cerita tentang Sergio
     Zyman, otak di balik New Coke. Sesuatu yang dipandang oleh Robert
     McMath, seorang konsultan pemasaran, sebagai salah satu kegagalan
     produk sepanjang zaman. Zyman, yang sukses memerkenalkan Diet
     Coke, memercayai bahwa Coca-Cola harus berani membalikkan
     kemerosotan pangsa pasarnya selama dua puluh tahun terhadap
     Pepsi. Dengan solusi tidak lagi menawarkan minuman yang telah
     populer selama hampir seratus tahun, mengubah formulanya, dan
     menawarkannya sebagai New Coke. Ternyata orang-orang membenci New
     Coke dan mengakibatkan Zyman harus meninggalkan perusahaan.

     Persoalannya dengan New Coke tidak mengecilkan hati Zyman. Ia
     tidak menganggap upayanya itu sebagai suatu kekeliruan maupun
     kegagalan. Ia mengatakan strategi itu memang tidak berhasil.
     Namun, totalitas dari langkah tersebut akhirnya membawa hasil
     yang positif. Kembalinya Coca-Cola Classic menjadikan perusahaan
     tersebut lebih kuat.

SEMUANYA TERGANTUNG PADA CARA ANDA MEMANDANGNYA
  Cobalah memandang segalanya dari perspektif yang benar. Jangan hanya
  memfokuskan perhatian pada titik ekstrim dari kesuksesan atau
  kegagalan, dan memusatkan perhatian pada peristiwa-peristiwa
  tertentu dalam hidup Anda. Jika hal itu Anda lakukan, Anda akan
  memiliki filosofi kehidupan seperti yang dimiliki oleh Rasul Paulus,
  yang dapat mengatakan, "Aku telah belajar mencukupkan diri dalam
  segala keadaan." Makna yang sangat dalam, mengingat Paulus sempat
  kandas kapalnya, dicambuki, dipukuli, dilempari batu, dan dipenjara.
  Lewat semua itu, imannya memungkinkannya memelihara perspektif yang
  benar. Paulus sadar bahwa selama ia melakukan apa yang harus
  dilakukannya, cap dirinya sebagai orang sukses ataupun pecundang
  tidaklah menjadi soal.

  Kehidupan setiap orang penuh dengan kekeliruan serta pengalaman yang
  negatif. Namun, orang-orang yang mengubah kegagalannya menjadi
  sebuah batu loncatan mampu memandang kekeliruan atau pengalaman
  negatif sebagai bagian yang biasa dari hidupnya, belajar darinya,
  dan kemudian maju terus. Mereka bertekun untuk mencapai maksud atau
  tujuan dalam hidupnya.

  Karena jalan menuju prestasi pasti melewati kegagalan. Kebenaran ini
  berdiri teguh di antara setiap manusia yang memunyai impian dengan
  tercapainya impian tersebut. Kabar baiknya adalah bahwa semua orang
  dapat berhasil melalui kegagalan. Terlalu banyak orang yang percaya
  bahwa seharusnya prosesnya mudah dan masing-masing kita harus
  membuat pilihan. Apakah kita bersedia selamanya tidur dan
  mati-matian menghindari kegagalan atau bangun dan menyadari bahwa
  kegagalan hanyalah harga yang harus dibayar untuk meraih sukses?

  Jika kita belajar memahami dan memakai definisi baru dari kegagalan
  itu, kita akan bebas melangkah maju dan mengubah kegagalan menjadi
  sebuah batu loncatan.

  Diringkas dari:
  Judul buku: Failing Forward
  Judul bab: Mendefinisikan Ulang Kegagalan serta Sukses
  Judul artikel: Dapatkanlah Definisi Baru dari Kegagalan serta Sukses
  Penulis: John C. Maxwell
  Penerjemah: Arvin Saputra
  Penerbit: Interaksara, Batam 2001
  Halaman: 33 -- 47

==================================**==================================
TIPS

                    BAGAIMANA MENGHADAPI KEGAGALAN
                     Diringkas oleh: Dian Pradana

  Berikut ini adalah beberapa langkah menghadapi kegagalan menurut
  prinsip Kristen.

  1. Terima fakta bahwa Tuhan memahami kegagalan Anda.

  Sangat sulit bagi kita untuk bertahan dalam menghadapi kegagalan
  jika Anda sendirian dan tidak seorang pun yang memahami kegagalan
  yang Anda alami. Faktanya memang demikian -- orang lain mungkin
  terkejut dengan kegagalan-kegagalan yang Anda alami dalam hidup,
  namun Tuhan tidak. Mazmur 103:13-14 mengatakan, "Seperti bapa sayang
  kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang
  takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa
  kita ini debu." Saat Tuhan melihat kehidupan dan kegagalan Anda, Ia
  tidak terkejut, Ia ingat dari apa Anda diciptakan, Ia tahu bahwa
  Anda mewarisi sifat dosa. Tuhan tidak terkejut akan
  kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam hidup manusia. Bahkan,
  berdasar pada orang-orang yang dipakai-Nya, saya rasa Ia lebih dari
  sekadar memahami kegagalan -- Ia memakai mereka! Ia memakai seorang
  pembohong dan membuatnya menjadi Bapa Orang Israel; Ia memakai
  seorang pembunuh yang penuh amarah dan membuatnya menjadi pemimpin
  Israel mengarungi gurun selama empat puluh tahun; Ia memakai seorang
  sundal, agak sulit untuk menemukan orang-orang yang tidak pernah
  mengalami kegagalan, yang akhirnya dipakai Tuhan dengan cara yang
  luar biasa. Tuhan tidak hanya tidak terkejut, Ia sebenarnya adalah
  ahlinya dalam menggunakan orang-orang yang gagal untuk merampungkan
  tujuan-tujuan-Nya. Yohanes 2:24-25 mengatakan, "Tetapi Yesus sendiri
  tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal
  mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian
  kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam
  hati manusia." Ayat itu semakin menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah
  terkejut dengan kegagalan Anda. Ia memahami kegagalan Anda jauh
  melebihi pemahaman Anda sendiri. Ia melihat kegagalan tersebut jauh
  sebelum melihatnya terjadi. Sungguh suatu hal yang menakjubkan
  karena Tuhan memahami kegagalan dan dosa Anda -- tidak peduli betapa
  buruknya itu! Itulah langkah pertama dalam menghadapi kegagalan
  Anda; terimalah bahwa Tuhan memahami kegagalan Anda.

  2. Percaya bahwa kasih dan pengampunan Allah dapat mengatasi
     kegagalan Anda.

  Percayalah bahwa seburuk apa pun dosa dan kegagalan Anda, kasih dan
  pengampunan Tuhan dapat mengatasinya. Yesaya 1:18 mengatakan,
  Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu
  merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun
  berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu
  domba. Ayat itu menggambarkan bahwa Tuhan adalah ahlinya dalam
  membersihkan  jiwa. Tidak peduli berapa lamanya jiwa Anda dinodai
  dengan kegagalan, tidak ada noda kegagalan yang mustahil untuk Tuhan
  basuh dan bersihkan. Roma 5:20 mengatakan, "Tetapi hukum Taurat
  ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana
  dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi
  berlimpah-limpah." Semakin kita berdosa, semakin Tuhan menunjukkan
  kebaikan dan pengampunan. Kasih dan pengampunan Tuhan dapat
  mengatasi kegagalan Anda. Seseorang berkata kepada seorang ahli
  teologi, Karl Bath, tentang apa yang akan dia katakan kepada Aldolf
  Hitler, dan ia menjawab: "Yesus telah mati untuk menebus dosa Anda."
  Ron Nikkel, kepala Prison Fellowship International, mengatakan
  kepada para napi, "Kita tidak tahu siapa di antara kita yang akan
  masuk surga. Yesus mengatakan bahwa akan ada banyak orang yang
  terkejut: `Tidak semua orang yang berseru, "Tuhan, Tuhan," akan
  masuk Kerajaan Surga.` Namun kita tahu bahwa beberapa pencuri dan
  pembunuh akan ada di sana. Yesus menjanjikan surga pada seorang
  pencuri di kayu salib, dan Rasul Paulus pun dulunya adalah seorang
  pembunuh." Anugerah itu tak terbatas! Kita tidak perlu kuatir bahwa
  dosa kita terlalu besar untuk Tuhan bersihkan. Paulus menulis dalam
  1 Timotius 1:13-15: "aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang
  penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya,
  karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar
  iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan
  limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
  Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: `Kristus Yesus
  datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,` dan di antara
  mereka akulah yang paling berdosa."

  Salah satu kebohongan terbesar iblis adalah bahwa dosa kita terlalu
  besar bagi anugerah Tuhan. Edwin Lutzer pernah mengatakan, "Kematian
  Kristus di kayu salib adalah untuk menebus semua dosa kita, dosa
  masa lalu, masa kini, dan masa depan. Setiap dosa yang akan kalian
  perbuat, telah ditebus. Tidak ada dosa yang Anda lakukan yang tidak
  termasuk dalam karya penebusan Kristus." Bahkan, katanya, "Blunder
  terbesar orang-orang Kristen bukanlah kegagalan mereka untuk hidup
  dalam Kristus, namun saat mereka tidak memahami pengampunan Tuhan
  atas dosa, kegagalan, dan kesalahan. Kita akan sukses saat kita
  memahami pembenaran Tuhan atas kegagalan kita." Saya mungkin akan
  terkejut dengan kegagalan yang Anda lakukan, tapi Tuhan tidak; saya
  mungkin tidak tahu, tapi Dia mengerti, dan kasih dan pengampunan-Nya
  dapat mengatasi apa yang telah Anda lakukan -- apa pun itu.
  Pengampunan Tuhan sama baiknya untuk dosa yang besar dan yang kecil.

  3. Akui kegagalan Anda kepada Tuhan. Dikatakan di 1 Yohanes 1:8-9,
     "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu
     diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika
     kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga
     Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
     dari segala kejahatan."

  Kata "pengakuan" berarti mengakui kegagalan kita kepada Tuhan. Saat
  kita datang mengaku dosa pada Tuhan, apa yang kita lakukan adalah
  mengaku pada-Nya tentang keadaan yang sebenarnya dan pada saat itu,
  Tuhan mengatakan, "Aku akan mengampunimu. Aku tidak akan membuatmu
  putus asa. Kapan pun, saat kamu mengaku dosa kepada-Ku, Aku akan
  mengampunimu dan memurnikanmu." Beberapa orang tidak melakukan hal
  ini. Mereka menganggap bahwa Tuhan adalah seorang raksasa yang tak
  sabar ingin segera menghempaskan mereka dengan penuh amarah.
  Faktanya, Tuhan tidak terkejut dengan kegagalan Anda. Kasih dan
  pengampunan Tuhan cukup besar untuk mengatasi kegagalan Anda dan
  Tuhan sudah berjanji bahwa Ia akan mengampuni dosa Anda -- seberapa
  pun besarnya itu -- saat Anda mengaku pada-Nya dan memohon
  ampunan-Nya. Beberapa dari Anda mungkin berpikir bahwa Tuhan sudah
  jera dengan Anda, namun Ia tidak pernah jera. Mungkin Anda lelah
  mengaku dosa pada-Nya, tapi Ia tak pernah lelah mendengar pengakuan
  Anda dan mengampuni Anda. Yesaya 44:22 mengatakan, "Aku telah
  menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan
  angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah
  kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau!" Tuhan tidak akan marah
  dengan Anda jika Anda hanya bergantung pada kematian Kristus.
  Pertanyaan-Nya sekarang, apakah Anda sudah mengampuni diri Anda
  sendiri? Jika Kristus telah menebus kegagalan Anda, mengapa Anda
  harus terus menyesalinya? Terimalah bahwa Tuhan memahami kegagalan
  Anda, percaya bahwa kasih dan pengampunan Tuhan dapat mengatasinya,
  dan akui kegagalan itu kepada-Nya.

  4. Cari tahu apa yang ingin Tuhan lakukan melalui kegagalan Anda.

  Anda akan berkata, "Apa maksudmu? Bagaimana Tuhan bisa berkarya
  melalui kegagalanku?" tapi apa yang tidak Anda sadari adalah bahwa
  Tuhan mampu menggunakan kesalahan, kelemahan, dan dosa kita. Ia
  adalah ahlinya dalam berkarya melalui kegagalan kita. Gordon
  MacDonald, seseorang yang pernah mengalami kegagalan besar, menulis,
  "Kegagalan besar biasanya adalah titik balik yang memandu orang
  menuju karakter, nyali, dan prestasi yang lebih besar dan berkuasa."
  Musa adalah seorang yang berpendidikan dan bertalenta, namun saat
  hidupnya hancur dan dibangun ulang, ia dipakai Tuhan luar biasa.
  "Dalam kepahitan, kegagalan, dan keputusasaan, Tuhan melakukan karya
  terbaik dalam hidup umatnya" (Gordon MacDonald) Ia tidak pernah
  membuang rasa sakit hati, juga kegagalan, Ia ingin memakai bahkan
  kegagalan kita dan mengubahnya menjadi sesuatu yang indah dalam
  hidup kita. Tuhan memahami kegagalan Anda, kasih dan pengampunan-Nya
  cukup besar mengatasi kegagalan Anda, dan terlebih lagi, Ia
  mengundang kita untuk mengakui kegagalan kita dan bahkan bertumbuh
  dari kegagalan kita dalam hidup. Mazmur 103:12 mengatakan, "Sejauh
  timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran
  kita." (t/Dian)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Nama situs: DashHouse.com
  Judul artikel asli: How to Handle Failure
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.dashhouse.com/sermons/1999/AM/990718.htm

==================================**==================================
INSPIRASI

                             THOMAS EDISON

  Siapa yang tidak kenal Thomas Edison? Orang yang sangat berjasa
  menerangi dunia ini adalah juga seorang penemu terbesar sepanjang
  masa. Ia memiliki lebih dari seribu hak paten.

  Apa yang membuat banyak orang begitu kagum kepadanya ialah sikapnya
  yang gigih ketika memerjuangkan sesuatu. Dalam proses menciptakan
  bola lampu, pria yang tidak pernah duduk di bangku perguruan tinggi
  ini mengalami kegagalan beribu-ribu kali. Konon mencapai 9.999 kali.
  Banyak orang yang ketika itu menyarankan agar ia menghentikan
  percobaannya, namun Edison pantang menyerah. Dan ketika ia berhasil
  menemukan bola lampu, seseorang bertanya kepadanya, "Pak Edison,
  kabarnya Anda gagal beribu-ribu kali sebelum berhasil, ya?"
  Mendengar pertanyaan itu, Edison dengan santai berujar, "Siapa
  bilang saya gagal? Saya sama sekali tidak gagal. Saya justru
  menemukan ribuan jenis bahan yang tidak dapat digunakan untuk
  membuat bola lampu."

  Bagaimana Anda memandang kegagalan? Apakah Anda menganggapnya
  sebagai akhir dari segalanya atau sebagai bagian dari proses
  mencapai impian Anda? Pilihannya ada di tangan Anda sendiri.

  Diambil dari:
  Judul buku: The Leadership Wisdom
  Penulis: Paulus Winarto
  Penerbit: PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2005
  Halaman: 179

==================================**==================================
STOP PRESS

        MEMEROLEH BERKAT DAN BERSAKSI LEWAT PUBLIKASI KISAH

  Ingin mewartakan kasih karunia Allah dan penyertaan-Nya yang luar
  biasa atas hidup Anda? Saatnya Anda bagikan keajaiban akan campur
  tangan Allah dalam setiap detik kehidupan Anda kepada saudara yang
  lain. Lewat publikasi Kisah, satu di antara publikasi-publikasi
  elektronik YLSA (http://www.sabda.org/publikasi/), Anda dapat
  berbagi berkat dan saling menguatkan lewat kesaksian yang Anda
  terima dan Anda kirim. Ayo, segeralah bergabung dan berbagian di
  dalamnya. Caranya sangat mudah! Untuk berlangganan, silakan kirim
  e-mail kosong ke alamat: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >.

  Untuk mengirim kesaksian ke Redaksi Kisah, kirim ke:
  < kisah(at)sabda.org >

  Jika ingin membaca edisi Kisah yang sudah diterbitkan, akses saja:
  ==> http://www.sabda.org/Kisah/arsip/

  Mari jadikan publikasi Kisah sebagai wadah penyampai berkat Anda
  dalam menyaksikan kasih karunia Allah kepada sesama.

==================================**==================================
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/
Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Puji Arya Yanti
e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Bahan ini dapat dibaca secara on-line di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
Copyright(c) 2008 oleh YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org